1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sprakebüll, Desa Pionir Energi Terbarukan di Jerman

4 Agustus 2021

Warga desa Sprakebüll di utara Jerman telah melakukan aksi nyata untuk masa depan ramah lingkungan, di saat pemerintah pusat masih mempertimbangkan solusi terbaik.

Desa Sprakebüll
Sprakebüll, sebuah desa di utara Jerman telah menggunakan energi terbarukan dalam kehidupan sehari-hariFoto: SEA

“Saya bangga jadi warga Sprakebüll. Sangat menyenangkan menjadi bagian dari ini semua, mendengar dari orang-orang dari luar desa yang mengatakan, desa ini jadi terkenal karena penggunaan energi hijaunya,” kata Christina Johannsen.

Johannsen mengelola pertanian dan toko organik bersama suaminya, dan pelanggan sering membicarakan tema ini.  Desa Sprakebüll, dengan populasi penduduk hanya 225 orang, telah melakukan revolusi energi terbarukan.

Tumbuh besar di kota masa depan, Christina Johannsen dan anaknya, Klaus, sedang berpose di toko milik merekaFoto: Gero Rueter/DW

Tepat di depan toko, para pelanggan dapat mengisi ulang baterai mobil listrik mereka. Di belakangnya, sedang dibangun rumah-rumah untuk keluarga muda. Terdapat stasiun pemadam kebakaran baru di sudut desa, dibiayai dengan pendapatan dari taman energi angin milik warga, seperti yang dikatakan Wali Kota Karl-Richard Nissen dengan bangga, sembari menunjuk enam turbin angin sekitar 2 kilometer dari sana.

Petik manfaat energi terbarukan

“Sumber energi alternatif memberikan manfaat besar bagi kami,” kata Nissen.

Dengan membangun turbin pembangkit listrik tenaga angin dan panel surya, pajak bisnis mengalir ke kas desa. “Kami dapat membangun jalur sepeda di sini dan masyarakat dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukan,” katanya.

Pendapatan dari taman energi angin juga digunakan untuk subsidi pelajaran musik untuk anak-anak di Sprakebüll, dan memungkinkan mobil elektrik desa tersedia bagi semua orang dengan sistem "car sharing" bertarif murah.

Wali Kota Karl-Richard Nissen (kiri) memamerkan mobil elektrik milik bersama dengan sistem "car sharing"Foto: Gero Rueter/DW

Nissen mengatakan, partisipasi di tingkat lokal menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Tanpa itu, tidak akan bisa dibangun taman energi angin kedua. Walau tidak semua orang sependapat, tetapi hasilnya tetap diterima seluruh warga.

“Faktor yang menentukan di sini adalah, untuk tidak menyerahkan projek ini kepada investor besar,” Nissen menekankan,sambil merunut ke belakang saat program dimulai.

Komitmen dan investasi untuk energi bersih

Komunitas energi angin pertama di desa ini beroperasi pada tahun 1998. Penduduk desa dan para petani menggalang modal bersama. Tanpa investasi serta jaminan dalam bentuk hipotek rumah-rumah mereka, mustahil bagi bank untuk memberikan pinjaman sebesar €7,5 juta (sekitar Rp126 miliar) untuk membangun lima turbin angin pada saat itu, demikian ujar salah satu penggagas ide Hans-Christian Andersen, yang kini berusia 73 tahun.

Pinjaman bank untuk proyek-proyek seperti ini, sekarang tidak lagi jadi masalah, dan para penduduk dari komunitas masing-masing sangat senang untuk berkontribusi pada pembangunan taman energi angin baru. Dua taman sel surya juga telah dibangun di Sprakebüll dengan penyertaan modal publik. Banyak warga di sini juga memasang modul sel surya di rumah mereka sendiri.

Sprakebüll memproduksi energi sekitar 50 kali lebih banyak dibanding dengan yang digunakan. Dan biogas, bukan minyak, telah digunakan oleh penduduk desa untuk menghangatkan rumah mereka dalam beberapa tahun terakhir. Semua rumah di desa terhubung dengan jaringan pemanas sejak tahun 2013. Panasnya diproduksi di pabrik di sebelah toko milik Johannsen dan biogasnya dipasok dari peternakan melalui pipa.

Inovasi mencegah eksodus dari pedesaan

Pada tahun 1960-an, Sprakebüll memiliki 26 peternakan, tetapi saat ini hanya tersisa tiga. "Tanpa sumber energi terbarukan, kami akan menjadi wilayah yang sangat miskin,” kata Wali Kota Nissen.

Dia mengatakan lebih lanjut, kasus seperti ini telah terjadi di sebuah desa berjarak 15 kilometer ke utara, di negara tetangga Denmark.

Pemanfaatan Energi Terbarukan Secara Efektif dan Efisien

03:54

This browser does not support the video element.

“Pengembangan energi alternatif di Denmark tidak sepesat di sini. Jika berkunjung ke sana, kita akan melihat betapa sepinya desa-desa di sana. Pertanian merosot, sama seperti di sini. Dan tidak ada hal lain lagi di sana,” kata Nissen.

"Dan tanpa wirausahawan inovatif seperti Andresens, yang mempekerjakan 30 orang, mungkin akan terjadi eksodus besar dari pedesaan, juga di sini”, tegas Wali Kota Nissen.

Putranya, Christian, menegaskan, “Saya, misalnya, tidak akan berada di sini.”

Insinyur pertanian berusia 42 tahun ini bergabung dengan perusahaan ayahnya pada tahun 2007. Perusahaan tersebut membangun pembangkit listrik tenaga surya, mengelola ladang energi angin dan energi surya, serta membantu petani melakukan transisi dalam menggunakan robot-robot pertanian yang digerakkan energi surya.

“Banyak pengetahuan dan kemampuan berinovasi telah muncul di sini dan sedang dikembangkan lebih lanjut, dan solusi baru sedang dicari untuk kegiatan apa yang dapat dilakukan dengan listrik yang kami produksi,” kata Christian.

Tempat penyimpanan di Frisia Utara ini menghasilkan hidrogen dengan bantuan dari turbin anginFoto: Gero Rueter/DW

“Hal yang sama berlaku untuk proyek hidrogen yang sukses di Haurup yang berjarak 20 kilometer dari sini. Hidrogen diproduksi di Haurup dengan menggunakan elektrolisis yang energinya dipasok pembangkit listrik tenega angin. Produknya kemudian disalurkan ke jaringan pipa gas alam.“

Andersen meyakini planet Bumi dapat sepenuhnya digerakkan menggunakan energi terbarukan pada tahun 2030, dan Sprakebüll adalah bukti nyata bahwa ”hal itu akan terjadi jauh lebih cepat daripada yang diyakini oleh orang-orang saat ini.” (mn/as)