Krisis pengungsi yang membekap Eropa juga membawa "bentrok kebudayaan" seputar isu perempuan. Pasca insiden di Köln, kota-kota lain juga mengeluhkan kasus serupa. Pelakunya kebanyakan berasal dari negara Arab Maghrib
Iklan
Köln tidak hanya satu-satunya yang dirundung kasus pelecehan seksual massal. Masih ada Hamburg, Stuttgart, München, Kairo dan yang belakangan ketahuan, juga Stockholm. Kepolisian Swedia kini tengah mendapat hujan kritik lantaran dinilai mendiamkan kasus pelecehan seksual massal di pentas musik Stockholm tahun 2014 silam.
Pelakunya, sebanyak 40 orang asal Afghanistan, gagal ditangkap lantaran jumlah massa yang terlalu banyak. Insiden yang terjadi sejak 2014 itu tidak pernah dipublikasikan, kecuali setelah sebuah media lokal melakukan riset pasca peristiwa di Köln. "Kami harusnya memang memublikasikan informasinya," ujar seorang jurubicara kepolisian Swedia.
Apa yang terjadi di negeri Skandinavia itu serupa dengan di Jerman: Perempuan muda yang ingin berpesta tiba-tiba mendapati dirinya dikerubungi sekelompok laki-laki berparas timur tengah alias Arab. Tubuhnya digerayangi. Martabatnya dilecehkan.
Dari semua pelaku cuma segelintir yang ditangkap dan hampir tidak ada yang diadili.
Pengungsi Afrika Utara
Krisis pengungsi yang sedang membekap Eropa juga membawa sisi gelap yang perlahan mulai menyentuh kesadaran publik. Serupa Swedia, kepolisian Jerman juga awalnya ragu mempublikasikan skema pelaku yang kebanyakan berasal dari Afrika Utara.
Dari 19 pelaku insiden di Köln yang diperiksa polisi, sembilan di antaranya berstatus ilegal. Sepuluh merupakan pencari suaka dan sembilan di antaranya terdaftar sejak September tahun lalu. Kebanyakan, kata polisi, berasal dari Maroko.
Terutama pengungsi asal Afrika Utara kini mendapat sorotam tajam publik. Menurut statistik kepolisian, 40 persen pengungsi asal Afrika Utara melakukan tindak kriminal di tahun pertama berada di Jerman. Jumlahnya mencapai 2000 delik kriminal di tahun 2015 saja.
Diakui atau tidak Jerman sedang mengalami "bentrokan kebudayaan," tulis harian Irlandia The Independent, Suara serupa dicetuskan bekas Menteri Urusan Perempuan Jerman, Kristina Schröder tentang "dominasi lelaki di dalam tradisi Muslim yang melegitimasi kekerasan.".
Pelecehan Seksual Sebagai Jalan Keluar
Mingguan politik Cicero mengupas paradigma seksual dalam kebudayaan Arab yang dinilai mengizinkan "kepemilikan" laki-laki atas perempuan. Media Jerman itu mengutip statistik bahwa 83 persen perempuan Mesir pernah mengalami pelecehan seksual, 46% di antaranya bahkan mengalami pelecehan setiap hari.
Köln bukan yang pertama. Lapangan Tahrir di Kairo juga pernah menjadi saksi bisu pelecehan seksual massal saat demonstrasi besar-besaran menentang diktatur Housni Mubarrak beberapa tahun silam. Saat itu jurnalis AS, Lara Logan, diperkosa di depan publik.
"We should not exploit fears"
12:07
Sangking lumrahnya, media-media Mesir lalu mencetuskan istilah "Taharush Ginsy" atau pemerkosaan massal yang telah menjadi "kanker sosial" dan kini dikhawatirkan ikut dibawa ke Eropa.
Seperti juga di banyak negara lain, "kemiskinan" adalah salah satu faktor utama yang menggerakkan pelaku, tutur Said Sadiq, Profesor Sosiologi di University of America di Kairo. "Pelecehan seksual terhadap perempuan tak dikenal adalah satu-satunya peluang buat mereka untuk memuaskan hasrat seksualnya," ujarnya.
