Strategi Baru Jerman untuk Keamanan Pelabuhan
12 April 2024Pelabuhan Hamburg dulunya merupakan bagian kota yang dinamis dan menjadi magnet pariwisata. Setiap orang dapat mengunjungi pelabuhan Hamburg untuk menyaksikan kapal-kapal berlabuh dan buruh kapal bekerja. Pelabuhan terbesar di Jerman ini dikenal sebagai "pintu gerbang dunia" di Jerman.
Namun, hal ini telah berubah secara mendasar. Seluruh area kini ditutup, dengan pengunjung menghadap pagar atau gerbang tertutup. Sejak serangan teror 11 September, infrastruktur pelayaran dianggap menjadi masalah sensitif bagi keamanan nasional karena rentan terhadap serangan teroris.
Selain itu, aktivitas terlarang seperti perdagangan narkoba, impor dan ekspor senjata ilegal dan perdagangan manusia kini menimbulkan tantangan besar, tidak hanya bagi petugas bea cukai melainkan juga bagi semua aparat keamanan negara.
Secara internasional, hal ini telah diatasi dengan diperkenalkannya Kode Keamanan Fasilitas Kapal dan Pelabuhan Internasional, yang dikenal sebagai Kode ISPS dan dinegosiasikan pada tahun 2002 di bawah naungan Organisasi Maritim Internasional, IMO. Kode ini mulai berlaku di Eropa pada tahun 2004.
Pemerintah Jerman kini meluncurkan inisiatif untuk menggantikan Konsep Pelabuhan Nasional yang ada, yang berlaku hingga tahun 2025, dengan protokol keamanan baru yang disebut Strategi Pelabuhan Nasional. Menteri Transportasi Volker Wissing mengatakan, strategi pelabuhan yang baru ini dimaksudkan sebagai "buku panduan yang berisi sekitar 140 langkah nyata untuk mengatasi tantangan pelabuhan yang paling mendesak."
Strategi komprehensif penting bagi perekonomian
Kementerian Transportasi Jerman mengatakan di situs webnya bahwa pelabuhan adalah "pusat transisi energi yang berkelanjutan” dan "pusat pelatihan dan lapangan kerja” penting, tempat bergantung lebih dari lima juta pekerjaan. Karena itu, kapasitas pelabuhan harus diperkuat dan dilengkapi dengan "infrastruktur transportasi dan komunikasi yang canggih.”
Kementerian berencana membentuk lima kelompok kerja yang bertugas mengembangkan "pedoman dan langkah-langkah konkret.”
Alice Kehl, manajer komunikasi di Duisport – operator pelabuhan domestik terbesar Jerman di Duisburg – memuji konsep baru pemerintah. Dia mengatakan kepada DW, hal ini tidak hanya akan mengatasi tantangan saat ini, tetapi juga "meningkatkan daya saing pelabuhan Jerman" yang sering kali "terhambat oleh birokrasi berlebihan yang menghambat pertumbuhan."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Daniel Hosseus, direktur Asosiasi Operator Pelabuhan Jerman ZDS, menyampaikan penilaian serupa. Dalam sebuah pernyataan kepada DW dia mengatakan, langkah-langkah yang direncanakan "sebagian besar masuk akal dan sejalan dengan proposal kami sendiri.”
Menyeimbangkan keamanan dan efisiensi
Meskipun keamanan tetap menjadi prioritas utama, para pemangku kepentingan industri menekankan perlunya menghindari birokrasi yang berlebihan. "Perusahaan-perusahaan telah berinvestasi secara signifikan dalam langkah-langkah keamanan,” kata Daniel Hosseus, dan memperingatkan agar tidak menciptakan hambatan yang tidak perlu, yang dapat menghambat efisiensi operasional. "Kita harus menghindari menciptakan rasa aman palsu dengan birokrasi yang berlebihan.”
Bahkan sebelum strategi pelabuhan diperkenalkan, ZDS sudah mengeritik kurangnya pendanaan. "Pemerintah saat ini hanya menyediakan €38 juta untuk pemeliharaan dan perluasan seluruh pelabuhan Jerman – hanya 38 juta,” kata Daniel Hosseus. Dia meminta Berlin untuk "menjadi lebih terlibat” dalam mendanai langkah-langkah yang direncanakan.
Alice Kehl juga menyesalkan keengganan pemerintah untuk mendanai penerapan strategi keamanan di pelabuhan-pelabuhan. Memperkuat keamanan pelabuhan akan menjadi kepentingan Jerman sebagai pemain global dalam perdagangan internasional, yang akan menjadi "tujuan akhir dari strategi pelabuhan,” katanya.
(hp/as)