Sinovac Tidak Picu Respons Antibodi terhadap Varian Brasil
5 Maret 2021
Sebuah penelitian laboratorium dengan sampel kecil menunjukkan bahwa vaksin Sinovac kemungkinan tidak memicu respons antibodi yang cukup terhadap varian baru yang diidentifikasi di Brasil.
Iklan
Munculnya varian baru virus corona telah menimbulkan kekhawatiran bahwa vaksin dan perawatan yang dikembangkan berdasarkan jenis virus sebelumnya mungkin tidak dapat berfungsi dengan baik.
Sampel plasma yang diambil dari delapan orang yang telah disuntik dengan vaksin Sinovac, gagal menetralkan varian dari garis keturunan P.1 atau 20J / 501Y.V3 secara efisien, kata para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Senin (01/03).
"Hasil ini menunjukkan bahwa virus P.1 mungkin lolos dari antibodi penetral yang diinduksi oleh ... vaksin Sinovac,” kata para peneliti di Universitas São Paulo, Fakultas Kedokteran Universitas Washington, dan beberapa institusi lain.
Reaksi tubuh jika divaksin menandakan kita membangun kekebalan terhadap bibit penyakitnya. Tapi kadang ada efek samping serius yang kasusnya individual. Kenali apa saja efek samping vaksin corona.
Foto: Robin Utrecht/picture alliance
Vaksin Biontech-Pfizer
Pada fase uji klinis, unsur aktif BNT162b2 dari perusahaan BioNTech dari Jerman dan Pfizer dari AS tidak menunjukkan efek samping serius. Tapi setelah mendapat izin, vaksin mRNA ini tunjukkan reaksi alergi berat pada beberapa orang, bahkan tiga mengalami gejala syok anaphylaktis. Ketiga orang itu tidak punya riwayat alergi. Karenanya pengidap alergi disarankan konsultasi sebelum divaksin.
Foto: Jack Guez/Getty Images/AFP
Vaksin Moderna
Vaksin mRNA-1273 dari perusahaan Moderna AS, pada prinsipnya sangat mirip dengan vaksin BioNTech/Pfizer. Setelah dilakukan vaksinasi, muncul laporan efek samping berupa reaksi alergis. Dan pada kasus sangat kecil, kelumpuhan sementara saraf wajah. Efek samping diduga dipicu partikel lipid nano yang menjadi transporter unsur aktifnya, yang diuraikan oleh tubuh.
Foto: Jospeh Prezioso/AFP/Getty Images
Vaksin AstraZeneca - Universitas Oxford
Inggris memberikan izin darurat penggunaan vaksin AstraZeneca yang unsur aktifnya disebut AZD 1222. Berbeda dengan dua vaksin yang pertama mendapat izin, vaksin buatan perusahaan Inggris/Swedia ini adalah vaksin vektor yang dikembangkan dari virus flu simpanse yang dilemahkan. Sejauh ini belum ada efek samping vaksin yang dilaporkan, selain reaksi normal yang khas.
Foto: Gareth Fuller/AP Photo/picture alliance
Vaksin Sputnik V
Rusia sudah izinkan vaksin Sputnik V buatan pusat riset Gamaleja di Moskow, Agustus 2020. Padahal uji klinis fase 3 dengan sampel luas belum dilakukan. Vaksin menggunakan dua unsur aktif adenovirus berbeda yang dimodifikasi. Walau kontroversial, ratusan ribu orang di Rusia, Belarus, India, Brasil, UAE dan Argentina telah divaksin Sputnik V. Tidak ada laporan resmi mengenai efek samping.
Foto: Maria Eugenia Cerutti/AFP
Vaksin Sinovac Biotech
Cina izin darurat penggunaan vaksin Sinovac sejak Juli 2020. Unsur aktif vaksin yang diberi nama CoronaVac adalah virus inaktif. Uji klinis fase 3 secara massal telah dilakukan di Indonesia, Turki dan India. Laporan resmi efek samping yang dirilis perusahaan di Beijing itu sebutkan kurang dari 5% keluhkan reaksi yang umum. Indonesia sejauh ini telah menerima 3 juta dosis vaksin Sinovac. (as/vlz)
Foto: Presidential Palace/REUTERS
5 foto1 | 5
Sinovac bisa mengurangi keprahan penyakit
Meski hasil penelitian menunjukkan infeksi ulang dapat terjadi pada individu yang telah disuntik vaksin, perlindungan yang diberikan oleh Sinovac terhadap infeksi corona yang parah dapat menimbulkan mekanisme lain dalam sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti menyebut selain antibodi, Sinovac juga dapat berkontribusi untuk mengurangi keparahan penyakit.
Juru bicara Sinovac tidak dapat dimintai komentar, namun Kepala Eksekutif Yin Weidong mengatakan dalam sebuah program yang disiarkan CGTN pada hari Kamis (04/03) bahwa perusahaan tersebut "sepenuhnya mampu" menggunakan kapasitas penelitian dan manufaktur untuk mengembangkan vaksin baru terhadap varian baru, jika diperlukan.
Weidong juga mengatakan proses pengembangan vaksin tidak akan memakan waktu lama.