1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skandal Pelatihan Pasukan Keamanan Libya

7 April 2008

Apakah para karyawan perusahaan keamanan Jerman melatih petugas-petugas keamanan Libya? Apakah dinas rahasia Jerman tahu mengenai hal tsb?

Satuan tugas istimewa polisi Jerman (SEK)Foto: picture-alliance/Bildfunk

Bagi pemerintah Jerman, skandal yang terjadi terkait pelatihan yang dilakukan polisi khusus dan seorang tentara Jerman di Libya, nampaknya tidak muncul secara tiba-tiba. Setidaknya sejak dua tahun Kementrian Pertahanan Jerman tahu tentang bantuan pelatihan yang diberikan sebuah perusahaan keamanan Jerman bagi Libya, karena melibatkan seorang tentara. Jurubicara kementrian itu, Christian Dienst mengatakan: "Pada bulan Februari sampai Maret 2008 yang bersangkutan berusaha merekrut tentara aktif lainnya. Dan salah seorang diantaranya langsung melaporkan kepada atasan militernya."

Terhadap serdadu itu, seorang sersan di Berlin, kini sedang berlangsung proses disipliner, karena melakukan pekerjaan sampingan tanpa ijin. Sebab bukan pemerintah Jerman yang menugaskan untuk melatih pasukan keamanan Libya. Demikian dikemukakan jurubicara pemerintah, Ulrich Wilhelm: "Lembaga-lembaga resmi Jerman tidak pernah terlibat dalam pengorganisasian maupun pelaksanaan pelatihan polisi di Libya."

Hanya saja mengapa pemerintah Jerman bersikap toleran dan membisu selama dua tahun, tidak dapat dikemukakan oleh Ulrich Wilhelm. Padahal di antara para pelatih itu terdapat polisi Jerman yang menguasai hal-hal yang sangat peka. Jurubicara pemerintah Jerman itu hanya dapat menekankan, bahwa di antara para pelatih itu tidak terdapat petugas yang masih aktif. Bagi dia: "Nampaknya mereka itu adalah mantan petugas polisi yang melakukan pelatihan atas nama perusahaan keamanan Bergmann."

Yang pasti, mantan petugas kepolisian, juga tidak boleh membocorkan rahasia kedinasan. Kini pihak kejaksaan harus menyingkap, apakah dan sejauh mana itu terjadi di Libya. Secara keseluruhan kegiatan perusahaan keamanan swasta di luar negeri berada di bawah kondisi hukum yang tidak jelas. Dalam hal ini pemerintah Jerman akan melakukan perbaikan, karena

"Bukan urusan pelayanan jasa swasta untuk menentukan, dimana saja di dunia ini dapat dilakukan kerjasama dengan mengikutkan 'know how' negara." Demikian kata Ulrich Wilhelm.

Dalam skandal pelatihan di Libya tsb masih banyak hal yang belum jelas. Di antaranya, sejauh mana dinas rahasia Jerman BND tahu tentang bantuan pelatihan tsb. Ketua Partai Hijau Claudia Roth tidak dapat membayangkan, bahwa dinas rahasia Jerman itu tidak tahu-menahu. dikatakannya: "Kalau BND tidak tahu apa-apa, maka badan itu tidak ada gunanya. Tapi kalau tahu, artinya memberikan keterangan palsu. Dan itu tidak membuat perasaan saya terhadap BND tambah baik."

Pemerintah Jerman hendak membahas peranan BND terkait skandal ini dalam dewan pengawas parlemen Jerman. Tetapi bagi pihak oposisi itu tidak mencukupi. Partai liberal FDP menuntut kejelasan menyeluruh, dan bila perlu dalam sebuah komisi pemeriksa. Ketua FDP Guido Westerwelle mengemukakan: "Kami tidak bisa menerima, bahwa kompetensi Jerman digunakan untuk mendukung rejim diktatur yang tidak adil dalam pendidikan kepolisiannya, untuk melatih pasukan keamanan, yang di negara itu sering ditugaskan untuk melakukan penindasan dan pelanggaran HAM."

Atas permohonan partai liberal FDP, minggu ini juga parlemen Jerman Bundestag akan melakukan bahasan aktual mengenai skandal tsb. (dgl)