Feky Sumual Mengaku Bersekongkol Dengan Anggota Paspampres
4 Agustus 2016
Di pengadilan AS, Feky Sumual mengaku menjual senjata secara ilegal kepada anggota Paspampres Indonesia. Kasus itu terungkap karena anggota Paspampres memakai akun Facebooknya untuk bertukar informasi.
Iklan
Kepada pengadilan federal di New Hampshire, Feky Sumual yang tinggal di Dover mengaku bersalah ikut dalam komplotan penjualan senjata ilegal untuk diselundupkan keluar Amerika Serikat.
Feky yang berusia 51 tahun didakwa melakukan konspirasi dan membuat pernyataan palsu sehubungan dengan pembelian senjata. Karena senjata-senjata tertentu yang dibeli di Amerika Serikat hanya boleh digunakan untuk kepentingan sendiri dan tidak boleh dijual ke luar negeri.
Menurut pernyataan yang dibuat selama sesi pembelaan di pengadilan, Feky mengaku bersekongkol dengan keponakannya, Audi Sumilat, anggota Angkatan Darat AS di Texas, untuk membeli senjata-senjata api Glock dan Heckler & Koch yang kemudian akan diselundupkan ke Indonesia. Ada tiga anggota Paspampres yang disebut Feky ikut dalam persekongkolan itu.
Kasus yang sedang disidangkan di New Hampshire terjadi tahun 2015. Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, disertai Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, akhir September dan Oktober 2015 melakukan kunjungan ke Amerika Serikat dalam rangka menghadiri Sidang Umum PBB di New York dan kunjungan ke Gedung Putih di Washington DC untuk menemui Presiden Barack Obama.
Ternyata selama kunjungan itu, anggota Paspampres aktif terlibat dalam pembelian senjata secara ilegal. Karena tidak bisa membeli senjata secara pribadi, para anggota Paspampres berhubungan dengan Feky Sumual. Bersama keponakannya Audi Sumilat, komplotan itu merancang pembelian senjata yang diklaim akan digunakan sendiri oleh Feky dan Audi.
22 senjata yang mereka beli kemudian dibawa ke Washington, untuk dikirim ke Indonesia lewat fasilitas pengiriman diplomatik. Padahal ekspor senjata-senjata itu ke luar Amerika Serikat perlu izin khusus. Jenis yang diberikan kepada anggota Paspampres adalah pistol Glock Model 17, Glock Model 19, Glock Model 43 dan pistol Heckler & Koch Model P30L, kebanyakan kaliber 9.9 milimeter.
Asisten Kejaksaan Bill Morse mengatakan, memang ada beberapa kasus penjualan senjata ilegal di New Hampshire dan negara-negara bagian lainnya. Senjata-senjata itu sering diselundupkan ke luar negeri, termasuk ke Ghana, Kanada dan Meksiko.
"Tapi ini adalah kasus pertama yang saya tahu, dimana penerima barang perdagangan ilegalnya adalah perwakilan dari pemerintah asing," kata Morse.
Negara Pemborong Senjata Terbesar di Dunia
India dan Arab Saudi meroket dengan pembelian alutsista terbesar sejagad. Adapun Vietnam memborong kapal perang dari Rusia buat menghadapi Cina di Laut Cina Selatan. Inilah negara yang paling banyak belanja alutsista.
Foto: AFP/Getty Images
#1. India
Kendati upaya PM Narendra Moodi membatasi impor alutsista asing dan memperkuat produksi nasional, pembelian sistem persenjataan dari luar negeri justru mengganda dalam lima tahun terakhir. Rusia (70%) adalah penyuplai terbesar alutsista India, diikuti oleh Amerika Serikat (14%) dan Israel (4,5%). Selain jet tempur, India banyak membeli kapal perang dan kapal selam dari negeri beruang merah itu
Foto: Getty Images
#2. Arab Saudi
Laporan Sipri mencatat belanja persenjataan oleh Arab Saudi meningkat sebanyak 275% dalam lima tahun terakhir. Konflik di Suriah dan Yaman diyakini menjadi penyebab utama. Negeri para emir itu terutama getol membeli kendaraan lapis baja, helikopter dan jet tempur serta senapan serbu. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar dengan 46%, diikuti Inggris (30%) dan Spanyol (5,9%).
