Penemuan cacing Schistosomiasis yang berusia 6200 tahun menyibak peran manusia dalam penyebaran penyakit berbahaya. Ilmuwan meyakini, sistem irigasi di era Mesopotamia mempercepat penyebaran parasit tersebut.
Iklan
Penemuan telur parasit Schistosomiasis di dalam kuburan berusia 6200 tahun di Suriah menjadi bukti tertua penyebaran penyakit melalui sistem irigasi di Timur Tengah. Schistosomiasis atau dikenal juga dengan bilharzia disebabkan oleh cacing pipih trematoda yang hidup di pembuluh darah.
Infeksi yang disebabkan oleh cacing tersebut bisa menyebabkan Anaemia, kegagalan ginjal atau kanker kandung kemih. Di Indonesia, cacing Schisto bisa ditemukan di dataran tinggi Lindu dan Napu, Sulawesi Tengah.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Lancet Infectious Diseases itu ilmuwan memperkirakan, parasti Schistosomiasis menyebar melalui sistem irigasi di Mesopotamia, kawasan yang terdapat di antara dua sungai Tigris dan Euphrat yang kini menjadi bagian Irak, Iran, Kuwait, Suriah dan Turki.
Lewat Pori-pori
Air dan Bahan Pangan
Kebutuhan air virtual yang diperlukan untuk memproduksi kebutuhan sehari-hari volumenya mencapai 4.000 liter per hari. Jumlah yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan air warga dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
2.500 Liter Air untuk 1 Kg Beras
Separuh populasi dunia tergantung dari beras sebagai makanan utamanya. Setiap tahunnya dipanen 672 juta ton padi. Sekitar sepertiga bobotnya hilang saat pengolahan. Diperlukan 1.670 liter air untuk memproduksi satu kg padi. Namun kebutuhan air naik jadi 2.500 liter jika faktor pengolahan ditambahkan.
Foto: Tatyana Nyshko/Fotolia
760 Liter Air untuk 1 Kg Jagung
Jagung, beras dan gandum adalah makanan pokok manusia. Sekitar 845 juta ton jagung diproduksi setiap tahunnya di seluruh dunia, sebagian besar di Amerika Serikat. Untuk memproduksi satu kg jagung diperlukan minimal 760 liter air. Jagung juga digunakan sebagai bahan bakar bio dan pakan ternak.
Foto: Fotolia/smereka
1.300 Liter Air untuk 1 Kg Gandum
Gandum termasuk Salah satu dari tiga makanan pokok. Setiap tahunnya diproduksi 650 juta ton gandum di seluruh dunia, kebanyakan untuk konsumsi manusia, menghabiskan sekitar 790 milyar meter kubik air. Kebutuhan air bervariasi tergantung wilayah. Di Slovakia diperlukan 465 liter air untuk memproduksi satu kg gandum, sebaliknya di Somalia diperlukan 18.000 liter air.
Foto: picture-alliance/dpa/Frank Rumpenhorst
1.000 Liter Air untuk 1 Liter Susu
600 juta ton susu diproduksi setiap tahunnya di seluruh dunia. Untuk memproduksi seliter susu, seekor sapi memerlukan 1.000 liter air dan pakan. Bahkan untuk memproduksi susu bubuk diperlukan air lima kali lebih banyak. Satu liter susu segar hanya menghasilkan 200 gram susu bubuk.
Foto: Fotolia/Mara Zemgaliete
10.000 Liter Air untuk 1 Kg Keju
Keju pada dasarnya adalah konsentrat susu yang tahan lama. Tapi untuk itu diperlukan air dalam volume amat besar. Rata-rata diperlukan 10.000 liter air untuk memproduksi satu kg keju. Dan semakin keras kejunya, semakin banyak air yang diperlukan.
Foto: Fotolia/Volker Gerstenberg
3.300 Liter Air untuk 1 Kg Telur
Untuk memproduksi sebutir telur ayam diperlukan 200 liter air. Kebanyakan telur diproduksi ayam petelur dalam kandang yang diberi pakan gandum atau jagung. Hal itu menaikkan konsumsi air. Produksi satu kg gandum untuk pakan ayam memerlukan 1.300 liter air.
Foto: ComZeal - Fotolia
4.325 Liter Air untuk 1 Kg Daging Ayam
Saat digemukan ayam diberi pakan biji-bijian dan air. Daging ayam yang dijual di tukang daging atau di lemari pendingin supermarket kebanyakan berasal dari peternakan massal. Dengan itu dihemat tempat pemeliharaan, tapi limbah industri peternakan ayam seringkali mencemari lingkungan dan perairan.
