1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaJerman

Sirkuit F1 Jerman Menjadi Pusat Logistik Bantuan Banjir

21 Juli 2021

Arena balap mobil F1 Nuerburgring adalah lintasan balap mobil tertua di Jerman. Arena luas yang juga sering dipakai untuk konser rock ini sekarang berubah menjadi pusat logistik bantuan banjir di Jerman bagian barat.

Relawan menerima dan menyortir kiriman barang bantuan di Nuerburgring
Relawan menerima dan menyortir kiriman barang bantuan di NuerburgringFoto: Oliver Pieper/DW

Polisi, pemadam kebakaran, dan badan bantuan teknis (THW) mengatur operasi bantuan ke kawasan banjir dari Nuerburgring, karena lokasinya yang sentral. Ratusan mobil penanggulangan bencana dan kendaraan khusus milik militer Jerman Bundeswehr juga berjejer siap dikerahkan. Sementara, di dalam aula besar bertumpuk barang bantuan yang datang dari seluruh Jerman.

"Apa yang terjadi tidak biasa. Kesediaan untuk membantu luar biasa. Semua orang melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Ini adalah semangat 'cintai sesamamu' di kehidupan nyata," kata juru bicara Nürburgring Alexander Gerhard, yang tampaknya kewalahan oleh kedatangan begitu banyak relawan yang ingin membantu.

Alexander Gerhard, juru bicara Nuerburgring yang sekarang memimpin koordinasi barang bantuanFoto: Oliver Pieper/DW

Ferry, warga Belanda yang beberapa tahun terakhir bekerja di Nuerburgring bukan relawan. Tapi dia langsung membantu. "Saya penggemar olahraga motor dan tentu saja saya membayangkan akhir pekan yang berbeda, tetapi sekarang membantu adalah yang terpenting," katanya. Hari Rabu lalu dia datang dari tempat tinggalnya, sekitar 200 kilometer dari sini, dan sedang berada di sebuah supermarket di Ahrweiler ketika banjir melanda. Sekarang, dia berada di antara tumpukan kotak jus, margarin, air minum dan bahan makanan lainnya.

Para relawan terus berdatangan dari seluruh Jerman, bahkan dari Swiss, untuk menyerahkan barang bantuan dan pakaian. Padahal barang sudah terlalu banyak, sehingga koordinator pusat bantuan di Nuerburgring sekarang minta masyarakat untuk mengirim barang bantuan ke tempat lain, selain air minum dan makanan.

Areal luas sirkuit Nuerburgring yang sekarang jadi pusat koordinasi bantuan banjirFoto: Panimages/picture alliance

"Solidaritas tanpa batas"

Simone Becker juga penggemar balap mobil dan setiap tahun datang ke Nuerburgring. Kamis lalu sekitar jam 2 pagi dia langsung berangkat untuk ikut menolong. "Suami saya malah tidak bertanya apa-apa. Dia langsung ikut begitu mendengar mereka membutuhkan bantuan."

"Kami sangat terhubung dengan Nuerburgring, dan sekarang kami dibutuhkan dengan cara yang berbeda," tambah Simone Becker. "Kami di sini untuk hal-hal penting, solidaritas tidak memiliki batas."

Mengenakan rompi kuning, dia menjadi koordinator dan memastikan bahwa ratusan tas biru berisi makanan, pakaian kering dan mainan didistribusikan dengan benar. Dia mengatakan, tugas terberat adalah menghibur puluhan orang yang dievakuasi dari kawasan banjir yang kini menginap di hotel bintang empat di areal sirkuit itu.

"Saya berbicara dengan semua orang di sini, dengan semua relawan juga. Setiap orang harus mengatasi emosi mereka, entah bagaimana. Dan kebanyakan dari kita tidak memiliki pengalaman tentang kejadian seperti ini."

Relawan menyortir barang bantuan untuk dikirim ke kawasan bencanaFoto: Philipp von Ditfurth/dpa/picture alliance

"Bencana besar seperti ini menyatukan orang-orang"

Hanya beberapa meter dari situ, berdiri di depan stan pakaian untuk pria, wanita, dan anak-anak, juru bicara Nuerburgring Alexander Gerhard tampak sibuk memandu relawan yang ingin membantu. Dia dan rekan-rekannya hari Kamis sore minggu lalu segera menyiapkan pusat bantuan logistik ini dan langsung mengkomunikasikannya di berbagai platform media sosial. "Dalam waktu singkat, pusat bantuan ini berubah menjadi pusat bantuan nasional,” jelasnya. "Kami punya empat aula, semuanya penuh makanan dan tumpukan pakaian."

Klaus Kohnz adalah pendeta yang bertugas di kawasan Nuerburg dan sekitarnya sejak lebih dari 30 tahun. Dia mengaku sudah akrab dengan banjir. Dia ingat bagaimana rumah orang tuanya di Sungai Mosel sering terendam air setinggi lutut, tapi dia belum pernah melihat banjir hebat seperti ini.

Sekarang dia setiap hari ada di Nuerburgring, membantu dan juga menyelenggarakan kebaktian. "Kesulitan benar-benar menimpa banyak orang. Tapi bencana besar seperti ini menyatukan orang-orang," katanya.

(hp/gtp)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

 

Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait