1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skandal Penerbangan Rahasia CIA di Eropa

30 November 2005

Tema utama sorotan harian-harian Jerman adalah kunjungan menteri luar negeri baru, Frank-Walter Steinmeier ke AS, serta kaitannya dengan dugaan penerbangan tahanan oleh dinas rahasia AS-CIA.

Pesawat militer AS di Rumania, negara yang diduga sebagai tempat penampungan tahanan CIA.
Pesawat militer AS di Rumania, negara yang diduga sebagai tempat penampungan tahanan CIA.Foto: AP

Pertemuan Steinmeier dengan rekan sejabatnya dari AS, Condoleezza Rice tidak lagi diwarnai basa-basi diplomatik. Walaupun dalam pertemuan itu Steinmeier tidak menekankan dugaan penerbangan rahasia CIA melalui Jerman, akan tetapi kasus ini ibaratnya menggantung di ruang pertemuan

Harian Die Welt yang terbit di Berlin menulis :

"Kunjungan Steinmeier dan kemungkinan penerbangan tahanan secara rahasia serta adanya penjara CIA di Eropa Timur bersamaan waktunya dengan tuntutan Kongres AS untuk mematuhi larangan penyiksaan tahanan. Tentu saja tuduhan penyiksaan tahanan dibantah keras oleh militer. Juga Wakil Presiden Dick Cheney, yang merupakan tokoh garis keras dalam perdebatan kasus tersebut, dimaki oleh Kongres sebagai wakil presiden para penyiksa. Posisi menteri luar negeri baru Jerman cukup sulit, karena mantan kepala staf kekanseliran di zaman Schröder itu memiliki andil dalam penolakan keikutsertaan Jerman dalam perang Irak."

Harian Kölnische Rundschau yang terbit di Köln menulis, menteri luar negeri baru Jerman harus menuntut penjelasan tanpa syarat dari Amerika Serikat.

"Dugaan bahwa Jerman menjadi transit penerbangan tahanan ke kamp-kamp penyiksaan di Eropa Timur merupakan suatu kesan yang mengkhawatirkan. Sementara pemerintah negara negara Eropa Timur yang bersangkutan membantah tuduhan keterlibatannya dengan nada marah. Juga Amerika Serikat tidak memberikan keterangan yang jelas berkaitan dengan tema tersebut. Karenanya baik dan benar, jika menteri luar negeri baru Jerman, Frank-Walter Steinmeier, yang sedang berada di Washington, meminta penjelasan secara mendesak. Dengan peranannya sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia, AS tetap tidak memiliki hak istimewa untuk bersikap rahasia."

Harian Westdeutsche Zeitung yang terbit di Düsseldorf melihat adanya tanggung jawab moral untuk menjelaskan kasus tersebut.

"Dinas rahasia AS melakukan dua pelanggaran sekaligus. Menculik manusia dan menyiksanya di luar negeri. Dan yang sangat kasar, untuk aksinya mereka memanfaatkan infrastruktur di Jerman. Anggota pemerintahan Jerman, yang menerima keterangan AS tanpa bertanya lagi, otomatis akan dianggap sebagai ikut melakukan pelanggaran tersebut. Juga sikap membiarkan, dinilai dapat memicu dilakukannya kejahatan."

Sementara harian Leipziger Volkszeitung yang terbit di Leipzig, mencoba mengambil jarak dalam kasus tersebut.

"Politik Irak AS bersama alasan perang yang dicari-cari, ditambah lagi dugaan adanya penerbangan rahasia CIA, yang mengangkut tahanan Islam, beserta transitnya di Jerman dan negara Eropa lainnya, menyebabkan kemarahan besar di Berlin. Sejauh ini, pemerintah AS tetap memiliki utang penjelasan. Akan tetapi, tuduhan bersalah yang tergesa-gesa, juga tidak banyak membantu. Jika CIA menerbangkan tersangka teroris ke seluruh dunia, dengan alasan untuk untuk memperlancar pemeriksaan, hal itu boleh jadi merupakan kepentingan semua negara barat. Akan tetapi, jika para tahanan tidak memperoleh hak hukum atau ditahan semena-mena tanpa batasan waktu, hal ini melanggar prinsip hukum internasional."

Dan harian Süddeutsche Zeitung yang terbit di München menulis, Washington seharusnya menjelaskan penerbangan rahasia CIA.

"Berkaitan dengan skandal mengenai kemungkinan adanya penerbangan tahanan CIA, dari Jerman dan Uni Eropa semakin kencang tuntutan, agar pemerintah di Washington segera memberikan penjelasan. AS sudah menyadari, tuduhan skandal penerbangan rahasia telah merusak citranya. Di Jerman terdapat konsekuensi hukum, jika benar infrastrukturnya dimanfaatkan untuk penerbangan tahanan ke penjara rahasia di Eropa Timur. Sebab, hal itu bukan hanya melanggar hak asasi, melainkan juga melanggar hukum Jerman. Juga Komisaris Hukum Uni Eropa, Franco Frattini mengancam dicabutnya hak suara di Dewan Eropa, bagi negara-negara Eropa Timur yang terbukti memiliki penjara rahasia CIA."