Foto: picture-alliance/dpa
5.990 Liter Air untuk 1 Kg kilo Daging Babi
Di industri peternakan, babi siap dipotong pada umur 7 hingga 10 bulan, jika bobotnya mencapi 100 kg. Kebanyakan air virtual untuk babi diperlukan untuk pakan. Di peternakan industrial, babi dipelihara dalam ruang sempit dan seringkali diberi pakan impor seperti kacang kedelai.
Foto: picture-alliance/dpa/P.Pleul
15.400 Liter Air untuk 1 Kg Daging Sapi
Daging sapi bisa dikatakan makanan mewah, terutama jika dilihat dari konsumsi airnya. Rata-rata diperlukan 15.000 liter air untuk memproduksi satu kg daging sapi. Sapi yang diberi pakan kacang kedelai mengkonsumsi air virtual dalam jumlah besar. Daging dari sapi yang diternakan di padang penggembalaan menunjukan neraca air lebih bagus.
Foto: picture-alliance/dpa
18.900 Liter Air untuk 1 Kg Biji Kopi
Untuk memproduksi biji kopi yang digongseng untuk hanya satu cangkir kopi diperlukan 130 liter air virtual. Setiap tahunnya total 85 milyar kubik meter air diperlukan untuk produksi biji kopi global.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Hase
Kebutuhan Air Lebih Banyak
Konsumsi air secara langsung sebenarnya hanya sekitar 120 liter per kapita per harinya. Tapi jika dihitung berdasarkan makanan dan minuman yang dikonsumsi, misalnya, setiap warga Jerman menghabiskan 4000 sampai 5000 liter air setiap hari.
Foto: Fotolia/Jaroslav Machacek
Sumber Daya Alam yang Terbatas
Lebih dari 80 persen air tawar global digunakan untuk sektor pertanian. Produksi bahan pangan yang memerlukan air dalam jumlah besar, seharusnya dilakukan di lokasi yang cukup air. Walaupun begitu, banyak produk di pasar global dibudidayakan di kawasan yang langka air. Yang menderita kebanyakan petani kecil yang tidak lagi mampu lagi memberi minum binatang ternaknya.
Foto: picture-alliance/dpa
12 foto1 | 12
Tidak seperti cacing pada umumnya, cacing Schisto masuk ke tubuh manusia bukan dari mulut, tapi langsung menembus pori-pori kulit menuju aliran darah dan bergerak menuju jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.
Menurut Badan Kesehatan PBB, WHO, Schistosomiasis telah menghinggapi 240 juta penduduk di seluruh dunia dan lebih dari 700 juta orang hidup di kawasan endemik.
Penemuan di Tell Zeidan di utara Suriah dibuat oleh sekelompok arkeolog dan antropolog dari Universitas Campridge, Cyprus Institute dan Chicago Oriental Institute di Amerika Serikat. Mereka mengambil sampel dari tulang belulang yang terbujur di dalam kuburan. Pada tulang di bagian selangkangan ilmuwan menemukan telur parasit.
Korban Hidup di Kawasan Irigasi
'Iblis Aleppo' Mewabah di Timur Tengah
Sebuah penyakit parasit tropis menghantui Timur Tengah. Penyakit kulit Leishmaniasis yang sudah ada di Suriah selama berabad-abad itu, kini berkembang menjadi epidemi dan tersebar di negara-negara lainnya.
Foto: imago/UPi Photo
Apa itu Leishmaniasis tropis?
Penyakit leishmaniasis tropis atau yang dikenal sebagai 'Iblis Aleppo' ini adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dalam aliran darah. Penularannya dari orang ke orang biasanya melalui gigitan lalat pasir, yang banyak ditemui di Timur Tengah. Penyakit ini dapat diidentifikasi melalui luka menganga di kulit, terasa menyakitkan dan meninggalkan bekas permanen.
Foto: picture-alliance/dpa/CDC/F. Collins
Berbagai jenis leishmaniasis
Ada berbagai jenis penyakit ini. Cutaeous leishmaniasis yang banyak dijumpai di Suriah, meninggalkan luka menganga di kulit. Jenis mukokutan leishmaniasis menggerogoti membran hidung, mulut dan tenggorokan. Sedangkan Visceral leishmaniasis adalah tahapan yang paling parah dengan gejala: disertai demam, pembengkakan hati dan limpa. Jika tidak diobati, maka bisa berakibat fatal dan mematikan.
