1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skandal Perdagangan Organ Tubuh di India

29 Januari 2008

500 ginjal diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa, sebagian diambil paksa dari korban-korban yang kebanyakan sangat miskin.

Foto: picture-alliance/dpa

Mohammad Salim, seorang buruh harian berusia 30 tahun menetap di kawasan India yang paling banyak penduduknya. Keinginan Salim untuk menghidupi kedua anaknya, mendorong dia untuk menerima tawaran kerja di New Delhi, ibukota yang jauhnya 70 km dari Uttar Pradesh, negara bagian India dari mana ia berasal.

“Ketika itu saya sedang berada di Meerut untuk mencari pekerjaan. Seorang lelaki yang tak saya kenal datang dan menawarkan pekerjaan di New Delhi. Katanya, saya bisa kerja di sana selama empat atau lima bulan dan akan diupah 150 rupee seharinya. Makan dan penginapan ditanggung mereka. Saya langsung setuju dan berangkat bersama dia.”

Harapan akan peluang kerja itu berubah menjadi mimpi buruk. Sekelompok lelaki bersenjata menawan Mohammad Salim.

“Mereka mengambil darah saya dan sesudah itu memberikan suntikan. Langsung saja saya pingsan. Tengah malam, ketika saya terbangun lagi, rasanya sakit sekali. Perut saya diperban dan mereka mengaku telah mengambil ginjal saya. Lalu mengatakan akan merawat kemudian membebaskan saya lagi. Tapi saya dilarang untuk menceritakan hal ini kepada orang lain.“

Mohammad Salim hanyalah satu diantara ratusan korban skandal perdagangan ilegal organ tubuh di India. Operasi ginjal terhadap Mohammad Salim dilakukan oleh seorang dokter bernama Amit Kumar.

Seringnya, Dokter Kumar bersama rekanan penjahatnya mengambil organ tubuh itu secara paksa. Namun terkadang dokter ini membayar sekitar 500 hingga 900 Euro untuk ginjal yang diambilnya.

Ginjal itu kemudian dijual kembali dengan harga sepuluh kali lipat. Pembelinya, pasien-pasien mancanegara yang membutuhkan organ tubuh itu siap membayar mahal atau bahkan datang ke India untuk menjalani operasi.

Mohinder Lal, kepala polisi Gurgaon, dimana skandal itu terbongkar mengungkapkan, “Dokter Kumar itu sudah bekerja di sini selama enam sampai tujuh tahun terakhir. Ia sudah mentransplantasi ginjal sekitar 500 Pasien. Ini skandal besar.”

Kumar yang sering menggunakan nama samaran, bukan nama asing bagi kepolisian India. Sejak 1993 di Bombay, pihak kepolisian sudah mencurigai gerak geriknya. Namun ia kerap berhasil lolos.

Juga sekarang, beberapa waktu sebelum polisi Gurgaon melakukan razia, Kumar sudah melarikan diri. Diperkirakan, ada yang membocorkan razia itu dan Kumar kabur menggunakan sebuah paspor Nepal yang palsu.

Bagi para penyidik, lolosnya Kumar menunjukan adanya jaringan internasional perdagangan organ tubuh yang terorganisir rapi.

Masyarakat India menuntut adanya pengetatan hukum, pasalnya juga karena kasus skandal Kumar dan pengambilan paksa organ tubuh ini, bukan yang pertama. Kumar dan komplotnya kini terus dicari, juga secara internasional. (ek)