Jelang pemilu 26 September, makin tidak jelas koalisi apa yang nanti akan terbentuk di Jerman. Untuk pertama kalinya dalam jajak pendapat, Partai Sosial Demokrat SPD mengimbangi CDU. Partai Hijau ada di posisi ketiga.
Iklan
Dengan hanya lima minggu lagi sampai pemilihan parlemen di Jerman, dua partai yang saat ini berkoalisi membentuk pemerintahan bersaing ketat. Menurut jajak pendapat terbaru dari lembaga penelitian INSA yang dirilis hari Minggu (22/08), CDU dan SPD sama kuat.
Partai konservatif kanan-tengah CDU, yang dalam pemilu nasional selalu beraliansi dengan CSU membentuk blok Uni Kristen CDU/CSU, menurut INSA akan mendapat 22 persen suara, seandainya pemilihan dilakukan hari Minggu, 22 Agustus 2021. Sedangkan SPD untuk pertama kalinya sejak awal tahun ini berhasil mengimbangi dengan suara yang sama, yakni 22 persen.
Partai CDU turun tiga poin dari jajak pendapat seminggu sebelumnya, sementara SPD naik dua poin. Pemilu tanggal 26 September mendatang diprediksi akan berlangsung dramatis dengan persaingan suara yang ketat.
Tidak ada kubu koalisi yang jelas
Hasil jajak pendapat tetap stabil untuk Partai Hijau, yang menempati posisi ketiga. Beberapa bulan lalu, Partai Hijau sempat mencuat dan sama kuat dengan CDU, sementara SPD terpuruk jauh. Partai-partai yang lebih kecil tidak menunjukkan perubahan besar selama beberapa bulan terkahir.
Iklan
Jika hasil jajak pendapat aktual ini sama dengan hasil pada hari pemilihan 26 September, tidak ada partai yang dapat membentuk pemerintahan sendiri dan persaingan ketat kemungkinan besar akan menyebabkan negosiasi alot untuk membangun koalisi pemerintahan yang melibatkan beberapa partai.
Koalisi pemerintahan saat ini antara SPD dan CDU juga tidak dapat bertahan, karena memang tidak diinginkan kedua partai dan suara gabungan mereka masih di bawah 50 persen. Jadi, pertanyaan kunci menjelang pemilu kali ini adalah partai mana saja yang mau berkoalisi.
Baliho dan Plakat Mulai Marak Menjelang Pemilu Jerman
Jalan-jalan di ibu kota Berlin mulai dipenuhi baliho dan plakat, enam minggu menjelang pemilu Jerman 26 September mendatang. Partai besar dan kecil berusaha menyampaikan pesan mereka dengan berbagai slogan.
Foto: Carsten Koall/dpa/picture alliance
Kampanye plakat dan baliho mulai digelar
Kampanye pemilu di Jerman, menjelang pemungutan suara 26 September mendatang mulai diramaikan dengan perang plakat dan baliho di tempat umum. Jalan-jalan di Berlin dipenuhi plakat, tidak hanya untuk pemilihan tingkat federal, melainkan juga untuk pemilihan komunal di tingkat distrik dan kota.
Foto: Carsten Koall/dpa/picture alliance
CDU usung isu keamanan, Partai Hijau "keadilan iklim"
Plakat pemilu harus meringkas isu kompleks dalam slogan-slogan singkat dan lugas. Di luar sebuah kantor polisi, Partai CDU yang saat ini memerintah, memasang plakat dengan slogan "Karena kami cintai kamu, polisi Berlin". Sedangkan Partai Hijau mengusung slogan "Perlindungan iklim perlu keadilan".
Foto: Elliot Douglas/DW
Olaf Scholz adalah wajah SPD
Tentu saja plakat pemilu juga perlu menampilkan wajah kandidatnya. Terutama partai Sosial Demokrat SPD menonjolkan tokoh kandidat utama Olaf Scholz, dengan mengusung isu jaminan sosial: "Pilihlah sistem pensiun yang stabil". Partai SPD sekarang bersaing ketat berebut peringkat kedua dengan Partai Hijau, sementara kubu Uni Kristen CDU/CSU tetap berada di peringkat teratas dalam jajak pendapat.
Foto: Carsten Koall/dpa/picture alliance
Partai populis kanan AfD cari slogan beda
Partai ultra kanan AfD menggunakan slogan "Berlin, tapi normal", maksudnya kehidupan normal di tengah isu pandemi corona. AfD memang menentang pembatasan terkait pandemi virus corona, berbeda dengan semua partai lain. Mereka juga menentang isu perubahan iklim dan membela para pengendara mobil dengan slogan "Mobil Anda akan memilih kami".
Foto: Elliot Douglas/DW
Partai Kiri galang isu solidaritas
Partai Kiri "die Linke" adalah salah satu partai yang menggelar kampanye solidaritas, dengan plakat-plakat tidak hanya dalam bahasa Jerman. Ada plakat bahasa Arab dengan slogan "Lindungi penyewa rumah!" Maksudnya, mereka memprotes harga sewa rumah di Berlin yang makin lama makin tidak terjangkau rakyat kecil.
Foto: Elliot Douglas/DW
Partai Liberal Demokrat FDP masih tetap pro bisnis
Partai Liberal Demokrat FDP mengusung tema pro ekonomi dan bisnis, dan berusaha memposisikan dirinya sebagai partai tengah. Salah satu sologan mereka: "Tengah membutuhkan benteng pertahanan", yang menyiratkan bahwa bisnis juga penting diperkuat sebagai benteng kemakmuran Jerman.
Foto: Carsten Koall/dpa/picture alliance
Partai kecil juga berkampanye
Selain enam partai yang saat ini terwakili di parlemen Bundestag, sejumlah partai kecil yang lulus verifikasi komisi pemilu juga ikut bertarung. Salah satunya Partai Marxis-Leninis Jerman MLPD, yang selalu ikut pemilu, tapi tidak pernah mampu melewati ambang batas 5 persen. Slogan poster mereka di Berlin: "1000 harapan, satu konsekuensi: pemberontakan!" (hp/as)
Foto: Revierfoto/dpa/picture alliance
7 foto1 | 7
Kubu konservatif mulai kehilangan dukungan
Jajak pendapat hari Minggu (22/08), meskipun tidak menggambarkan keputusan pemilih pada hari pemilihan nanti, menandai penurunan besar dalam dukungan bagi kaum konservatif. Pada pemilu 2017 lalu, aliansi CDU/CSU masih memenangkan 33% suara.
Dengan mundurnya Angela Merkel sebagai kanselir tahun ini, ada banyak perdebatan mengenai sosok penggantinya yaitu Ketua Umum CDU, Armin Laschet. Banyak pengamat meragukan dia dapat sukses seperti Angela Merkel.
Meskipun orang Jerman tidak memilih kanselir secara langsung, melainkan memilih partai politik, tetapi popularitas Armin Laschet di mata pemilih relatif rendah. Sementara kandidat kanselir untuk SPD, Olaf Scholz, menjadi paling populer dengan 34% responden mengatakan mereka akan memilih dia, seandainya ada pemilihan langsung di Jerman. INSA mensurvei 1.352 responden antara 16 sampai 20 Agustus tentang preferensi politik mereka menghadapi pemilu 26 September.