Foto: imago/UPi Photo
Menyerang di wilayah mana saja?
Diduga sudah ratusan ribu orang tergerogoti penyakit ini di Suriah. Meski tak sebanyak penderita di Suriah, penyakit ini juga dilaporkan terjadi di Libanon, Turki, Yordania, Libya dan Yaman. Situs WHO menyebutkan, selain di Suriah, leishmaniasis mukokutan juga juga terjadi di Afghanistan, Brazil, Kolombia, Iran, Arab. Sementara visceral leishmaniasis: Bangladesh, Ethiopia, India, Sudan.
Foto: AP
Menyerang organ
Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa yang ditularkan lewat gigitan sejenis lalat genus Lutzomyia & Phlebotomus. Parasit menginvansi sel imun dalam tubuh, menyebabkan luka terbuka yang menyakitkan dan sering menyebabkan kerusakan kulit secara permanen serta menyerang organ lain. Luka juga rentan terhadap infeksi sekunder dan penyebaran penyakit lebih lanjut.
Foto: imago/Science Photo Library
Mengapa menyebar sekarang?
Penyakit ini sudah berabad-abad lamanya ada di Suriah. Namun, di tengah kerusakan sosial akibat konflik, penyebaran penyakit makin meningkat. Kemiskinan, kurangnya fasilitas kesehatan dan gizi, serta kurangnya akses terhadap air bersih, telah memperburuk situasi.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/O. Rupeta
Kurangnya fasilitas kesehatan
Kini penyakit itupun menyebar ke luar Suriah. Di kamp-kamp pengungsi, orang-orang terpaksa hidup berdesakan. Akibatnya, risiko penyebaran sulit dihindari. Belum lagi fasilitas perawatan medis yang dapat memberikan darurat atau perawatan dasar kerap tak memadai. Penyakit ini juga menimpa pengungsi-pengungsi dari negara-negara Timur Tengah lainnya yang juga dililit konflik.
Foto: Cathy Otten
Apakah bisa dihentikan penyebarannya?
Para ilmuwan mengatakan, intervensi dini adalah kuncinya. Organisasi kesehatan internasional dan pemerintah harus melakukan upaya gabungan dalam memberikan pengobatan.
Foto: Imago/UPI Photo
7 foto1 | 7
Ilmuwan juga memiliki bukti bahwa usia parasit sesuai dengan usia kuburan.
"Orang yang terkontaminasi dengan parasit kemungkinan bekerja atau hidup di sekitar sistem irigasi yang diperkenalkan di Mesopotamia sekitar 7500 tahun silam," kata Piers Mitchell dari Cambridge University. Ia menambahkan, telur Schistomiasis tertua yang pernah dikenal berusia 5200 dan ditemukan pada kuburan mumi di Mesir.
Parasit tersebut menghabiskan sebagian hidupnya di dalam tubuh siput yang hidup di air payau di kawasan hangat. Setelah itu cacing Schisto akan meninggalkan tempat persembunyiannya itu dan masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit.
rzn/ab (rtr,afp,ap)
8 Virus Paling Berbahaya
Virus tetap jadi ancaman kesehatan bagi manusia. Walaupun ilmuwan sudah berhasil temukan vaksin untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman. Berikut 8 virus yang paling berbahaya.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Corona SARS-CoV-2
Virus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi. Virus corona menyebar cepat ke seluruh dunia, menjadi pandemi yang mematikan. Hingga akhir Juli 2021, sedikitnya 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta meninggal akibat Covid-19.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Marburg
Virus paling berbahaya adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.
Foto: picture alliance/dpa
Ebola
Ada lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston. Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.
Foto: picture-alliance/NIAID/BSIP
HIV
Virus ini adalah salah satu yang paling mematikan di jaman modern. Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker. (Gambar: ilustrasi partikel virus HIV di dalam darah.)
Foto: Imago Images/Science Photo Library
Dengue
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut. Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpa
Hanta
Virus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya. Hanta berasal dari nama sungai dimana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.
Foto: REUTERS
H5N1
Berbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen. Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.
Foto: AP
Lassa
Seorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut. (Sumber tambahan: livescience, Ed.: ml)