1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sistem Anti-Rudal AS di Polandia Picu Perang Dingin Baru

as21 Agustus 2008

Walaupun disadari potensi ancamannya amat besar, AS terus melontarkan pernyataan tidak akan terjadi perang dingin baru. Yang jelas, sistem peluru kendali AS akan berhadapan langsung dengan sistem peluru kendali Rusia.

Sebagai imbalan sistem anti rudal AS, peluncur rudal Patriot akan dipasang untuk melindungi keamanan dalam negeri Polandia.Foto: AP


Penandatanganan kesepakatan pembangunan sistem penangkis peluru kendali AS di Polandia, menjadi topik komentar sejumlah harian internasional.


Harian Italia La Stampa yang terbit di Turin dalam tajuknya berkomentar :


Ancaman pecahnya kembali perang dingin justru amat besar. Hubungan antara AS dan Rusia saat ini berada pada level paling rendah. Ancaman yang dilontarkan Moskow juga amat mencemaskan. Menteri luar negeri Rusia, Sergeij Lavrov bereaksi keras atas rencana pembangunan sistem penangkis rudal AS di Polandia, dengan mengancam akan membatalkan kesepakatan START menyangkut pengawasan senjata atom. Jika Rusia membatalkan perjanjian START, artinya dunia akan kembali ke zaman perang dingin. Pimpinan Uni Eropa kini mengamati perkembangannya dengan kekhawatiran amat besar.


Sementara harian Polandia Gazeta Wyborcza yang terbit di Warsawa mengomentari dengan nada positif.


Dengan penandatanganan kesepakatan pembangunan sistem rudal AS itu, Polandia bersahabat lebih erat dengan AS dan juga dengan barat. Bagi Polandia kesepakatan itu merupakan peristiwa bersejarah berupa terjadinya perubahan penting. Ketika Polandia masuk NATO, Rusia mengajukan persyaratan tidak boleh ada pangkalan militer atau instalasi militer AS di Polandia. Kini perjanjian sudah berakhir. Polandia maju selangkah lagi mendekat ke AS, dan menjauh satu langkah lagi dari Rusia. Setelah pecahnya konflik di Georgia, Rusia menunjukan diri sebagai potensi ancaman bagi negara-negara tetangganya.


Juga harian konservatif Inggris The Daily Telegraph yang terbit di London menulis komentar yang senada.


Invasi Rusia ke Georgia mempercepat penandatanganan kesepakatan pembangunan sistem penangkis rudal AS di Polandia. Pemicunya, ancaman dari Moskow yang menyebutkan Polandia dapat menjadi sasaran rudal atomnya. Kata-kata keras dari Rusia setelah kemenangan telak di Georgia, terlalu jauh melewati realitas politik. Terlontar pertanyaan, apakah sudah dimulai era perang dingin baru? Menimbang Washington dan Moskow tidak secara langsung melontarkan ancaman perang atom, jawabannya adalah belum !


Harian Austria Salzburger Nachrichten yang terbit di Salzburg berkomentar :


Washington selalu mengajukan alasan, sistem penangkis rudal itu untuk menghadapi ancaman serangan dari negara jahat seperti Iran dan Korea Utara. Tapi diduga kenyataan yang sebenarnya adalah, AS merasa cemas melihat perkembangan di Rusia. Rusia memang bukan negara demokratis. Reaksi berlebihan dari Moskow, menanggapi provokasi Georgia di Ossetia Selatan menunjukan, betapa kokohnya sistem kekuasaan Vladimir Putin yang dijalankannya lewat pintu belakang Kremlin.


Dan terakhir harian Jerman Rhein-Zeitung yang terbit di Koblenz berkomentar :


Di Eropa muncul rasa takut terjadinya perang dingin baru. Perang terbaru di Georgia menohok langsung rasa tidak aman di alam bawah sadar dunia barat. Pameran kekuatan beruang merah Rusia menakutkan semua orang. Betapa besarnya ketakutan barat atas ancaman ekspansi Rusia, ditunjukan dari kesepakatan sistem penangkis rudal AS dengan Polandia. Beberapa pekan lalu, mayoritas warga Polandia masih menentangnya. Tapi perang di Georgia berdampak pembalikan situasi. Kini mayoritas warga tiba-tiba menilai, keberadaan militer AS di Polandia merupakan sejenis asuransi jiwa bagi kedaulatan negaranya.