1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi Afghanistan Memburuk, NATO Desak Penambahan Pasukan

24 November 2008

Untuk pertama kalinya, panglima NATO Jenderal Bantz J. Craddock mengakui bahwa situasi di Afghanistan memburuk. Craddock meminta penambahan jumlah pasukan untuk memperbaiki situasi keamanan.

Serdadu pasukan internasional pelindung Afghanistan ISAF.
Serdadu pasukan internasional pelindung Afghanistan ISAF.Foto: AP

Waktunya tepat. Saat ini Afghanistan berada di posisi pertama daftar prioritas Gedung Putih. Semasa kampanyenya, Barack Obama menyatakan bahwa dirinya akan menarik mundur pasukan Amerika Serikat dari Irak dan akan menambah jumlah pasukan yang bertugas di Afghanistan.

Di markas besar militer NATO di Mons, Belgia selatan, Jenderal Craddock mengungkapkan, "Amerika Serikat menyatakan akan menambah jumlah pasukannya dan itu merupakan hal bagus. Saya harap negara lainnya juga tergerak untuk melakukan hal yang sama.“

Awal tahun depan, direncanakan sekitar 5000 serdadu Amerika Serikat tiba di Afghanistan. Ini ibaratnya warisan terakhir dari Presiden George W. Bush yang akan turun jabatan 20 Januari mendatang. NATO sebelumnya meminta 20 ribu serdadu tambahan untuk ditugaskan di Afghanistan. Jenderal Craddock sangat mengharapkan Obama untuk menepati janjinya. Craddock juga mengharapkan Uni Eropa berinisiatif untuk mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan.

Secara terbuka, Craddock mengakui bahwa sepanjang tahun ini situasi keamanan di Afghanistan memburuk. Diungkapkannya, “Lebih berat, makin parah. Hampir setiap hari ada pertempuran. Ya, lebih parah.”

Craddock menekankan dirinya tidak hanya menginginkan peningkatan keterlibatan di bidang militer saja, tapi juga di bidang pembangunan masyarakat sipil. Menurut Craddock, sebaiknya pakar ínternasional juga ditugaskan ke Afghanistan untuk memberikan pendidikan bagi warga sipil. Hambatan pembangunan kembali di Afghanistan menurut Craddock adalah, “Taliban menghancurkan apa yang kami bangun. Kami membangun, mereka menghancurkan.“

Craddock menekankan, dua provinsi di Afghanistan sangat memerlukan kehadiran NATO, dan permintaan itu sudah diajukan sejak beberapa tahun lalu. Panglima NATO dari Amerika Serikat itu juga sedang menunggu hasil perang menumpas perdagangan narkotika. Negara-negara anggota NATO beberapa pekan lalu sepakat untuk aktif menumpas perdagangan narkotika, lebih-lebih karena Taliban terutama hidup dari perdagangan opium. Craddock menjelaskan, NATO harus menghancurkan sumber pendanaan Taliban untuk membeli senjata dan membayar pelaku serangan bom. Pekan lalu, menurut Craddock, telah dimulai operasi penumpasan perdagangan narkotika. Militer Afghanistan juga turut serta menyusun strateginya.

Desakan untuk mengirimkan pasukan tambahan tampaknya tidak akan digubris pemerintah Jerman. Tahun depan, pemerintah Jerman akan memutuskan batas maksimal jumlah pasukan Bundeswehr yang ditugaskan di Afghanistan. (ls)