Israel kewalahan hadapi modus baru serangan penusukan dengan pisau yang dilancarkan remaja Palestina. Memasuki minggu ketiga aksi penusukan, Israel menambah tentara dan pos pemeriksaan di perbatasan ke Palestina.
Iklan
Aksi serangan penusukan dengan pisau oleh remaja Palestina terhadap warga Israel dilaporkan nyaris terjadi setiap hari. Walau dilancarkan tindakan keras, dengan menambah jumlah tentara dan pos pemeriksaan di perbatasan ke kawasan pemukiman Palestina di Yerusalem Timur, aksi kekerasan terus memuncak. Presiden Otonomi Palestina, Mahmud Abbas dalam pidato televisi menyerukan agar rakyat Palestina menggelar aksi damai melawan agresi Israel di kawasan Palestina.
Abbas dalam waktu bersamaan juga mengecam Israel sebagai pemicu aksi kekerasan terbaru itu. Dalam waktu bersamaan presiden otonomi Palestina itu meminta agar masyarakat internasional berperan aktif menjadi penengah. "Jika tidak konflik baru ini bisa membakar seluruh timur tengah dan bahkan menyebar ke seluruh dunia" ujar Abbas seperti dikutip kantor berita Jerman DPA.
Pemerintah Israel terlihat kewalahan menghadapi modus baru serangan penusukan dengan pisau yang dilancarkan remaja Palestina yang sudah memasuki minggu ketiga itu. Sidang Kabinet dari PM Benjamin Netanyahu Rabu malam (14/10) memutuskan sejumlah tindakan penjeraan serta hukuman bagi pelaku serangan pisau. Antara lain, rumah pelaku bisa dihancurkan dan dilarang dibangun kembali. Atau bahkan dicabut izin tinggalnya. Berbagai tindakan pemerintah Israel itu dinilai warga Palestina sebagai hukuman kolektif.
Neraca dari aksi kekerasan selama hampir tiga minggu itu, tujuh warga Israel tewas akibat aksi penusukan dan puluhan cedera. Di pihak Palestina sedikitnya 30 orang tewas ditembak aparat keamanan. Spiral kekerasan yang kini memuncak lagi, dicemaskan akan memicu pecahnya intifada ketiga di kawasan itu. Kini juga muncul perang siber lewat jajaring sosial media, yang terutama dilancarkan remaja Palestina. Dalam pesan twitter ini, diunggah video propaganda cara membunuh dengan pisau.
Aksi nekat semacam itu sudah lama diperingatkan oleh pakar keamanan internasional, mengingat politik dan tekanan yang dilancarkan Israel di kawasan pendudukan yang dihuni warga Palestina. Dalam wawancara dengan DW, utusan perdamaian Palestina Saeb Erekat juga sudah mengingatkan, akan meledaknya aksi nekat dari remaja Palestina yang putus asa karena tidak lagi punya masadepan.
Intifada: Dari Pembangkangan Sipil Hingga Roket Qassam
Serangan brutal di sebuah Sinagoga di Yerusalem yang menewaskan beberapa warga sipil Israel baru-baru ini memicu kekhawatiran munculnya gerakan Intifada baru. Berikut sejarah perlawanan warga Palestina
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Mohammed
Hilangnya Kesucian
Selasa, 18 Novermber 2014, dua pemuda Palestina menyerang Sinagoga Kehillat Bnei Torah di Yerusalem dan membunuh empat warga sipil. Serangan ini adalah serangan yang pertama terhadap rumah ibadah kaum Yahudi itu sejak dimulainya konflik Timur Tengah. Berbeda dengan tempat lain, Sinagoga di Israel adalah satu-satunya gedung publik yang bebas dari kawalan aparat keamanan.
Foto: Reuters/A. Awad
Dendam Menuai Kebencian
Pemerintah Israel mulai merobohkan rumah milik pengemudi mobil yang secara sengaja menabrak warga sipil Israel di Yerusalem, Oktober silam. Perdana Menteri Netanyahu juga memastikan, pihaknya akan melakukan hal serupa terhadap kediaman pelaku serangan Sinagoga di Yerusalem, 18 Novermber. Reaksi Israel ini dikhawatirkan akan mewariskan kebencian kepada generasi mendatang Palestina.