Foto: AFP/Getty Images
#3. Cina
Sejak beberapa tahun terakhir Cina banyak memperkuat industri senjata dalam negeri untuk melepaskan ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu pula neraca impor negeri tirai bambu itu berkurang 25% dalam lima tahun terakhir. Cina banyak membeli senjata dari Rusia (59%) dan Perancis (15%). Terakhir Beijing menyepakati pembelian enam sistem peluru kendali S-400 dari Rusia.
Foto: picture-alliance/AP Images/Color China Photo/Z. Lei
#4. Uni Emirat Arab
Bara di Timur Tengah dan konflik dengan Iran mendorong Uni Emirat Arab memperkuat diri. Sejak 2011 negeri kecil di tepi Teluk Persia itu meningkatkan pembelian senjata sebanyak 35%. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar (65%), diikuti Perancis (8,4%) dan Italia (5,9%). Terakhir UEA menegosiasikan pembelian 60 jet tempur Rafale dari Perancis.
Foto: picture alliance/dpa/Ecpad Handout
#5. Australia
Militer Australia banyak mendapat dukungan pemerintah dengan angka pembelian senjata yang meningkat 65% dalam lima tahun terakhir. Proyek tebesar negeri Kangguru itu adalah pembelian 72 jet tempur siluman F-35 dari AS seharga 12,4 miliar Dollar AS. Celakanya pengembangan F-35 saat ini banyak menemui kendala. Analis militer menyebut jet tersebut kalah canggih dibanding Sukhoi Su-35 buatan Rusia
Foto: U.S. Navy photo/courtesy Lockheed Martin/Getty Images
#6. Turki
Turki berambisi besar mengakhiri ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu negeri dua benua itu lebih banyak membeli senjata lewat skema kerjasama alih teknologi. Serupa Australia yang merupakan anggota NATO, Turki juga terlibat dalam pembelian jet tempur siluman F-35 dari AS. Namun target terbesar Ankara adalah mengembangkan tank tempur buatan sendiri lewat kerjasama dengan NATO.
Foto: picture-alliance/AA/Ozge Elif Kizil
#7. Pakistan
Pakistan belakangan menjadi pembeli terbesar sistem persenjataan Cina. Bersama negeri tirai bambu itu, Pakistan banyak merangkai program kerjasama pengembangan sistem alutsista. Terakhir, Islamabad membeli delapan kapal selam bermesin diesel Tipe 41 Yuan. Namun demikian, sebagian besar sistem artileri dan armada udara Pakistan tetap mengandalkan produk Amerika Serikat.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Xinhua/P. Thapa
#8. Vietnam
Menyusul konflik di Laut Cina Selatan, Vietnam menggelontorkan dana miliaran Dollar AS untuk memperkuat daya tempurnya. Cuma dalam waktu lima tahun, negeri komunis itu loncat dari peringkat 43 ke peringkat 8 dalam daftar negara pengimpor senjata terbesar. Rusia menjadi pemasok terbesar dengan menjual 8 jet tempur, 74 kapal tempur kecil, 6 kapal selam dengan rudal laut ke darat dan 6 kapal fregat
Foto: picture-alliance/Russian Look
8 foto1 | 8
Terungkapnya komplotan duo Feky Sumual dan audi Sumilat berawal dari cekcok keluarga. Istri Feky Sumual, Tuti, November 2015 melapor kepada kepolisian di kota Dover tentang apa yang dilakukan suaminya. Karena Feky ternyata selingkuh dan bermaksud meninggalkan istrinya dan kembali ke Indonesia.
Polisi Dover lalu melakukan pengusutan. Ternyata, percakapan di Facebook akhirnya mengungkap perdagangan senjata ilegal itu. Seroang anggota Paspampres bertukar informasi dengan Feky lewat akun Facebooknya.
"Percakapan itu menunjukkan instruksi kepada Sumual mengnai jenis senjata api yang diinginkan anggota Paspampres, lalu informasi dari Sumual mengenai jenis senjata api berikut harganya, dan kesepakatan kedua pihak mengenai modus pembayaran", demikian disebutkan dalam dokumen dakwaan Pengadilan Federal New Hampshire.