Eropa Mulai Tutup Pintu Perbatasan Bagi Pengungsi
Jerman yang paling ramah terima pengungsi kini kewalahan dan terapkan lagi pemeriksaan ketat di perbatasan, Hungaria dan Serbia pasang pagar kawat berduri. Sementara Austria dan Denmark terapkan buka tutup perbatasan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Guz
Kroasia Tutup Perbatasan ke Serbia
Kroasia yang juga kewalahan menahan serbuan pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan dan negara Afrika, menutup tujuh dari delapan pintu perbatasannya ke Serbia. Pemerintah di Beograd memptotes tindakan itu, karena kini ribuan pengungsi terdampar di Serbia. Pelan tapi pasti, Eropa kini mulai memasang tirai besi untuk menahan arus pengungsi.
Foto: Reuters/A. Bronic
Pagar Kawat Berduri di Hongaria
Hongaria memasang pagar kawat berduri untuk menutup perbatasannya ke Kroasia sepanjang 41 Kilometer. Sebelumnya Hongaria juga sudah memasang pembatas pagar kawat berduri untuk menutup perbatasan ke Serbia. Akibat penutupan perbatasan itu gelombang pengungsi kini mencari rute-rute alternatif untuk masuk ke Jerman atau Austria,
Foto: picture-alliance/dpa/S. Ujvari
Slovenia Perkuat Penjagaan Perbatasan
Polisi menangkap pengungsi yang berusaha naik kereta secara ilegal di perbatasan Slovenia-Kroasia. Slovenia memperkuat penjagaan di perbatasan untuk cegah arus pengungsi yang melintasi negara ini. Akibat penutupan perbatasan di berbagai negara, para pengungsi kini memilih rute baru menuju kawasan Schengen yang juga mulai menutup pintunya denagn menerapkan aturan suaka lebih ketat.
Foto: Getty Images/AFP/J. Makovec
Kontrol Perbatasan
Arus pengungsi tak terkendali ke Jerman memaksa pemerintah menerapkan lagi pemeriksaan dokumen di perbatasan. Mendagri Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, selain demi keamanan dalam negeri, alasan penutupan perbatasan adalah agar pengungsi mendapat fasilitas lebih manusiawi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Lalulintas Kereta Austria-Jerman Dihentikan
Seluruh lalulintas kereta dari Austria ke Jerman dihentikan segera setelah Berlin umumkan kontrol perbatasan. Ribuan pengungsi, kebanyakan berasal dari Suriah, tertahan di stasiun kereta Wina. Uni Eropa menyatakan memahami kebijakan Jerman dan memanggil anggota untuk bersidang darurat.
Foto: Reuters/H.-P. Bader
Hongaria Kerahkan Tentara
Tentara Hongaria kini dikerahkan menjaga perbatasan di Roszke. Langkah Budapest ini merupakan reaksi dan antisipasi terhadap kebijakan terbaru Jerman. Sepekan lalu Kanselir Angela Merkel masih nyatakan pengungsi "welcome" di Jerman.
Foto: Reuters/D. Ruvic
Kawat Berduri Perbatasan Serbia-Hongaria
Pagar kawat berduri di perbatasan Hongaria ke Serbia yang masih ada celahnya, kini akan ditutup total. Hongaria kewalahan dan tak punya anggaran sebagai negara transit ratusan ribu pengungsi asal Suriah, Afghanistan, Irak dan negara Afrika menuju Jerman, Austria dan Swedia. Serbia yang juga jadi rute transit alami kondisi serupa.
Foto: Reuters/B. Szabo
Austria Buka-Tutup Perbatasan
Austria yang juga salah satu tujuan utama pengungsi, juga berulang kali lakukan kontrol perbatasan dengan cara buka-tutup. Tujuannya menahan arus pengungsi yang terus membludak. Akibatnya kemacetan lalulintas panjang terjadi di jalan bebas hambatan di perbatasan ke Hongaria.
Foto: Reuters/H.P. Bader
Denmark Tolak Pengungsi
Pemerintah Denmark dengan tegas menolak kedatangan pengungsi. Penutupan perbatasan ke Jerman dilakukan dan lalulintas kereta juga dihentikan. Ratusan pengungsi ini dikawal polisi, berjalan kaki melintasi jalan bebas hambatan melewati Denmark, menunju Swedia yang ramah terhadap pengungsi seperti Jerman dan Austria.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Nolte
Polandia Tolak Kuota Pengungsi
Ribuan warga Polandia gelar aksi protes menentang rencana pembagian kuota penampungan pengungsi. Walau tidak terimbas langsung krisis pengungsi dan PM Polandia Donald Tusk nyatakan siap terima pengungsi secara sukarela, tapi pemerintahan di bawah dia juga menggalang inisiatif tolak kuota pengungsi.