1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sri Mulyani Dipinang Bank Dunia

5 Mei 2010

Kepastian mundurnya menteri keuangan Sri Mulyani dari kabinet untuk mengisi posisi managing director di Bank Dunia justru pertama kali diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Bank DuniaFoto: ullstein bild - Fotoagentur imo

Dalam sebuah konferensi pers khusus di kantor Presiden Jakarta, Yudhoyono menyampaikan persetujuannya untuk melepas Sri Mulyani bekerja ke Washington.

Keterangan Yudhoyono ini, sekaligus jawaban bagi Sri Mulyani setelah menyatakan menyerahkan keputusan atas tawaran Bank Dunia tersebut ke presiden.

Meski mengakui, kepergian menteri terbaiknya itu sebagai sebuah kehilangan besar bagi kabinetnya, namun Yudhoyono memberikan persetujuan karena menganggap pentingnya posisi baru tersebut.

Yudhoyono juga memberi syarat, agar Sri Mulyani menyelesaikan segala tugas dan urusannya di dalam negeri sebagai menteri keuangan.

Disebutkan pula, bahwa tawaran tertulis itu di terima istana pada 25 April lalu. Yudhoyono sempat berkomunikasi dengan Presiden Bank Dunia Robert Zoelick terkait penunjukan itu.

Mundurnya Sri Mulyani dari Kabinet untuk mengisi Pos Direktur Bank Dunia ini, menarik perhatian publik, karena mantan Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan KSSK itu masih diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi atas kasus Bank Century.

Sri Mulyani tercatat dua kali diperiksa KPK atas pengucuran dana talangan 6,7 Trilyun itu. Namun KPK menjamin pemeriksaan terhadap Sri Mulyani tidak akan terkendala dengan posisi barunya itu.

Bagaimanapun sejumlah kalangan memberi apresiasi besar atas penunjukan itu dan menyebutnya sebagai sebuah kehormatan. Sejumlah analis mengkhawatirkan, kepergian Sri Mulyani akan berpengaruh kepada pasar mengingat Sosoknya selama ini yang sangat dipercaya oleh pasar.

Kepergian Sri Mulyani dari departemen keuangan juga memicu kekhawatiran mengenai masa depan reformasi sektor keuangan, pajak dan bea cukai.

Sampai Rabu malam. Menkeu Sri Mulyani belum memberi tanggapan atas keputusan besar ini.

Zaki Amrullah

Editor: Ayu Purwaningsih