Indonesia perlu kerjasama internasional, untuk mencegah pelarian pajak. Terutama dalam tema informasi dengan negara "surganya" pengemplang pajak dari Indonesia. Wawancara eksklusif DW dengan menkeu Sri Mulyani di KTT G20 Hamburg.
Iklan
Para wajib pajak dari Indonesia, hingga kini masih sangat mudah dan tanpa konsekuensi memindahkan hartanya ke luar negeri. Para pengemplang pajak itu merasa aman di negara-negara tempat melarikan hartanya, karena sejauh ini tidak ada transparansi pertukaran informasi dengan Indonesia. Demikian menteri keuangan Sri Mulyani dalam wawancara eksklusif dengan DW di KTT G20 di Hamburg, Jerman.
Karena itu kerjasama dalam forum G20 dan kerjasama global amat diperlukan oleh Indonesia. Pasalnya saat ini Indonesia masih terus meningkatkan upaya untuk menggenjot penerimaan dari pajak. Ini untuk membiayai kebutuhan pembangunan, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan dann pengentasan kemiskinan.
Menkeu RI itu menyebutkan, Singapura, Hongkong, Australia dan Inggris sebagai negara surganya pengemplang pajak dari Indonesia. "Perlu pertukaran informasi dengan negara-negara itu untuk menghilangkan lokasi aman bagi para pengemplang pajak", ujar Sri Mulyani.
Tapi ia juga menegaskan, dari program Tax Amnesty masih terlihat tidak adanya transparansi informasi juga terjadi di Indonesia sendiri. Karena itu diperlukan reformasi dalam negeri dan kerjasama global.
Program tax amnesty yang sudah dijalankan, menghasilkan deklarasi harta senilai 4.000 Trilyun Rupiah. Dan menghasilkan pemasukan pajak senilai 110 Trilyun Rupiah, yang setara hampir 1 persen GDP. Ini merupakan pencapaian luar biasa, ujar menkeu Sri Mulyani.
Cara Aman Sembunyikan Uang Haram
Ada banyak cara menyembunyikan atau mencuci uang haram. Terutama koruptor, mafia atau pengemplang pajak sering menggunakan jurus-jurus berikut ini untuk lolos dari jerat hukum.
Foto: Colourbox
Haram Uang Tak Bertuan
Buat politisi korup, mafia kakap, gembong narkoba atau penilap pajak, tindak pecucian uang adalah satu-satunya cara menyelamatkan harta. Antara 2002-2011 saja Cina mencatat aliran dana ilegal ke luar negeri sebesar 1,8 triliun US dollar. Dalam periode yang sama Rusia kehilangan 880 miliar US dollar, dan Malaysia 370 miliar USD. Total duit haram di seluruh dunia saat ini mencapai 5,4 triliun USD
Foto: picture alliance/AFP Creative/K. Bleier
Surga Kecil Bisnis Ilegal
Cara paling umum adalah dengan menitipkan uang melalui berbagai perusahaan offshore di surga pajak seperti Panama atau Hongkong. Perusahaan ini tidak memiliki apa pun kecuali sebuah papan nama, rekening dan alamat. Berbagai kantor hukum atau bank menawarkan jasa pembentukan perusahaan papan nama dengan biaya 1000 US dollar. Lantaran bentuknya, pemilik perusahaan offshore hampir mustahil diketahui.
Foto: DW/M. Soric
Korupsi Berbuah Koin Judi
Pejabat korup atau kelompok mafia di Cina punya cara unik menilap uang curian. Untuk itu mereka biasanya mengandalkan jasa operator junket. Perusahaan jasa itu akan menukar uang tunai dengan koin judi dengan tarif 20%. Pemilik uang lalu akan berjudi dengan koin tersebut dan hasilnya, yang berupa uang bersih, bisa disimpan di bank lokal atau ditransfer ke perusahaan offshore.
Foto: picture alliance/dpa
Lewat Jasa Si Kerdil
Dunia gelap finansial mengenal profesi Smurf. Berbeda dengan tokoh kartun berbadan biru itu, Smurf adalah penyeda jasa pencucian uang. Seorang smurf biasanya bertugas memecah uang haram dalam jumlah kecil dan didepositokan ke rekening yang berbeda-beda. Tujuannya adalah supaya menghindar kewajiban melaporkan transaksi keuangan. Pemilik juga bisa meminta Smurf untuk mengambil atau memindahkan uang.
Foto: lassedesignen
Intan di Pasta Gigi
Intan sudah menjadi mata uang resmi dunia kriminal. Pasalnya transaksi dengan batu mulia yang satu ini sulit diawasi dan mudah diseludupkan. Tahun 2008 silam seorang konsultan bank UBS, Swiss, bercerita bagaimana pelanggan kaya selalu disarankan membeli intan dan diseludupkan di dalam pasta gigi supaya lolos dari pemeriksaan bandar udara.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Investasi Duit Gelap
Kebanyakan pengemplang pajak atau koruptor akan menginvestasikan ulang duit haram yang telah dicuci, entah itu dengan berjudi di lantai bursa, membuka rumah judi atau bahkan membuka usaha legal seperti klub malam, bar, atau bengkel mobil. Kroni di sekitar Presiden Rusia Vladimir Putin misalnya pernah tercatat meminjam uang lewat perusahaan offshore untuk dipinjamkan kembali dengan bunga tinggi.