1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sidang Krisis UE di Brussel

1 September 2008

Hari ini (01/09) para kepala negara dan kepala pemerintahan UE membahas krisis di Kaukasus dan bentuk hubungan dengan Rusia di masa depan. Harapan apa yang dimiliki oleh Georgia dari pertemuan itu?

Bendera, simbol KTT UE.Foto: European Community, 2005

Penduduk Georgia menaruh harapan yang sangat tinggi. Beberapa menteri Georgia juga menuntut UE memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Tetapi Batu Kutelia, wakil menteri pertahanan Georgia, bersikap lebih hati-hati. Dikatakannya:

"Kami tidaklah dalam posisi untuk meneriakkan keinginan kami atau mendikte pandangan kami. Tetapi kami lihat Eropa dan demokrasi di dunia punya pandangan sama mengenai agresi Rusia terhadap sebuah negara berdaulat. Saya yakin, akan diambil langkah yang sesuai untuk menghentikan ambisi Rusia yang agresif dan memaksa Rusia untuk berdamai."

Tetapi Kutelia tidak mengemukakan langkah apa yang menurutnya sesuai. Pemerintah bersikap hati-hati. Atas pertanyaan seberapa besar bantuan keuangan yang diharapkan Georgia dari UE, Nino Kalandadze, wakil menteri luar negeri Georgia mengemukakan:

"Kami mengharapkan sebanyak mungkin yang dapat diberikan UE. Kami tidak menetapkan jumlahnya, tetapi ada semacam kesepakatan tentang pembentukan komisi bersama dan akan dikirimkan pula pakar UE untuk melihat sendiri wilayah-wilayah yang hancur. Dengan demikian dapat diketahui apa yang perlu dilakukan dan bagaimana jalannya proyek itu."

Konkritnya diperlukan bantuan bagi sekitar 4.500 pengungsi dari perang yang baru terjadi dan bantuan pembangunan kembali infrastruktur yang hancur. Sampai sekarang Georgia sendiri belum dapat memastikan seberapa besar kehancuran yang diderita. Karena, tidak ada yang bisa memasuki desa-desa yang diduduki Rusia. Akhir pekan lalu, Peter Semneby, seorang utusan khusus UE untuk Kaukasus baru saja berusaha mengunjungi sebuah desa di Ossetia Selatan, tetapi dia dicegah secara agresif oleh pasukan keamanan Ossetia Selatan:

Yang lebih penting dari sidang istimewa UE adalah KTT NATO mendatang, demikian dikatakan politisi oposisi Paata Tsakareishvili dari Partai Republik. Apakah saat itu Georgia akan memperoleh 'langkah-langkah menuju keanggotaan' atau tidak. Semua sependapat, bahwa Georgia memerlukan 'membership action plan' itu, tetapi Tsakareishvili memperingatkan:

"Pada saat bersamaan dunia barat harus memaksa Georgia menjadi negara demokratis. Georgia hanya punya satu peluang, bila melaksanakan pemilu yang bebas, adanya pengadilan yang independen, administrasi regional, parlemen yang independen, dan anggaran negara yang transparan. Kekuasaan penuh presiden harus dibatasi, dan anggaran militer diperkecil. Semua itu harus dituntut oleh Eropa secara mengikat."

Dalam sidang khusus di Brussel, UE hendaknya tidak merasa cukup hanya dengan mengeluarkan berbagai deklarasi dan memberikan sumbangan. Sudah waktunya Eropa mengamati dengan lebih teliti semuanya, termasuk pemerintah Georgia, demikian pendapat politisi oposisi Tsakareishvili.

Harapan pemerintah Georgia sebenarnya melampaui jangkauan sidang istimewa di Brussel dan lebih tertuju pada segi militer. Di Ossetia Selatan dan Abkhaza selama ini ditempatkan pasukan perdamaian Rusia. Georgia menginginkan kehadiran pasukan perdamaian internasional yang tidak beranggotakan tentara Rusia. Nino Kalandadze wakil menlu Georgia mengatakan:

"Kami tahu prosesnya makan waktu, tapi kami berharap, akan diambil keputusan yang positif. Dan kami secepat mungkin memperoleh pengamat internasional."

Tetapi UE hendaknya mengupayakan agar Rusia segera menarik pasukannya dari Georgia Tengah.

Kata Kalandadze selanjutnya:

"Itu yang paling penting. Kalau tidak, tidak ada yang dapat dilakukan. Baik oleh kami maupun oleh UE." (dgl)