1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Sosok Imam di Bali yang Tetap Khusyuk Salat Saat Gempa

6 Agustus 2018

Seorang imam di Bali yang tetap khusyuk menunaikan sholat di tengah guncangan akibat gempa bumi di Lombok menjadi ikon media sosial. Siapa imam yang sedang ramai mendulang pujian tersebut?

Halbmond auf dem Minarett einer Moschee
Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler

Sosok imam salat di Bali yang tetap khusyuk saat gempa 7 SR mengguncang banjir pujian di media sosial. Siapa dia?

Video yang viral itu berasal dari live Facebook di akun 'Musholla As-Syuhada Blk'. Dari video terlihat imam sedang membaca penghujung surat Al-Fatihah ketika gempa mengguncang. Tak ada sambutan sahutan 'amin', sebab beberapa jemaah kemudian melarikan diri.

Namun imam tetap melanjutkan salatnya, dia lalu membaca ayat 'Kursi'.

Imam tersebut berpegangan pada dinding masjid ketika gempa mengguncang. Beberapa jemaah lalu ada yang kembali menjalankan salat.

Takmir Musala As-Syuhada adalah salah satu makmum ketika salat tersebut. Dia mengungkap sosok imam itu. "Namanya Arafat. Dia kadang-kadang datang, kadang-kadang tidak. Dia lagi liburan saja," ucap takmir Musala As-Syuhada ini saat dihubungi, Senin (6/8/2018).

Takmir ini meminta namanya tidak dipublikasikan.

Dia sempat berbincang dengan Arafat usai salat selesai. Dari ucapannya, ia meyakini iman Arafat sangat kuat hingga tetap khusyuk memimpin salat ketika gempa. "Saya percaya imannya sangat kuat," ujarnya.

Saat gempa mengguncang, imam salat sempat melafalkan ayat kursi. Kepada si takmir musala, Arafat mengaku ayat kursi itu langsung begitu saja terucap.

"Saya sempat mengobrol juga. Imannya dia sangat kuat. Dia bilang 'semua itu karena Allah. Gempa itu Allah yang ciptakan. Jadi kalau kita baca ayat kursi, itu kan ayatnya tentang keagungan Allah, sifat-sifat Allah'. Dia baca ayat kursi itu tidak berpikir, setelah 'amin' selesai lalu di mulutnya itu langsung ayat kursi," ceritanya.

Dia mengatakan Arafat tidak berkenan diwawancara. Imam salat tersebut tak ingin niat ibadahnya berubah jadi riya'.

Sumber: Indah Mutiara Kami/Detik