1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sinyal Obama Bagi Dunia Islam

5 Juni 2009

Pidato Obama di Kairo ditanggapi positif oleh berbagai media. Yang ditunggu sekarang adalah terobosan konkrit dalam proses perdamaian Timur Tengah.

Harian Jerman Tagesspiegel yang terbit di Berlin menulis:

Di Kairo Obama memberi pidato yang kuat dan bernuansa. Dengan meyakinkan ia memberi uluran tangan. Memang ada harapan cukup tinggi sebelum pidato itu. Antara lain karena asal-usul Obama sendiri, biografinya dan janji-janji politiknya. Hubungan kompleks antara Amerika Serikat dan dunia Islam tentu tidak bisa diperbaiki hanya dalam satu hari saja. Namun penampilan Obama di Kairo telah memberi impuls penting.

Harian Perancis Liberation memuji pidato Obama sebagai titik balik politik Amerika Serikat dalam hubungan dengan dunia Islam. Harian ini dalam tajuknya menulis:

Dunia Islam tidak boleh direduksi hanya sebagai terorisme dan fanatisme. Kata-kata tegas Obama ini mendapat sambutan positif di dunia Islam, dan menandai titik balik dalam politik luar negeri Amerika Serikat. Obama tidak mencoba menutupi latar belakangnya yang beragam. Ia bangga menjadi warga Amerika Serikat. Ia menghargai agama ayahnya. Obama menemukan kata-kata yang tepat bagi warga Yahudi dan Palestina. Ia mengecam segala bentuk penolakan terhadap eksistensi Israel, pada saat yang sama ia menggarisbawahi hak warga Palestina atas sebuah negara sendiri. Kepada semua pihak, Obama menyampaikan fakta. Dengan demikian, ia mengingatkan semua pihak tentang tanggung jawab mereka.

Harian Inggris Daily Telegraph berkomentar:

Presiden Amerika Serikat menerangkan kesediaannya untuk memperbaiki hubungan dengan dunia Islam. Namun adakah kapasitas untuk berdialog secara rasional di Timur Tengah? Ataukah fundamentalisme sudah demikian menggerogoti dunia Islam, sehingga kebanyakan dari mereka tidak akan menerima eksistensi Israel, atau menghilangkan prasangka terhadap Barat? Sedangkan di pihak Israel, masalahnya adalah, apakah konsesi-konsesi yang diperlukan untuk proses perdamaian bisa diterima secara politis. Misalnya saja pembagian kota Yerusalem. Obama menunjukkan bahwa ia tetap percaya pada penduduk Timur Tengah. Semoga warga Timur Tengah pun bisa saling percaya danpunya kebesaran hati semacam itu.

Harian Italia Corriere della Sera menulis:

Ini adalah pidato yang ditunggu-tunggu. Dengan kata-kata jelas dan gamblang, Obama memaparkan butir demi butir sengketa antara Israel dan Palestina. Obama tidak memberi agenda, namun menegaskan lagi prinsip dua negara, yang harus hidup berdampingan secara damai. Amerika Serikat memang punya hubungan khusus dengan Israel, namun ini bukan cek kosong bagi Israel. Di lain pihak, Hamas harus menghentikan kekerasan dan mengakui eksistensi Israel, jika ingin berdiri sama tinggi.

(SL/HP/dpa/afp)