NASA menyatakan akan kirim astronot dengan roket SpaceX tanggal 27 Mei. Selama bertahun-tahun AS bergantung pada roket-roket Rusia untuk membawa astronotnya ke ISS.
Iklan
Badan Antariksa AS, NASA akan kembali mengirimkan astronot AS ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional ISS, setelah terhenti selama hampir 10 tahun. Hal itu diumumkan Jumat (17/04). NASA bekerjasama dengan perusahaan swasta SpaceX untuk melaksanakan pengiriman astronot tersebut. Hal ini dinyatakan Direktur NASA, Jim Bridenstine. Stasiun Ruang Angkasa Internasional ISS berada sekitar 400 km dari permukaan bumi.
Sejauh ini hanya Rusia, AS dan Cina yang berhasil mengirimkan astronot ke ruang angkasa. Misi yang pertama diluncurkan tahun 1961. SpaceX adalah perusahaan swasta pertama yang akan melaksanakan pengiriman astronot. Tahun 2015, perusahaan itu membuat catatan dalam sejarah karena berhasil mengembangkan dan meluncurkan roket yang bisa digunakan kembali.
Tahun lalu SpaceX berhasil mengirimkan roket yang mengangkut sebuah boneka ke stasiun ISS. Perusahaan yang didirikan pengusaha Elon Musk itu sudah mengirimkan kargo ke ISS dengan roket Falcon 9 sejak tahun 2012.
Kapsul Crew Dragon yang akan digunakan untuk membawa dua astronot bulan Mei nanti adalah versi yang sudah dimodifikasi dari kapsul yang digunakan untuk membawa kargo dalam misi-misi sebelumnya.
Saat ini, di ISS dua kosmonot Rusia dan seorang astronot AS sedang berada di ISS. Setelah tiba di sana, Hurley dan Behnken akan melewatkan beberapa pekan atau bulan untuk bekerja di laboratorium ISS.
NASA juga sedang dalam proses memesan satu tempat tambahan di atas roket Rusia untuk membawa astronotnya. Sejak 2011, Soyuz milik Rusia mengangkut semua kru ke ISS, dan kembali ke bumi. ml/yp (afp, ap)
7 Hal yang Perlu Diketahui tentang Badan Antariksa Eropa
Kita akan memasuki dekade luar angkasa baru. Badan Antariksa Eropa ESA sudah menyiapkan berbagai misi terbaru, yang diyakini dapat menemukan solusi terkait perubahan iklim hingga meningkatkan jaringan 5G.
Foto: picture-alliance/dpa/F.Gambarini
Terbang menjauh dari Bumi
Menyambut dekade yang baru, Badan Antariksa Eropa (ESA) menyiapkan anggaran terbesar untuk misi lebih jauh lagi mengeksplorasi luar angkasa. Misi-misi yang disiapkan diharap membuat manusia dapat memahami lebih baik hal-hal yang sedang terjadi di Bumi. Misalnya memonitor hal-hal yang sulit untuk dipahami dari Bumi, seperti penyebaran kebakaran hutan dan dampak bencana alam.
Foto: NASA/NOAA
Memperkenalkan jaringan non-terestrial
Apa hubungannya dengan jaringan 5G? ESA mengklaim merencanakan pengembangan sistem satelit yang akan digunakan bersama jaringan 5G. Ini adalah generasi terbaru jaringan komunikasi nirkabel. Semua akan terhubung secara online, di mana saja dan kapan saja. Keren atau menakutkan?
Foto: picture-alliance/AP Photo/EA/ATG MEdialab
Bersih-bersih ruang angkasa
Sejak era misi penerbangan antariksa dimulai di tahun 1957, ruang angkasa terus dipenuhi sampah puing-puing bekas satelit dan benda lain. ESA menyatakan pihaknya berencana mengatasi masalah ini dengan misi membersihkan sampah antariksa secara aktif dan terus menerus. Lebih dari 34.000 objek yang lebih besar dari 10 cm mengorbit bumi, yang setidaknya harus ditangkap dan dimusnahkan.
Foto: ESA
Gerbang menuju antariksa
Stasiun ruang angkasa yang direncanakan mengorbit bulan bernama Gateaway akan dibangun pada tahun 2020-an. Dari stasiun tersebut, bulan akan diamati lebih dekat dan stasiun itu akan menjadi pangkalan untuk penerbangan eksplorasi yang lebih jauh. Salah satu misi yang sudah direncanakan adalah JUICE yang akan memulai perjalanannya ke Jupiter pada tahun 2022.
Foto: ESA
Menghentikan asteroid yang akan bertabrakan?
Untuk mengetahui apa yang diperlukan untuk membelokkan asteroid dari jalurnya, NASA dan ESA sedang merencanakan misi eksplorasi. Satu asteroid yang menjadi fokus adalah Didymos. Misi yang bernama HERA ini kemudian akan mengukur impak tabrakan dengan tepat.
Foto: ESA
Sistem pengangkut dan pesawat ruang angkasa terbaru
Roket Ariane 6 akan jadi wahana pengangkut baru dari Eropa yang membawa kargo ke luar angkasa mulai akhir 2020. Dilengkapi dengan kapsul yang dapat memisahkan unitnya, UE ingin mengamankan akses independennya ke ruang angkasa. ESA sedang membangun Space Rider, sebuah laboratorium antariksa ulang-alik yang akan kembali ke Bumi setelah menyelesaikan misi.
Foto: ESA
Lebih jauh, lebih jauh dan lebih jauh lagi!
ESA menyatakan ingin melangkah lebih jauh dari sebelumnya dalam dekade mendatang. Untuk pertama kalinya, astronot Eropa Matthias Maurer (foto) akan terbang ke bulan. Mereka juga akan melakukan perjalanan ke Mars bersama NASA, dengan rencana untuk membawa pulang sampel dari planet merah itu ke ke Bumi. Penulis: Sophia Wagner/Charli Shield (pa/as)