1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAsia

Singapore Airshow Digelar di Tengah Wabah Omicron

14 Februari 2022

Pameran kedirgantaraan terbesar di Asia berlangsung di Singapura pekan ini. Sektor penerbangan berharap 2022 menandai titik balik, di mana sebelumnya aturan pembatasan membuat perusahaan maskapai berjuang untuk bertahan.

Singapore Airshow 2022
Singapore Airshow berlangsung di tengah sektor penerbangan Asia masih berjuang untuk pulih dari dampak pandemiFoto: Roslan Rahman/AFP

Acara pertunjukkan udara terbesar di Asia, Singapore Airshow, yang berlangsung setiap dua tahun akan kembali digelar pada Selasa (15/02). Ratusan maskapai penerbangan, produsen pesawat, dan pelaku industri lainnya akan "unjuk gigi" menampilkan peralatan hingga jaringan terbaru mereka.

Pandemi COVID-19— telah menjadi krisis terbesar yang pernah menyerang sektor ini — dan masih membayangi, para pemimpin industri mempertanyakan apakah perjalanan udara akan kembali bergeliat di Asia-Pasifik.

Sementara Amerika Serikat dan Eropa telah melonggarkan pembatasan dan tren perjalanan telah pulih, Asia tertinggal jauh di belakang, dengan pelarangan turis asing dan karantina wajib masih berlaku di banyak negara. Namun, ada tanda-tanda positif di tahun 2022, lantaran beberapa wilayah seperti Australia, Selandia Baru, dan Filipina, mencabut larangan pengunjung luar negeri.

Raksasa industri termasuk Airbus, Boeing, dan Rolls-Royce akan menghadiri acara Singapore AirshowFoto: Roslan Rahman/AFP

"Kami telah melihat pemulihan berangsur sangat baik di Amerika Utara dan Eropa ketika pembatasan dilonggarkan,” kata Kepala Asia-Pasifik  Airbus, Anand Stanley, pada sebuah forum sebelum pertunjukkan udara.

"Asia masih harus mengikuti jalur itu. Kami masih memiliki kemiripan dengan rezim berbasis karantina, penutupan perbatasan. Ini harus dicabut agar kebebasan bergerak kembali.”

Association of Asia Pacific Airlines (AAPA) menyoroti lambatnya pemulihan, di mana jumlah penumpang maskapai penerbangan di kawasan itu pada 2021 hanya mengangkut 16,7 juta orang atau hanya 4,4 persen dari volume yang terlihat pada 2019.

Banyak kendala untuk pulih

Meski masih berjuang melawan gelombang Omicron yang ganas, kemungkinan akan ada 600 perusahaan ambil bagian dalam Singapore Airshow, menurun dari 2020 yang mencapai 900.

Peserta yang berpartisipasi akan diminta melakukan tes COVID-19 setiap hari, masyarakat umum dilarang menghadiri serangkaian pertunjukan udara sebagai upaya pihak berwenang mengurangi risiko infeksi, dan sebagai gantinya pertunjukkan aerobatik akan disiarkan secara langsung.

Tim aerobatic Jupiter TNI AU melakukan show saat preview airshow, Minggu (13/02)Foto: Roslan Rahman/AFP

Pemain kunci seperti Boeing, Airbus, dan Rolls-Royce akan menghadiri pameran tersebut, yang akan menjadi kesempatan langka sebagai interaksi langsung dengan pelanggan untuk menghidupkan bisnis baru. Direktur Pelaksana Penyelenggara Pertunjukan Udara Experia, Leck Chet Lam mengatakan, acara tersebut tetap menjadi platform untuk menemukan solusi "sehingga kita bisa siap untuk pemulihan”.

"Kami mulai melihat "tunas hijau" di industri ... Jumlah penumpang naik, frekuensi penerbangan naik,” katanya.

Untuk industri, satu-satunya cara bagi Asia untuk memetakan arah pemulihan semacam itu adalah jika pemerintah akhirnya mencabut pembatasan dan mulai hidup berdampingan dengan COVID-19.

"Kami membutuhkan pemerintah untuk bertindak bersama-sama,” kata Kepala Pembuat Pesawat AS Boeing Asia Tenggara, Alex Feldman.

Singapore Airshow akan memberikan kesempatan langka bagi para pelaku industri untuk mengadakan pertemuan langsungFoto: Roslan Rahman/AFP

Mereka harus "mengkoordinasikan dan menyederhanakan persyaratan untuk perjalanan yang aman,” tambahnya.

Analis Endau Analytics yang berbasis di Malaysia, Shukor Yusof mengaku ragu pemulihan akan dimulai tahun ini. "Masih banyak kendala yang harus dihadapi maskapai penerbangan,” katanya kepada AFP.

rw/ha (AFP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait