Sidang Kasus Payudara Implant PIP Digelar
17 April 2013Hampir tidak ada yang memicu ketakutan dan kekhawatiran begitu banyak perempuan belakangan ini seperti Jean-Claude Mas. Dengan perusahaan Poly Implant Prothese (PIP) warga Perancis itu bertahun-tahun secara ilegal memproduksi payudara implant dari silikon industri yang murah. Rabu (17/4) bersama dengan empat mantan pekerjanya, ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan pengadilan.
Pihak terdakwa dalam proses pengadilan raksasa yang melibatkan 300 pengacara didakwa membohongi konsumen dan terancam hukuman berat.
Bagi ribuan perempuan di dunia, proses itu menyangkut rasa keadilan. Maret 2010 mereka mengetahui kenyataan mengerikan, bahwa Implant PIP amat mudah robek dan oleh karenanya ditarik dari pasaran. Akhir tahun 2011 menyusul berita yang benar-benar mengerikan. Pihak kesehatan Perancis menyarankan kepada perempuan yang terlanjur operasi payudara menggunakan agar mengambil tindakan pengamanan dengan melakukan operasi pencabutan payudara implant PIP.
Di Jerman dan sejumlah negara lainnya tidak lama kemudian dikeluarkan pula anjuran serupa. Meskipun tidak terjadi robek, bisa muncul ancaman kesehatan berbahaya akibat silikon, demikian peringatan Institut Jerman untuk Obat-obatan dan Produk Medis (BfArM). Dampak yang mungkin terjadi adalah radang berat dan pembengkakan kelenjar limpa. "Sebuah mimpi buruk." Demikian komentar perempuan yang menggunakan implant PIP. Lebih dari 5000 perempuan telah mengajukan gugatan. Jumlah korban yang rinci tidak diketahui. Diperkirakan di dunia jumlahnya sampai setengah juta perempuan.
Banyak korban terutama mempertanyakan, bagaimana skandal itu bisa tidak terungkap sebegitu lama. Sekitar 1600 dari perempuan itu bersama-sama dengan perantara, tidak hanya menggugat PIP melainkan juga mengajukan gugatan sipil terhadap TÜV Rheinland. Mereka menuduh TÜV Rheinland yang mengeluarkan sertifikasi pengujian untuk implant itu melakukan kecerobohan dan mengajukan gugatan lewat pengadilan Perancis biaya ganti rugi 50 juta Euro.
Mas Juga Kelabui TÜV
Peluang untuk menang dalam proses itu tidak cukup bagus. TÜV membantah semua tuduhan dan melihat dirinya sebagai korban. TÜV Rheinland dalam proses pengadilan baru-baru ini di pengadilan Frankenthal negara bagian Jerman Rheinland-Pfalz berhasil memenangkan proses pengadilan dalam kasus tuntutan uang ganti rugi yang diajukan oleh seorang korban payudara implant asal Jerman.
Hakim dalam pengadilan itu menyimpulkan bahwa TÜV Rheinland tidak berkewajiban untuk melakukan pemeriksaan mendadak atau menguji sendiri produk itu. Tugas TÜV adalah mengkaji dokumen produk serta sistem kualitas manajemen perusahaan produsen.
Perusahaan pengkaji Jerman itu juga teringankan dengan keterangan pendiri PIP Mas yang saat ini berusia 73 tahun. Saat memberikan keterangan kepada penyidik, Mas mengakui bahwa ia bertahun-tahun dengan sadar memanipulasi TÜV. Untuk menutupi penipuan itu, ia secara rutin menyembunyikan dokumen dan kontainer mencurigakan dari pihak penguji. Ini tidak sulit, karena TÜV selalu menginformasikan kedatangannya 10 hari sebelum waktu pengkajian.