Eksportir Senjata Terbesar di Dunia 2016
Perdagangan senjata global antara tahun 2011-15 meningkat 14 persen dibanding tahun 2006-10. AS masih menjadi negara pemasok senjata terbesar. Berikut daftar yang disusun Stockholm International Peace Research Institute:
Foto: Fotolia/Haramis Kalfar
1. Amerika Serikat
Ekspor senjata AS meningkat 27 persen antara 2005-2010 dan 2011-2015. Dari 96 negara yang menjadi konsumen senjata AS, penerima terbesar adalah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.. Sementara 41 persen dijual ke Timur Tengah. Asia dan Oseania menerima 40 persen dari penjualan senjata AS. Sampai akhir 2015, AS meneken berbagai kontrak besar, termasuk penjualan 611 pesawat F-35 generasi baru.
Foto: Reuters
2. Rusia
Sebanyak 50 negara melengkapi alutistanya dengan produk buatan Rusia. Negeri beruang merah itu saat ini menguasai 25 persen perdagangan senjata di dunia. India, Cina dan Vietnam adalah pembeli terbesar. Pesawat tempur, tank, kapal selam nuklir dan senapan serbu adalah jenis senjata yang paling banyak menemui pembeli.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online/Belcher
3. Cina
Antara 2011-15 Cina menyuplai senjata kepada 37 negara. Pakistan (35%), Bangladesh (20%) dan Myanmar (16%) adalah pelanggan terbesar. Antara 2006-10 dan 2011-15, ekspor senjata Cina meningkatkan sebesar 88 persen. Negeri tirai bambu itu tahun ini menguasai 5,9 persen pangsa pasar perdagangan senjata global.
Foto: AP
4. Perancis
Walaupun ekspor senjata Perancis berkurang sebanyak 9,8 % sejak 2010, posisi negeri di jantung Eropa itu naik setingkat menggeser Jerman. Kenaikan ini didongkrak oleh beberapa kontrak besar yang diterima Perancis, termasuk kontrak penjualan masing-masing 24 pesawat tempur Rafale kepada Mesir dan Qatar.
Foto: Reuters/ECPAD
5. Jerman
Ekspor senjata Jerman mengalami penurunan sebesar 51% sejak 2005. Antara tahun 2011-15, Jerman menjual senjata ke 57 negara, dengan Eropa sebanyak 29%, Asia, Amerika dan Oseania sebesar 23% serta sisanya sebanyak 23 % ke Timur Tengah. Amerika Serikat, Israel dan Yunani adalah konsumen terbesar senjata Jerman. Kebanyakan membeli tank, senjata laras panjang dan kapal selam.
Foto: Ralph Orlowski/Getty Images
6. Inggris
Tanpa Arab Saudi, India dan Indonesia industri senjata Inggris akan gulung tikar. Negeri para emir itu menyerap 46% produksi senjata Inggris, diikuti oleh India dengan 11 % dan Indonesia 8,7 %. Pesawat tempur Eurofighter Typhoon, helikopter pengangkut Lynx, kapal selam kelas Astute, senjata laras panjang SA80 dan berbagai sistem persenjataan untuk jet tempur modern adalah dagangan terbesar Inggris
Foto: Reuters
7. Spanyol
Selain pesawat angkut militer Airbus A400M Atlas yang diproduksi bersama negara-negara Eropa lainnya, Penjualan terbesar industri alutista Spanyol adalah pesawat angkut CASA dan pengangkut personel lapis baja Pegaso BMR. Militer Mesir dan Arab Saudi memiliki sekitar 460 kendaraan beroda enam itu. Australia sejauh ini adalah pembeli terbesar dengan 29%, diikuti Arab Saudi 12% dan Turki 8,7%
Foto: AP
7 foto1 | 7
Feky mengatakan bahwa dia membeli 15 pucuk senjata api dari dealer resmi di New Hampshire bulan September dan Oktober 2015. Sedangkan Audi Sumilat membeli 7 pucuk senjata dari dealer di Texas dan New Hampshire. 22 pucuk senjata itu kemudian dibawa ke Washington DC Oktober 2015.
