Sindrom Pasca Polio
27 Oktober 2013Di Jerman sejak 20 tahun dikenal sindrom pasca-polio. Ini adalah dampak dari penyakit polio, yang terjadi terutama pada anak-anak. Gejala kedua kasus itu sama: yakni kelumpuhan. Ini mempengaruhi hampir semua orang yang dulu pernah menderita polio pada puluhan tahun silam. Sebagian besar dari mereka menderita sindrom pasca-polio sekitar tiga puluh sampai empat puluh tahun yang lalu.
Kelumpuhan polio adalah penyakit neuromuskuler di mana saraf mengalami kerusakan. Dalam kondisi tak seberapa, fungsi yang rusak biasanya diambil alih oleh saraf lainnya. Ini baik untuk jangka waktu yang lama, tapi akhirnya kemudian dapat mengakibatkan saraf lain kelebihan beban, demikian dijelaskan spesialis polio Axel Ruetz: "Barulah kemudian kelumpuhan terjadi. Pasien selalu berusaha untuk melawan Polio dan bisa mengatasinya, tapi setelah 40 tahun semakin parah. Dan kemudian benar-benar mengalami apa yang pernah mereka derita."
Tidak semua orang beruntung
Penyakit ini ditularkan oleh virus polio. Infeksi terjadi melalui mulut atau hidung. Bahkan air liur dapat menyebarkan virus. Seseorang dapat juga terinfeksi dari benda dan makanan yang terkontaminasi. Dari mulut, virus menyebar ke saluran pencernaan dan akhirnya ke dalam pembuluh darah. Akibat polio, kerap terjadi kelumpuhan diagonal: kaki kanan dan lengan kiri - kaki kiri dan lengan kanan.
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memperlihatkan gejala. Meskipun ada virus dalam tubuh penderita, mereka tidak menyadarinya. Hal ini berlaku untuk 90 persen penderitanya. Mereka yang telah terinfeksi kemudian kebal terhadap patogen polio.
Perlindungan handal hanya dapat dilakukan lewat vaksinasi Sejak awal 1960-an telah ada vaksin polio yang diberikan kepada anak-anak dan berhasil: Jerman bebas polio sejak tahun 1998, demikian pula negara-negara di Eropa lainnya. Namun di beberapa belahan dunia lainnya infeksi tersebut masih ada, papar Axel Ruetz: "Ini banyak terjadi di negara-negara di Afrika dan Asia seperti Pakistan, Afghanistan, India, bahkan juga setelah tahun 2000, ketika WHO mendeklarasikan pemberantasan penyakit polio."
Polio muncul kembali
Banyak dari mereka yang telah menderita polio, benar-benar bebas dari gejala itu selama bertahun-tahun sampai mereka kemudian terkena sindrom pasca polio (PPS).
Kini diketahui bahwa sindrom pasca polio dapat disebabkan oleh beban yang berlebihan. Setelah mengalami penyakit yang melelahkan, pasien tentu senang jika kondisi klinis membaik dan mampu bergerak lebih leluasa.
Salah seorang penderita Hans-Joachim Wöbbeking dulu kaki kanannya terkena polio. Kaki kirinya yang sehat sekitar 10 cm lebih panjang. Penanganan pertama adalah mengimbangi kaki lewat bantuan sepatu ortopedi. Pada tahun 1980, ia dioperasi, kaki kirinya dipotong. Ia menceritakan: "Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya memakai sepatu. Saya membeli sepatu normal di toko dan mengencangkan talinya. Itu adalah pengalaman luar biasa."
Dia telah bekerja sebagai seorang insinyur pertambangan selama bertahun-tahun. Ia pun menjalani aktivitas lain seperti memanjat tebing. Namun dalam beberapa tahun terakhir, ia mengalami kesulitan. Butuh waktu lama untuk mendapatkan diagnosa yang tepat bagi Wöbbeking, yakni ia mengalami sindrom pasca polio. Dia mengalami gangguan pernapasan dan tidur, juga sering merasa lelah di siang hari. Sejak tahun 1995, ia hanya dapat bergerak dengan kursi roda.
Sebuah penyakit langka
Di Jerman, sekitar 70.000 orang mengalami sindrom pasca polio. Dengan demikian kondisi ini menjadi salah satu dari penyakit langka. Di Koblenz, Axel Ruetz telah mendirikan pelayanan ambulan pertama bagi penderita sindrom pasca polio. Kemudian pada tahun 2001, ia mendirikan klinik pertama bagi orang mengalami sindrom pasca polio, lengkap dengan dokter dan ambulans.
Pertanyaan yang kerap dilontarkan berkenaan sindrom pasca polio di antaranya: soal terapi khusus bagi penderita, bagaimana cara membantu pasien yang mengalami kesulitan bernafas, atau bantuan sehari-hari yang dapat diberikan bagi pasien. Semua ini dilakukan untuk membantu pasien. Tapi obat yang dapat menunda penyakit sindrom pasca polio atau bahkan menghentikannya masih belum ada.