Soal Denuklirisasi, AS Nantikan Respons dari Korea Utara
21 Juni 2021
Utusan AS untuk Korea Utara, Sung Kim, pada Senin (21/06) mengharapkan "tanggapan positif" dari pemerintahan Kim Jong Un. Pernyataan tersebut dilaporkan kantor berita Yonhap ketika Sung Kim berkunjung ke Korea Selatan.
Iklan
Sung Kim, perwakilan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara melakukan kunjungan selama lima hari di Korea Selatan di tengah kebuntuan pembicaraan denuklirisasi dengan Pyongyang.
"Kami akan bersiap untuk keduanya, karena Anda tahu, kami masih menunggu kabar dari Pyongyang untuk sebuah pertemuan," katanya. "Semoga dialog menunjukkan bahwa kami akan segera mendapatkan respons positif."
Kim, yang juga merangkap sebagai Duta Besar untuk Indonesia, memiliki jadwal pertemuan dengan utusan nuklir utama Korea Selatan, Noh Kyu-duk, serta sesi pertemuan trilateral bersama Takehiro Funakoshi dari Jepang.
Selain itu, Noh dan Funakoshi juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral untuk membahas Korea Utara.
Penunjukan Kim dilakukan setelah pemerintahan Presiden Joe Biden melakukan tinjauan kebijakan Korea Utara yang menyimpulkan bahwa Amerika Serikat akan mencari cara praktis untuk membujuk Pyongyang agar menyerahkan senjata nuklirnya.
Seberapa Besar Kemampuan Militer Korea Utara?
Korea Utara punya tentara dalam jumlah besar. Ditambah lagi, negara komunis itu terus menambah dan meningkatkan persenjataannya termasuk senjata nuklir.
Foto: Reuters/KCNA
Jumlah Tentara Sangat Besar
Dengan jumlah tentara reguler 700.000 orang, dan hampir 4,5 juta tentara cadangan, hampir seperlima rakyat Kore Utara berbakti dalam militer. Semua pria di negara komunis itu wajib mengikuti pendidikan militer dalam bentuk apapun. Dengan demikian, militer Korea Utara dari segi jumlah dua kali lebih besar daripada Korea Selatan.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Alutsista Banyak
Menurut Global Firepower Index 2017, Korea Utara punya banyak alat utama sistem pertahanan berupa 76 kapal selam, 5.025 panser, serta 458 jet tempur. Foto dari 2013 ini menunjukkan pemimpin Kim Jong Un di pusat komando militer. Dari tempat ini ia bisa memerintahkan persiapan peluncuran roket yang sebagian bisa dimuati hulu ledak nuklir, untuk menyerang AS dan Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Pamer Persenjataan
Tiap tahun, rezim Korea Utara mamamerkan kekuatan militernya lewat parade di ibukota Pyongyang. Jadwal penyelenggaraan pamer senjata seperti ini biasanya jatuh pada hari peringatan penting di negara komunis itu, atau bertepatan dengan perayaan penting di keluarga Kim.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Peluru Kendali Balistik Antar Benua
AS mengkonfirmasi uji coba peluru kendali balistik antar benua (ICBM) terbaru oleh Korea Utara sukses. Keberhasilan ini adalah "eskalasi dan ancaman baru bagi AS, sekutunya dan dunia," begitu dinyatakan Menlu AS Rex Tillerson. Roket tipe Hwasong-14 mampu "mencapai sasaran manapun di dunia". Demikian laporan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Foto: Getty Images/AFP/KCNA
Uji Coba Nuklir Dilanjutkan
Walaupun dunia internasional menjatuhkan sanksi berat, Korea Utara melanjutkan program nuklirnya. Hingga sekarang sudah dilakukan lima kali uji coba nuklir. Tahun 2016 saja dialkukan dua kali. Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min Koo menilai kemungkinannya besar, Korea Utara dalam waktu dekat akan menguji senjata nuklir untuk ke enam kalinya.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Ancaman bagi Perdamaian Dunia
Hanya Cina dan Rusia yang bisa terhitung sekutu Korea Utara. Rezim itu melihat apa yang mereka sebut "kekuatan imperialis AS" sebagai musuh utama, disusul Jepang dan Korea Selatan. Korea Utara terutama memberi reaksi tajam terhadap latihan militer tahunan yang diadakan AS dan Korea Selatan.
Foto: Reuters/K. Hong-Ji
Akhir Kesabaran?
Setelah Korea Utara melakukan tes peluru kendali balistik antar benua, tampaknya AS sudah habis kesabaran. Presiden AS Donald Trump akan membicarakan solusi dengan sekutunya, sebagai pembicaraan sampingan dalam KTT G20 di Hamburg. Cina dan Rusia terutama berusaha mencegah AS melancarkan serangan pertama terhadap Korea Utara. Ed: H. Gui/A. Grunau (ml/as)
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Brown
7 foto1 | 7
Sinyal menarik dari Pyongyang
Belum lama ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak terselenggaranya dialog atau konfrontasi dengan Amerika Serikat, kata kantor berita negara KCNA pada Jumat (18/06).
Amerika Serikat menanggapi pada Minggu (20/06) bahwa mereka melihat komentar Kim sebagai "sinyal yang menarik," tetapi menambahkan bahwa Washington masih menunggu komunikasi langsung dari Pyongyang untuk memulai pembicaraan apa pun yang berkaitan dengan denuklirisasi Semenanjung Korea.