Seminggu setelah polisi melancarkan sejumlah razia, termasuk ke markas utama asosiasi sepak bola Jerman (DFB), sang presiden Wolfgang Niersbach mengumumkan pengunduran dirinya.
Iklan
Presiden DFB Wolfgang Niersbach mengundurkan diri Senin (09/11/15) usai pertemuan dengan anggota dewan di markas DFB di Frankfurt. Langkah ini diambilnya menyusul kontroversi pembayaran sebesar 6,7 juta Euro tahun 2005 kepada FIFA yang dikatakan berhubungan dengan terpilihnya Jerman sebagai tuan rumah Piala Dunia 2006.
"Sudah waktunya bagi saya untuk bertanggung jawab secara politik atas kejadian seputar Piala Dunia 2006," ujar Niersbach kepada wartawan. Walau tidak lagi menjabat sebagai presiden DFB, Niersbach mempertahankan posisinya sebagai komite eksekutif di FIFA dan UEFA.
Berbagai reaksi bermunculan dari para tokoh sepak bola Jerman. Pelatih timnas Jerman Joachim Löw merasa terkejut. "Saya sangat sedih. Terlepas dari fakta yuridis, bagi saya Wolfgang adalah sosok yang luar biasa. Ia selalu mencintai sepak bola dan melakukan segalanya untuk sepak bola."
Mathias Sammer, direktur olahraga FC Bayern München: "Ia teman baik bagi saya dan keluarga saya. Saya sangat menyayangkan pengunduran dirinya."
Lukas Podolski: "Saya sangat terkejut. Saya selalu menganggapnya sebagai presiden yang baik. Kami selalu bisa bekerja sama dengan baik. Sayang ia mundur, tapi ia pasti punya alasan tersendiri dan keputusannya harus dihormati."
Toni Kroos: "Bukan hari yang baik bagi DFB. Saya menghormati keputusan Wolfgang Niersbach. Tapi sungguh saya sayangkan.."
Jabatan Niersbach di DFB kini diambil alih sementara oleh kedua wakilnya Reinhard Rauball dan Rainer Koch. Dalam pernyataannya, Koch mengatakan, Freshfields Bruckhaus Deringer, kantor pengacara yang ditugaskan DFB untuk mengusut kasus Piala Dunian 2006, telah mengidentifikasi beberapa hal yang membutuhkan klarifikasi lebih lanjut.
Skandal FIFA di Era Blatter
Joseph Blatter jadi pemimpin Federasi Sepak Bola Internasional FIFA sejak 17 tahun terakhir. Penangkapan tujuh fungsionernya hanya satu dari banyak skandal FIFA sejak dipimpin Blatter. Lihat Skandal lainnya di sini!
Foto: Getty Images
1997: Havelange Presiden, Blatter Sekjen
Sebelum masa pimpinannya dimulai, Blatter sudah terlibat skandal yang diawali oleh pendahulunya, Joao Havelange dan mantan menantunya Ricardo Teixeira. Dua pria itu mengantungi jutaan Dolar sogokan dari pemasaran Piala Dunia. Blatter yang waktu itu jadi sekjen lolos dari tuntutan, walaupun kirim kembali 1,5 juta Swiss Franc ke Havelange dan jelas tahu masalah sogokan. Foto: Joao Havelange.
Foto: picture-alliance/dpa
1998:Blatter Jadi Presiden FIFA
Tahun 1998 menjelang Piala Dunia di Perancis, Blatter terpilih jadi presiden FIFA, dan mengalahkan saingannya, ketua UEFA Lennart Johansson. Sampai sekarang, tuduhan bahwa tiap anggota delegasi Afrika dapat sogokan 50.000 Dolar masih terdengar. Namun Blatter selalu menampik tuduhan. Foto: Timnas Perancis, juara Piala Dunia 1998.
Foto: AP
2006: "Komisi" bagi Wapres Jack Warner
Wapres FIFA Jack Warner ambil alih pemasaran tiket Piala Dunia di negara asalnya Trinidad dan Tobago. Bisnis keluarganya mengantungi komisi 900.000 Dolar. Tapi penyelidik FIFA hanya temukan bukti yang beratkan putra Warner. Ketika itu Warner anggota komite eksekutif FIFA. Ia lolos dan hanya dapat peringatan. Foto: Jack Warner
Foto: Getty Images/AFP/L. Acosta
2010: Keputusan Piala Dunia 2018 dan 2022
Keputusan Piala Dunia 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar jadi kepala berita. Sebelum pengumuman, dua anggota komisi eksekutif diberhentikan karena korupsi. FIFA juga selidiki tuduhan terhadap Rusia dan Qatar. Kecurigaan masih ada hingga kini, walaupun penyidik tidak temukan bukti. Foto: Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani (kiri), Wakil PM Rusia Igor Shuvalov pegang Piala Dunia (02/12/2010).
Foto: AFP/Getty Images/F. Coffrini
2011: Mohammad bin Hammam Saingi Blatter
Mohammad bin Hammam dari Qatar maju saingi Blatter untuk jadi presiden FIFA. Menjelang pemilihan, Hammam dihadapkan dengan tuduhan korupsi dari Karibia. 35 suara dari Konfederasi Asosiasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah dan Karibia (CONCACAF) pengaruhnya besar. Blatter janji berikan sumbangan $1 juta bagi asosiai itu. Bin Hammam berusaha berikan $40,000. Rencananya terungkap. Foto: Hammam.
Foto: Saeed Khan/AFP/Getty Images
2014: Skandal Tiket Piala Dunia
Tahun 2014, sejumlah laporan dari Brazil mengungkap penyebaran ilegal tiket pertandingan turnamen Piala Dunia yang jadi wewenang presiden perhimpunan Sepak Bola Argentina, Julio Grondona. Sejak 2011 berlangsung penyidikan terhadap Grondona yang dituduh korupsi, tetapi vonis tidak pernah dijatuhkan. Grondona meninggal 30 Juli 2014. Foto: Julio Grondona.
Foto: Juan Mabromata/AFP/Getty Images
6 foto1 | 6
Termasuk tuntutan memperoleh jawaban yang selengkapnya dari Franz Beckenbauer. Dua minggu yang lalu, "der Kaiser" memberikan pernyataan kepada pengusut eksternal DFB. Ia memang mengatakan telah melakukan "kesalahan", tetapi ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Beckenbauer dahulu menjabat sebagai ketua penyelenggara Piala Dunia 2006.