Ribuan pengungsi Palestina di Yarmouk ibarat berada dalam perangkap. Kamp di pinggiran Damaskus yang sepekan lalu dikuasai IS. Pertempuran marak antara teroris, pemberontak dan milisi pro rezim Suriah.
Iklan
Sejak pecahnya perang saudara di Suriah, kamp pengungsi Palestina Yarmouk di pinggiran ibukota Damaskus jadi kawasan yang diperebutkan oleh para pihak yang bertikai. Pasalnya, kawasan ini menjadi pintu gerbang untuk membobol Damaskus. Pertempuran antara teroris, pemberontak dan milisi pro rezim Suriah jadi pemandangan sehari-hari. Sejak awal April 2015 milisi teror Islamic State berhasil merebut 90 persen kawasan Yarmuk. Bagaimana kini situasinya, redaktur DW Diana Hodali mewawancarai Christopher Gunnes jurubicara lembaga PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA.
DW: Islamic State didukung Front al-Nusra - dua kelompok yang sebetulnya bertikai di Suriah berhasil merebut hampir seluruh kamp pengungsi Palestina Yarmouk di selatan Damaskus. Faksi lainnya, termasuk pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad, juga bertempur di Yarmouk. Bagaimana situasi di sana?
Christopher Gunness: Dari perspektif organisasi bantuan, kami melihat pengungsi di kawasan ini terjebak konflik berbagai kelompok yang bertikai. Saat ini bermukim 18.000 orang diantaranya 3500 anak-anak. Situasinya berkaitan dengan perimbangan kekuasaan dan berubah setiap menit. Tapi pada dasarnya nyawa warga di sana terancam. Mereka amat ketakutan. Karena itulah kami menuntut gencatan senjata. Organisasi bantuan perlu akses ke Yarmouk. Para pihak yang bertikai harus mengizinkan para pengungsi keluar dari kamp tersebut. Kami mengharap pengepungan dan blokade dicabut.
DW apakah penderitaan warga Yarmouk baru menjadi perhatian dunia setelah kamp itu direbut Islamic State dan Front Al-Nusra?
Christopher Gunness: Saya pikir, sebetulnya dunia sudah tahu situasi yang dihadapi warga di Yarmouk.Hanya saja pertanyaannya : apakah perhatian ini bisa diterjemahkan menjadi aksi politik. Sejak lama kami mengatakan, masalahnya bukan hanya sekedar memperbaiki situasi humaniter. Tapi, negara adidaya dunia harus meningkatkan tekanan kepada para pihak yang bertikai. Pertama harus ditegaskan, hukum internasional mewajibkan perlindungan rakyat. Keduia, organisasi internasional harus mendapat akses. Sejak sepekan, akibat pertempuran sengit, kami tidak bisa lagi menyuplai warga dengan bahan pangan, air minum dan obat-obatan
DW: Sejak perang di Suriah pertempuran memperebutkan Yarmouk terus berkobar. Pasalnya, Yarmouk adalah pintu gerbang ke Damaskus. Bagaimana perubahan situasinya sekarang?
Christopher Gunness: Dalam beberapa haris belakangan, amat terasa situasi memburuk drastis. Sejak pecah perang, banyak ibu melahirkan meninggal, akibat tidak mendapat pelayanan medis. Banyak anak-anak meninggal akibat gizi buruk. Bulan September 2014 saluran utama air bersih dihancurkan, warga tergantung bantuan dari luar. Yarmouk ketika itu bisa diibaratkan neraka. Tapi sekarang kondisnya jauh lebih buruk lagi.
DW: Aksi apa yang dapat dilakukan masyaralat internasional?
Christopher Gunness: Kami memgharapkan sidang Dewan Keamnan PBB bisa memberikan tekanan pada semua pihak yang terlibat konflik. Dan dengan itu bisa menciptakan gencatan senjata, agar warga sipil bisa dievakusai dan kami bisa menyuplai bantuan humaniter. Juga bisa dilakukan langkah penting untuk mengakhiri pengepungan Yarmouk.
Tahun Berdarah di Timur Tengah
Geliat IS di Suriah dan Irak, serta perang di Jalur Gaza menandai tahun yang penuh peristiwa di Timur Tengah. Berikut beberapa yang paling banyak mencuri perhatian dunia.
Foto: Getty Images/K. Cucel
Geliat Islamic State
Sejak 2013, kelompok teror ini sudah menguasai kota Rakka di Suriah. Januari silam mereka berhasil merebut kota Falludjah dari tangan militer Irak. Gerilayawan garis keras yang dikenal dengan aksi brutalnya itu juga sempat bercokol di provinsi Anbar dengan tujuan menguasai kota Baghdad.
Foto: Reuters
Konflik Atom Iran
Langkah Iran menghentikan program pengayaan uraniumnya Januari lalu disambut oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa dengan melonggarkan sanksi. Kendati terdapat pendekatan yang signifikan, konflik atom Iran belum akan selesai. November kemarin pihak-pihak yang terlibat memperpanjang masa perundingan hingga 2015.
Foto: ISNA
Eksekusi Massal di Mesir
Setelah pemerintah Mesir menempatkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar organisasi teror, sebuah pengadilan di Al-Minya memvonis mati 529 pendukung dan simpatisan Ikhwan. Pada proses lanjutan April lalu, pengadilan menjatuhkan vonis mati kepada 683 individu lain. Sebagian besar vonis mati lalu diubah menjadi hukuman kurung seumur hidup.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Perubahan Kekuasaan di Irak
Pada 30 April, warga Irak untuk pertama kalinya memilih parlemen sejak penarikan mundur tentara AS. Setelah konflik panjang, Perdana Menteri Nuri Al-Maliki (ki.) akhirnya bersedia untuk tidak mencalonkan diri lagi buat memuluskan jalan rekan separtainya, Haidar al-Abadi (ka.)
Foto: Reuters/Hadi Mizban
Suriah yang Tidak Ada Akhir
Setelah dua tahun perundingan lewat mediasi PBB yang kandas tanpa hasil, Utusan Khusus Timur Tengah Lakhdar Brahimi mengundurkan diri Mai silam. Tidak lama kemudian Presiden Suriah Basyar Assad merayakan kemenangan pemilu dengan 88,7 persen suara. Lucunya, pemilu cuma digelar di daerah-daerah yang diduduki pasukan pemerintah.
Foto: Reuters
Sisi Memimpin Mesir
Bekas panglima militer, Abdul Fattah al-Sisi, memenangkan pemilu kepresidenan di Mesir, akhir Mai lalu. Satu-satunya pesaing yang berani maju adalah Hamdien Sabbahi yang mendapat 3,1 persen suara. Dengan kemenangannya, warga Mesir berharap pemerintah bisa mengembalikan kondisi keamanan dan mengeluarkan negeri itu dari krisis ekonomi.
Foto: Reuters
Hamas dan Fatah Berdamai
Untuk pertamakalinya sejak 2007, Fatah dan Hamas kembali membentuk pemerintahan bersama. Presiden Mahmud Abbas meresmikan kabinet baru itu di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Rami Hamdallah. Langkah tersebut memicu reaksi keras dari Israel. PM Benjamin Netanyahu mengkritik, Fatah lebih suka mencari damai dengan Hamas ketimbang Israel.
Foto: DW/K. Shuttleworth
Di bawah Bayang IS
Juni silam Islamic State berhasil merebut kota Mossul, Irak. Kelompok teror itu juga sukses merekrut pejabat tinggi militer Irak dari jaman Saddam Hussein. Untuk pertamakalinya IS mendeklarasikan terbentuknya kekhalifahan Islam di Suriah dan Irak.
Foto: picture alliance/abaca
Perang 50 Hari
Situasi antara Israel dan Palestina tetap panas sepanjang 2014. Pada 8 Juni, Israel memulai serangan baru untuk menghentikan tembakan roket dari Jalur Gaza. Pertengahan bulan negara Yahudi itu mengirimkan pasukan infanteri. Selama 50 hari, perang di Gaza menelan lebih dari 2100 korban jiwa di pihak Palestina dan 70 warga Israel. Lebih dari 20.000 rumah di Gaza hancur oleh bom.
Foto: picture-alliance/dpa
Pelarian Kaum Yasidi
Ketika kota Sindjar jatuh ke tangan IS Agustus silam, ratusan penduduk tak berdosa dari suku Yasidi tewas dalam eksekusi mati. Sementara puluhan ribu lainnya mengungsi ke gunung. Mereka bertahan hingga pertengahan Agustus, saat pasukan Peshmerga mengirimkan helikopter untuk evakuasi.
Foto: picture-alliance/abaca/Depo Photos
Serangan Udara terhadap IS
Pada bulan yang sama Presiden AS, Barack Obama merestui serangan udara terhadap IS di Irak. Pada bulan September serangan itu diperluas hingga wilayah Suriah. Lima negara Arab ikut serta dalam operasi militer tersebut: Arab Saudi, Qatar, Bahrain dan Yordania.
Foto: Getty Images
Membidik Jurnalis
Mata dunia tertuju pada Irak selambatnya sejak IS mempublikasikan video eksekusi mati terhadap jurnalis barat dan serdadu Irak atau Kurdi. Pada 9 Agustus video pembunuhan pertama beredar di internet. Pada video tersebut terlihat reporter AS, James Foley yang tewas setelah digorok lehernya.
Foto: dapd
Libya di Ambang Kekacauan
Di tengah pertempuran antara milisi-milisi yang bertikai, parlemen baru Libya diresmikan pada Agustus di Tobruk. Ke kota itulah pemerintahan Libya berpindah setelah situasi keamanan yang memburuk di Tripolis dan Benghazi. Sejak itu dua parlemen bersaing berebut kekuasaan. Sementara parlemen lama yang dikuasai oleh kelompok Islam garis keras terus bekerja seperti normal di Tripolis.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Gerilayawan buat Kobani
Bulan September menandai awal pertempuran di kota Kobani, di utara Suriah. IS berupaya merebut kota ini sebagai simbol kemenangannya atas Suriah. Bulan Oktober ratusan gerilyawan Peshmerga berdatangan ke Kobani buat memerangi IS. Mereka dipersenjatai oleh negara-negara barat.
Foto: picture-alliance/AP/Vadim Ghirda
Drama Mubarak
Lebih dari tiga tahun sejak lengsernya Hosni Mubarak, sebuah pengadilan di Kairo membatalkan gugatan terhadap bekas presiden itu atas tuduhan pembunuhan terhadap lebih dari 800 demonstran. Sebagian besar warga Mesir turun ke jalan buat memrotes keputusan tersebut. Mubarak sendiri sudah divonis tiga tahun penjara pada bulan Mai.
Foto: AFP/Getty Images/M. El Shahed
15 foto1 | 15
Christopher Gunness jurubicara lembaga PBB untuk pengungsi Palestina. UNRWA.