Ketika membeli senjata-senjata itu, Feky Sumual dan keponakannya membuat deklarasi bahwa senjata-senjata itu akan digunakan sendiri, walaupun mereka sebenarnya membelinya atas pesanan anggota Paspampres RI.
Sumual juga mengaku menyerahkan senjata-senjata mereka langsung kepada anggota Paspampres dan kepada perwakilan Indonesia di Washington DC bulan september dan Oktober 2015, ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Sidang Umum PBB dan Gedung Putih. Beberapa pertemuan untuk menyerahkan senjata diantar dengan mobil berplat nomor diplomatik, kata Sumual.
Hakim Landya McCafferty menyatakan menerima bersalah Feky Sumual dan akan memutuskan vonisnya pada 7 November mendatang. Sebelumnya Audi Sumilat juga mengaku bersalah dan akan dijatuhi vonis 11 Oktober 2016.
Isu Utama Kampanye Pemilu Presiden AS
Opini rakyat AS terpecah-belah dalam banyak isu politik. Baik urusan pemberantasan terorisme, aborsi atau pembatasan kepemilikan senjata. Ini beberapa yang paling penting.
Foto: Reuters/J. Young
Pembatasan Pemilikan Senjata
Baik di gereja di Charleston, di sekolah dasar di Sandy Hook, atau di bioskop di Aurora, penembakan masal sudah jadi hal yang sering terjadi di AS. Menjelang akhir masa jabatannya, Obama berusaha ketatkan kontrol senjata di negaranya. Tapi ini isu yang memecah-belah warga. Banyak warga AS menolak langkah yang membatasi kepemilikan senjata.
Foto: Reuters/A. Latif
Reformasi Asuransi Kesehatan
Kemungkinan tidak ada isu paling besar yang pisahkan kubu Republik dan Demokrat selain reformasi asuransi kesehatan yang dicanangkan Presiden Barack Obama, dijuluki Obamacare. Itu membuat hampir semua orang AS harus punya asuransi kesehatan. Banyak calon Demokrat ingin perluas Obamacare, sementara sebagian besar calon Republik akan menghapusnya jika terpilih jadi presiden.
Foto: Reuters/J. Rinaldi
Terorisme
Serangan teroris di San Bernardino, yang sebabkan 14 orang tewas, kembali sulut debat soal keamanan nasional dan pemberantasan terorisme. Kandidat presiden dari Partai Republik kritik Obama karena dianggap lemah mengatasi masalah terorisme. Donald Trump, calon dari kubu Republik bahkan usulkan larang masuknya semua orang beragama Islam ke AS.
Foto: Getty Images/AFP/S. M. Haffey
Imigrasi
Di samping itu Trump juga ingin mencegah masuknya orang Meksiko ke AS, dan usulkan pendirian tembok sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Calon lainnya lebih liberal, dan usulkan UU imigrasi baru, yang setidaknya menawarkan perspektif bagi 11 juta imigran gelap di AS. Karena semakin kuatnya kemungkinan dukungan dari warga "Hispanic", imigrasi jadi salah satu isu penting pemilu presiden AS.
Foto: Getty Images/AFP/R. Schedmidt
Aborsi
Ini debat yang tak kunjung henti di AS. Pilihannya: "pro-choice" atau "pro-life", antara hak memilih (aborsi), atau hak untuk hidup. Bagi banyak warga konservatif dan kelompok religius AS, aborsi adalah dosa. Banyak calon dari kubu Republik menolak aborsi, karena gerakan pro-choice memperjuangkan hak perempuan untuk memilih aborsi secara legal.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
Keadilan Sosial
Distribusi kekayaan di AS sangat tidak merata. Menurut peneliti di Kalifornia, 1% warga terkaya AS memiliki kekayaan sama seperti jumlah kekayaan 90% warga di golongan bawah. Kemungkinannya kecil AS akan punya sistem keadilan sosial seperti di Eropa. Tapi dengan munculnya Bernie Sanders dari Partai Demokrat, kampanye kali ini jadi punya fokus kuat pada kekayaan dan ketidakadilan.