Sinabung Meletus Lagi Kejutkan Pakar Vulkanologi
30 Agustus 2010Pemerintah menyiapkan lokasi-lokasi pengungsian baru untuk memecah kepadatan jumlah pengungsi yang terus meningkat setelah letusan kedua Gunung Sinabung Senin pagi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukan jumlah pengungsi sudah mencapai lebih dari 21 ribu orang dan diperkirakan akan terus bertambah.
Pengungsi Butuh Bantuan
Menurut Juru Bicara BNPB Prijadi Kardono tercatat delapan wilayah kantong pengungsi. Sebagian besar pengungsi ditampung di tempat terbuka, seperti lapangan dan jambur atau pendopo yang ada di desa-desa dan kecamatan sekitar Gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara.
“Jadi dari gedung -gedung yang digunakan ini masih terlalu padat juga. Jadi kami sekarang mulai mengirimkan tenda-tenda. Nanti kemungkinan akan ada pemecahan pengungsi, jadi sebagian nanti ada di lapangan, kita dirikan tenda-tenda disana, sebagian ada di gedung gedung itu. Ini supaya agak sedikit nyaman, sejak kemarin tenda-tenda juga sudah kita kirimkan, ada tenda ada selimut ada HT untuk komunikasi itu juga sudah kita kirimkan kesana.”
Prijadi Kardono mengungkapkan hari ini sejumlah bantuan seperti makanan, masker dan obat-obatan sudah mulai sampai ke lokasi. Tim SAR juga hampir menyelesaikan evakuasi bagi warga yang tinggal dalam radius bahaya sekitar enam kilometer dari gunung Sinabung dan memindahkannya ke tempat pengungsian yang aman.
Meski demikian, sejumlah pengungsi harus menghuni tempat pengungsian yang tidak layak. Selain lokasinya terbuka dan rawan debu vulkanik, sebagian besar lokasi pengungsian tak memiliki sanitasi yang layak, ungkap Koordinator Penggulangan Pengungsi, Sabar Perangin-angin:
“Sebagai contoh, itu kan ada jambur toiletnya cuma ada 2, karena selama ini tak dipakai terus-menerus. Ini penghuninya 3 ribu, tidak memungkinkan toiletnya itu. Tapi inilah sudah dibangun dari pihak Polri dan Angkatan Darat: Kalau selimut sudah terima, tapi tempat tidurnya, karpet segala, tikar-tikarnya itu masih dibutuhkan.”
Pengklasifikasian baru Gunung Berapi
Gunung Sinabung yang terletak 90 kilometer dari Kota Medan, terakhir meletus pada tahun 1600 lalu. Pemerintah kemudian memasukan Gunung ini ke dalam tipe B dan mengurangi aktivitas pemantauannya seperti pada gunung berapi aktif lain. Karena itu, letusan pada Minggu dan Senin ini, sangat mengejutkan para ahli dan menyulitkan perkiraaan kapan gunung ini akan normal kembali.
Kepala Bidang Evaluasi Potensi Bencana Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gatot Mochamad Soedrajat mengakui pihaknya masih memerlukan data lanjutan untuk memperkirakan, kapan gunung ini kembali normal. Betapapun ia mengungkapkan, pemerintah mengubah kebijakannya menyangkut klasifikasi gunung berapi setelah letusan gunung Sinabung ini : “Tadi malam juga kita rapat. Sekarang akan kita ambil satu kebijakan lagi, bahwa Gunung Api Type B akan kita pantau jadi prioritas. Jadi nanti semua gunung api Type B itu akan kita tingkatkan untuk dimonitor juga. Sekarang Type B itu ada sekitar 30-35 an, tak bisa disebutkan tiap provinsi tapi tersebar di seluruh Indonesia.“
Gunung berapi tipe B adalah gunung berapi yang sudah beratus-ratus tahun tidak terdeteksi aktivitas vulkanisnya, namun masih memiliki potensi meletus setiap saat.
Indonesia, adalah negera dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, dengan jumlah sekitar 130 gunung berapi aktif.
Zaki Amrullah
Editor : Ayu Purwaningsih