1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

SPD Ajukan Olaf Scholz Jadi Pengganti Merkel di Pemilu 2021

11 Agustus 2020

SPD hari Senin (10/8) resmi mengajukan Wakil Kanselir dan Menteri Keuangan Olaf Scholz sebagai kandidat utama untuk menggantikan Angela Merkel pada pemilu 2021. Nominasi dini SPD kejutkan parpol-parpol lain.

Menteri Keuangan Olaf Scholz
Wakil Kanselir dan Menteri Keuangan Olaf ScholzFoto: Reuters/Bensch

"Saya senang dengan nominasi ini, dan saya ingin menang," kata Olaf Scholz setelah resmi diumumkan sebagai kandidat utama Sosialdemokrat SPD untuk pemilu 2021. Sekarang semuanya terbuka bagi para pemilih, siapa yang akan maju dari SPD, kata Olaf Scholz dan berjanji akan tetap melaksanakan tugasnya sebagai Menteri Keuangan sebaik-baiknya.

Namun bukan tugas mudah memimpin SPD meraih kemenangan pada pemilu mendatang. Sejak kalah telak dalam pemilu 2017 dan mencatat hasil terburuk 20,5 persen, SPD terlibat dalam perdebatan internal yang melelahkan mengenai haluan dan pembaruan partai. Terutama desakan kaum muda dan para pemikir kiri bahkan memaksa pimpinan partai sebelumnya, Andrea Nahles, meletakkan jabatan. Dalam jajak pendapat aktual, SPD sekarang berada pada 15 persen, masih dibawah Partai Hijau, yang kini tampil sebagai kekuatan politik kedua terbesar di Jerman setelah partai Angela Merkel, CDU.

Terakhir kali, justru Olaf Scholz gagal menjadi Ketua Umum SPD, setelah kongres partai justru memilih duet Walter-Borjans dan Saskia Esken, yang sebelumnya tidak diperhitungkan. Nominasi Olaf Scholz sebagai kandidat utama adalah upaya SPD untuk tampil secara solid. Walter Borjans dan Saskia Esken sendiri yang mengumumkan nominasi Olaf Scholz dalam konferensi pers mendadak di Berlin.

''Angela Merkel'' versi pria

Olaf Scholz, 62 tahun adalah tokoh sayap kanan Sosial Demokrat, sekarang menjabat sebagai Wakil Kanselir Angela Merkel dan Menteri Keuangan. Dia mendapat pujian luas atas penanganan gejolak krisis corona dengan kepala dingin. Bahkan lawan-lawan politiknya mengakui sikapnya yang konsisten dan tenang menghadapi krisis, sehingga dia mendapat julukan ''Angela Merkel kedua''.

Setelah menjabat sebagai Wali Kota Hamburg selama 2011-2018, Olaf Scholz bergabung dengan Kabinet Angela Merkel dua tahun lalu dalam pemerintahan koalisi besar CDU/CSU-SPD. Sebagai Menteri Keuangan, dia selalu menekankan pentingnya penghematan dan keseimbangan anggaran, dan berhasil menstabilkan keuangan Jerman dengan haluan hati-hati.

Angela Merkel sendiri mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan berikutnya dalam Pemilu 2021. Keputusan itu membuat partainya terlibat dalam perdebatan panjang tentang kepemimpinan CDU. Annegret-Kramp-Karrenbauer yang didukung Merkel memimpin CDU akhirnya harus mengundurkan diri, dan saat ini hanya menjabat sebagai ketua komisaris. CDU baru akan memilih ketua baru pada Desember mendatang. Karena itu hingga kini masih belum jelas, siapa yang akan dinominasikan CDU sebagai kandidat utama pada pemilu 2021. Tidak heran, nominasi dini SPD dikritik tokoh-tokoh CDU dengan menyatakan, seharusnya SPD berkonsentrasi pada pemerintahan saat ini, bukan pada pemilu tahun depan.

Olaf Scholz (tengah) didampingi Ketua Umum SPD Walter Bojans (kiri) dan Saskia Esken (kanan)Foto: Reuters/Bensch

Poros kiri baru SPD-Partai Hijau-Partai Kiri?

Selama ini Partai Hijau mengambil posisi strategis dan menyatakan terbuka berkoalisi baik dengan CDU maupun dengan SPD. Namun jika perolehan suara SPD pada pemilu mendatang berada di bawah Partai Hijau, cita-cita Olaf Scholz menjadi kanselir Jerman akan gagal. Partai Hijau mendapat keuntungan dari isu perubahan iklim yang mengkhawatirkan banyak pemilih Jerman. Hari Senin kemarin, Olaf Scholz menyebut penanggulangan perubahan iklim sebagai salah satu prioritas utama untuk dekade-dekade mendatang

Sementara Partai Kiri, yang lama ditolak SPD sebagai mitra koalisi karena konflik tokoh-tokoh tuanya, sejak lama mengusulkan pembentukan ''front kiri baru'' SPD-Partai Kiri-Partai Hijau untuk melawan konservatisme dan populis kanan. Namun banyak posisi dan tuntutan Partai Kiri yang dianggap tidak realistis, misalnya agar Jerman keluar dari NATO. Minggu lalu, tokoh-tokoh Partai Kiri menegaskan mereka sekarang ''siap terlibat dalam suatu koalisi pemerintahan''.

Ditanya tentang kemungkinan opsi koalisi, Olaf Scholz menyatakan tidak mengesampingkan kemungkinan koalisi dengan Partai Hijau dan Partai Kiri, asalkan ''kebijakan mereka dapat diterima''. Namun dia menegaskan, tujuan utama adalah kepemimpinan SPD sebagai kubu terkuat dalam sebuah koalisi. ''Harus ada kepemimpinan Sosialdemokrat. Kita akan lihat, bagaimana kita bisa mewujudkan itu,'' katanya.

hp/pkp  (dpa, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait