1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi di Haiti /Desas-desus Osama bin Laden

1 Maret 2004

Dua topik disoroti dalam Sari Pers DW: Situasi di Haiti dan desas-desus mengenai penangkapan Osama bin Laden

.

Mantan Presiden Haiti Jean Bertrand Aristide yang Senin pagi tiba di Bangui, ibukota republik di Afrika Tengah, dikabarkan akan meminta suaka di Afrika Selatan. Sementara ini , lima belas anggota DK PBB menyetujui penempatan pasukan multinasional selama tiga bulan di Haiti. Dikabarkan, saat ini pasukan Marinir AS telah berada di Haiti. Tampaknya dunia dengan kritis mengamati situasi di Haiti setelah hengkangnya Presiden Jean Bertrand Aristide ke luar negeri.

Harian Dresdner Neueste Nachrichten berkomentar:

AS cukup lama membiarkan mantan pejuang kemerdekaan menjadi seorang otokrat yang membawa negeranya kedalam kehancuran. Sementara kaum pemberontak menarik perhatian dunia sebagai gerombolan perampok dan pembunuh. Rejim penguasa lama telah didiskualifikasi, sementara oposisi masih sangat lemah.

Harian Italia La Repubblica mengomentari perkembangan di Haiti sebagai masalah baru bagi Presiden AS Bush:

Letak Haiti terlalu dekat dengan AS, karenanya negara itu tidak dapat dibiarkan sendiri dengan nasibnya. Juga Presiden George W Bush setelah lama ragu-ragu terpaksa harus mengakui , krisis ini merupakan salah satu dari banyak masalah keamanan intern. Kekhawatiran terbesar bagi Gedung Putih, adalah bahaya bahwa pulau tsb bila jatuh ke tangan kaum pemberontak , seperti Guy Philippe, akan menjadi jalur bagi penyelundupan narkotika ke AS. Selain itu ada masalah pengungsi, yang akan semakin meningkat dan berusaha masuk secara ilegal ke AS, bila Haiti dilanda kerusuhan dan anarkhi.

Banyak komentator berpendapat , Haiti memerlukan bantuan internasional.

Harian Jerman Handelsblatt mengimbau turun tangan internasional di Haiti. Komentar harian ini:

Bahwa kini kaum pembrontak yang sukses menjadi penguasa baru di Haiti merupakan gambaran yang mengerikan. Meski AS dan Prancis sebagai bekas negara kolonial selama ini diam saja menyaksikan keruntuhan Haiti ,kini adalah kewajiban kedua negara tsb untuk membantu pembangunan kembali politik di negara tsb.

Harian Swiss Berner Zeitung juga berpendapat Haiti harus mendapat bantuan internasional:

AS dan masyarakat internasional kini harus bertindak cepat. Yang sangat dibutuhkan adalah pembangunan struktur kepolisian dan kehakiman yang berfungsi. Langkah pertama adalah pemilihan parlemen dan presiden. Kalau tidak, situasi di Haiti tidak akan berubah. Para panglima militer yang merebut seluruh kekuasaan , tidak mengikuti aturan main , namun didukung oleh rakyat. Cara ini digunakan oleh, Aristide, bekas pastor kaum miskin. Namun ia akhirnya gagal.

Juga menurut harian Spanyol El Mundo , Haiti membutuhkan penampatan pasukan internasional untuk jangka waktu yang lama:

Turunnya presiden terpilih Haiti Jean-Bertrand Aristide mungkin mencegah pertumpahan darah. Namun itu juga berarti, di Amerika Latin aksi penggulingan dengan kekerasan kembali berhasil. Di Haiti ini merupakan penggulingan kekuasaan yang ke-33 dalam 200 tahun sejarahnya. Haiti tidak memiliki pemimpin yang kuat , dan kecuali Gereja Katolik, juga tidak memiliki institusi dan lembaga yang berfungsi. Negara itu membutuhkan kehadiran kuat pasukan asing , untuk waktu yang lama. Kalau tidak ingin menjadi titik gelap di peta dunia.

Akhirnya komentar dalam harian Inggris Financial Times yang menuntut kembalinya Presiden Aristide ke Haiti:

PBB harus membantu agar Arisitide dapat kembali memegang jabatannya sebagai preisden selama dua tahun sisa masa jabatannya. PBB juga harus menekankan, peristiwa yang terjadi merupakan usaha kudeta yang tidak sah. Kedua, AS harus menuntut kepada oposisi , agar segera dan tanpa syarat menghentikan aksi kekerasan. Ketiga, setelah rakyat Haiti bertahun-tahun lamanya kelaparan, hendaknya bantuan 500 juta dollar yang telah dijanjikan dan sejak lama dibekukan, segera disalurkan. Langkah-langkah itu akan menyelamatkan demokrasi yang sedang sekarat , dan mencegah kemungkinan pertumpahan darah.

Pada akhir pekan lalu semakin gencar desas-desus bahwa Osama bin Laden orang yang paling diburu Amerika Serikat , telah ditangkap.

Harian Austria Kurier yang terbit di Wina menanggapi berita tsb sbb:

Sejak berhari-hari tersiar berita Osama bin Laden telah ditangkap. Kali ini nara sumbernya adalah Radio Iran, yang mengabarkan bahwa pemimpin teroris telah ditangkap beberapa waktu yang lalu. Namun berita resminya baru akan dilansir pada waktu yang tepat bagi Presiden Bush untuk kampanye pemilihan presiden. Seperti penangkapan Saddam Hussein , penangkapan Osama bin Laden akan menimbulkan eforia patriotik di AS, yang melupakan pengorbanan para tentara AS yang gugur , dan kekalahan-kekalahan dalam perang melawan terorisme. Penangkapan bin Laden masih merupakan kabar angin. George Bush bukan panglima yang sukses dalam perang melawan terorisme internasional. Apakah skenario politik itu dugaan yang jahat? Tetapi kampanye pemilihan presiden masih berlangsung lama.