Protes bermunculan ketika seorang imam masjid Salafi di Köln menyalahkan cara berpakaian perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual massa di malam tahun baru. Sang imam buru-buru meralat pernyataannya.
Iklan
"Salah satu alasannya adalah bagaimana perempuan berpakaian. Kalau mereka berpakaian minim dan memakai parfum, maka terjadilah hal-hal semacam itu (pemerkosaan -red) oleh pengungsi." Sontak ucapan seorang pemuka agama Islam itu memicu protes keras di Jerman.
Pernyataan tersebut diucapkan Sami Abu-Yusuf kepada sebuah stasiun televisi Rusia. Ia mengklaim sang jurnalis memuat komentarnya di luar konteks. Kini imam sebuah mesjid Salafi di Köln itu dilaporkan ke kepolisian Jerman.
"Kepada media-media Jerman, Abu Yusuf mencoba meluruskan pernyataannya. "Saya cuma ingin menjelaskan kenapa insiden di Köln bisa terjadi," ujarnya merujuk pada kasus pelecehan seksual massal oleh pengungsi Afrika Utara di malam tahun baru.
Bahkan jika perempuan Jerman memutuskan untuk telanjang, tidak seorangpun, tidak Muslim, Arab atau juga laki-laki Jerman, boleh memerkosa perempuan," tegasnya kepada harian Die Welt. "Hal semacam itu kami ajarkan di mesjid kami. Siapapun yang ingin tinggal di sini harus mematuhi Undang-undang."
Komentar Abu Yusuf muncul ketika Jerman sedang mempertimbangkan pembatasan jumlah pengungsi. Usulan tersebut sejauh ini masih ditolak oleh Angela Merkel. Tapi posisi sang kanselir kian terdesak oleh petinggi partai sendiri.
Baru-baru ini Wakil Ketua Umum Partai Uni Kristen Demokrat CDU, Julia Klöckner, memublikasikan usulan paket kebijakan yang antara lain membatasi jumlah pengunsi dengan membangun pusat penampungan di perbatasan.
Klöckner yang berambisi memenangkan pemilihan umum di negara bagian Rheinland Pfalz itu membantah rencananya "bertentangan" dengan kebijakan Merkel. Sang kanselir selama ini bersikeras, solusi krisis pengungsi cuma bisa dicapai melalui kerjasama multilateral antar negara Eropa.
Namun beberapa punggawa partai, termasuk Ketua Fraksi CDU di Parlemen, Volker Kauder, mendesak agar pemerintah turut menyusun solusi untuk masalah pengungsi di dalam negeri.
Jerman Dihantam Telak Krisis Pengungsi
Jerman terpaksa minta bantuan Turki untuk cari solusi krisis pengungsi. Kanselir Merkel janjikan kepada Presiden Erdogan dukungan untuk perundingan anggota Uni Eropa. Jerman kini dihantam telak dampak krisis pengungsi.
Foto: Getty Images/AFP/E. Barukcic
Turki Aktor Utama Cegah Arus Pengungsi
Kanselir Merkel mula-mula bertemu PM Ahmet Davutoglu untuk diskusikan langkah mengerem "eksodus" terbesar dalam sejarah pengungsi dari Suriah dan Irak ke Eropa lewat Turki. Sebagai imbalannya Uni Eropa menjanjikan bantuan 3 milyar Euro. Turki diminta tampung 2 juta lagi pengungsi. Saat ini di Turki sudah ditampung 1.8 juta pengungsi dari kawasan konflik Suriah dan Irak.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kilic
Turki Diatas Angin Jerman Merunduk
Kanselir Jerman Angela Merkel sebelumnya tokoh utama penentang permohonan keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Tapi krisis pengungsi di Eropa yang terutama jadi beban Jerman, memaksanya untuk "sowan" kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Yildiz Palace, Istanbul, Turkey. Merkel antara lain menjanjikan dukungan bagi dibukanya lagi perundingan keanggotaan Turki dalam Uni Eropa.
Foto: Getty Images/G. Bergmann/Bundesregierung
Pegida Mendapat Angin
Akibat kekecewaan warga atas politik pengungsi yang dijalankan pemerintahan Merkel, kelompok anti orang asing dan anti Islam Pegida seolah mendapat angin. Aksi demonstrasi Pegida semakin banyak didukung oleh warga biasa. Mereke menuding Merkel melakukan "pengkhianatan" dan tidak mendengar kecemasan warga.
Foto: DW/R. Fuchs
Picu Penusukan Tokoh Politik
Seorang warga yang kecewa, melakukan aksi penusukan membabi buta terhadap kandidat walikota Köln, Henriette Reker. Pelaku yang punya sejarah terlibat gerakan ekstrim kanan mengatakan, ia menolong banyak orang dengan aksi brutalnya itu. Reker adalah kepala bagian sosial masalah penampungan pengungsi kota Köln. Reker yang luka parah, terpilih sebagai walikota dalam pemilu lokal di Köln (18/10).
Foto: picture-alliance/dpa/M. Skolimowska
Pengungsi Terus Membanjir
Tanpa terpengaruh ricuh politik dalam negeri di Jerman, ratusan ribu pengungsi terus berusaha memasuki Eropa, dengan tujuan utama Jerman atau Austria. Negara-negara Transit seperti Hongaria, Slovenia, Serbia dan Kroasia kewalahan dan terpaksa mengerahkan tentara untuk mengawasi dan memasang pagar kawat berduri. Jerman dan Austria juga terapkan kontrol ketat pendatang.