Foto: Reuters/A. Awad
Intifada Perorangan?
Serangkaian serangan warga sipil Palestina terhadap Israel baru-baru ini memicu kekhawatiran munculnya gerakan Intifada baru di Timur Tengah. Namun berbeda dengan gerakan sebelumnya yang terkoordinir, kali ini gelombang serangan terhadap warga sipil Israel dilakukan oleh individu yang tidak berafiliasi dengan organisasi teror di Palestina.
Foto: picture-alliance / dpa
Perang Batu
Sejarah Intifada bermula dari pembangkangan sipil hingga penggunaan tindak kekerasan sejak 1987. Pemberontakan awalnya bermula di kantung-kantung pengungsi dan menyebar ke perkotaan. Syeikh Ahmad Yassin dan Yassir Arafat adalah dua tokoh Palestina yang memayungi gerakan tersebut.
Foto: Reuters
Kunjungan Singkat Berbuntut Panjang
Adalah kedatangan Ariel Sharon ke tempat suci kaum Muslim, Al-Haram asy-Syarif, pada September 2000 yang kemudian memicu gerakan Intifada kedua atau yang lebih dikenal dengan Intifada al-Aqsa.
Foto: AP
Pembangkangan Sipil Berganti Peluru
Tampak seorang ibu Palestina menghujat serdadu Israel di Jenin, Tepi Barat Yordan. Pembangkangan sipil yang menjadi wajah intifada damai kini berganti menjadi tindak kekerasan. 2002 silam Palestina menuding Israel melakukan pembantaian di kamp pengungsi Jenin. Israel menepis tudingan tersebut. Sebanyak 500 warga Palestina tewas dalam operasi perisai pertahanan Israel di Jenin.
Foto: APImages
Ketegangan Tak Berujung
Pelaku serangan Sinagoga dikabarkan berasal dari Yerusalem Timur. Sepotong wilyah Palestina yang diduduki Israel ini berulangkali menjadi lokasi pecahnya tindak kekerasan. Secara resmi Israel menduduki Yerusalem Timur, namun secara sistematis menganaktirikan wilayah yang didiami warga Arab tersebut. Akibatnya sebagian besar warga Yerusalem Timur tidak memiliki kewarganegaraan.
Foto: Coex/AFP/Getty Images
Batu dan Bedil
Batu dan ketapel menjadi simbol perjuangan warga Palestina setelah dua gelombang Intifada menghantam Israel. Namun kenyataan berbicara lain. Israel mengklaim selama 1558 hari gelombang kedua Intifada terjadi sebanyak 138 bom bunuh diri, 13.730 serangan bersenjata dan 460 serangan roket Qassam.
Foto: Reuters/M. Torokman
Kebencian yang Diwariskan
Anak-anak yang sering menjadi saksi sekaligus korban tindak kekerasan dan pembalasan dendam Israel adalah pihak yang paling ditelantarkan dalam konflik di Timur Tengah. Merekalah yang kemudian mewariskan dendam generasi sebelumnya dan memperpanjang konflik yang tak berujung itu.
Foto: Hazem Bader/AFP/GettyImages
Tembok Derita
Tembok sepanjang 759 Kilometer yang memisahkan Israel dari Tepi Barat Yordan ini dibangun sesaat setelah berakhirnya gelombang Intifada kedua, 2002 silam. Tembok ini dinyatakan melanggar hukum internasional oleh Pengadilan HAM di Den Haag.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Amerika Serikat siap mengirimkan menlu John Kerry sebagai reaksi menanggapi eskalasi kekerasan terbaru di kawasan pendudukan Israel itu. Washington menyebut, tugas Kerry adalah menenangkan situasi. Tapi tidak dijelaskan secara rinci, tindakan apa yang akan dilakukan menlu AS itu di timur tengah untuk mendinginkan situasai panas, yang sebagian juga dipicu oleh kebijakan politik Washington.