1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Stasiun TV Jerman Rasis Terhadap Meghan Markle?

22 Mei 2018

Komentator di stasiun televisi ZDF kerap menggambarkan Meghan Markle dan tamunya dengan kata "eksotis" dan terpesona oleh rambut hitamnya. Mereka dikecam keras oleh media berita dan warganet Jerman.

UK | Hochzeit Prinz Harry & Meghan Markle |
Foto: Reuters/D. Sagolj

Lembaga penyiaran publik Jerman, ZDF, dikecam keras karena liputannya tentang pernikahan Pangeran Harry dan  Meghan Markle.

Pengguna media sosial dan komentator berita mengatakan bahwa liputan ZDF mengungkap adanya rasisme yang mendalam di media-media Jerman. Stasiun televisi tersebut merespon bahwa mereka menanggapi kritik pemirsa dengan serius.

Beberapa komentar yang menimbulkan kontroversi

  • Berulang kali menggambarkan Meghan Markle dan tamu kulit hitam dengan kata "eksotis."
  • "Meghan selalu menginginkan keluarga boneka Barbie. Tetapi hanya ada keluarga Barbie yang putih dan yang hitam [tidak ada Barbie ras campuran]."
  • Pertanyaan: "Apakah ibu Meghan punya rambut gimbal?" Jawaban: "Rambut keriting yang sudah diluruskan, sama seperti yang mungkin Meghan lakukan sepanjang waktu."
  • "Paduan suara itu menyanyikan lagu kulit hitam dengan indah."
  • "Victoria Beckham datang ke acara ini seolah-olah acara ini adalah janji dengan ginekolog. Dan dengan riasannya, dia seperti anggota keluarga The Addams."
  • Membandingkan Markle dengan Amal Clooney dan Victoria Beckham, karena ketiganya memiliki karier yang sukses sebelum menikahi suami terkenal.

Tidak ada rasa hormat

Nicola Erdmann dalam media Jerman terkemuka Die Welt menulis: "Waktu siaran dipenuhi dengan komentar yang meragukan tentang asal muasal Meghan, bahasa macho dan klise. Tidak ada rasa hormat bagi penonton dan orang-orang yang terlibat."

Lennart Pfahler dan Josh Groeneveld dari Huffington Post Jerman menulis: "Stasiun televisi itu tidak pernah lelah menekankan bahwa Meghan Markle ... berkulit hitam. Hitam, hitam, hitam. Bisakah kita membicarakan tentang topi lagi?"

ZDF: Menanggapi kritik dengan 'serius'

ZDF menanggapi kritik dan mengatakan mereka menerima beberapa tanggapan dari pemirsa yang prihatin, tetapi ada yang memberi pujian juga.

"Selain komentar di Twitter, layanan penonton ZDF menerima telepon dan email dari pemirsa yang memiliki pertanyaan serta pujian dan kritik mengenai berbagai aspek siaran. Kami menanggapi kritik dari pemirsa secara serius," kata juru bicara pers ZDF kepada DW dalam pernyataan email. ZDF tidak meminta maaf atas liputannya dalam pernyataan itu.

Pangeran Harry dan Meghan Markle Resmi Menikah

00:45

This browser does not support the video element.

Reaksi media sosial

Komedian dan presenter TV Aurel Mertz mencuit: "Ahli di @ZDF:" Meghan memancarkan semangat Afro-Amerika" - Secara resmi kalimat paling putih yang pernah dikatakan. #RoyalWedding."

Pengguna Twitter lain mencuit: "Dear @zdf, itu sangat menjengkelkan bahwa garis keturunan Meghan menjadi tema yang dibahas para wartawan. Jika Meghan berkulit putih, apa yang akan mereka tertawakan? Tolong perlakukan dia secara sama. #RoyalWedding."

Ada pula yang mencuit dengan menyebut partai AfD dan NPD, partai ekstrem kanan Jerman, yang tidak ramah terhadap orang asing. "Dear #ZDF, apakah kalian mengirim delegasi AfD terbaik kalian untuk memberitakan #Royal Wedding? Saya belum mendengar begitu banyak slogan rasis sejak kongres partai NPD."

Cuitan lain mengusulkan permainan minum alkohol, satu shot Pimms (merk minuman liquor) setiap kali penyiar menyebut "Dia memiliki latar belakang Afro-Amerika."

Uang Pembayar Pajak: ZDF adalah salah satu lembaga penyiaran publik yang didanai oleh biaya penyiaran wajib yang dikenakan pada semua rumah tangga di Jerman. Mengingat stasiun ini didanai langsung oleh pembayar pajak, pemirsa merasa ZDF harus tunduk pada standar yang ketat.

Multikulturalisme di Jerman: Orang kulit hitam di Jerman sering melaporkan kesulitan untuk diterima sebagai orang Jerman. Proyek #afrogermany Deutsche Welle menulis: "klise kolonialisme terus meracuni iklim sosial bahkan sekarang, selama krisis pengungsi. Saat ini, orang-orang non kulit putih yang tinggal di Jerman - Afro-Jerman, pengungsi, atau hanya orang-orang yang terlihat berbeda - menghadapi kebencian dan permusuhan yang lebih besar dan kadang-kadang bahkan kekerasan. "

Alistair Walsh (na/vlz)