Situasi yang memanas di Ukraina membuat Kementerian Luar Negeri RI mengambil sikap guna menyelamatkan WNI. Berkoordinasi dengan KBRI terdekat guna mengevakuasi WNI, Kemlu turut melakukan simulasi kontingensi evakuasi.
"Sejak awal, ketika kita sudah memonitor adanya eskalasi situasi di Ukraina, kita telah melakukan updating rencana kontingensi," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Yudha Nugraha, di YouTube Kemlu, Senin (28/02).
Dia mengatakan seluruh perwakilan RI wajib memiliki rencana kontingensi perlindungan WNI sebagaimana diatur Permenlu 5 Tahun 2018. Kemlu akan berkoordinasi dengan KBRI terdekat guna mengevakuasi WNI di Ukraina. Beberapa KBRI tersebut ialah KBRI Warsawa, KBRI Bratislava, KBRI Ukraina, juga KBRI Moskow.
Selain itu, Kemlu turut melakukan simulasi kontingensi evakuasi. Kemlu juga meminta WNI di Ukraina terus waspada dan menjalin komunikasi dengan KBRI.
"Ini adalah langkah-langkah yang kita lakukan sebelum serangan. Dan yang paling penting sejak awal kita sampaikan untuk segera lapor diri dan melakukan updating data WNI ke KBRI. Karena data yang akurat sangat kritikal untuk proses evakuasi lebih lanjut," kata Yudha.
Dia mencatat saat ini ada 153 WNI yang tersebar di Ukraina. Namun, pihaknya lebih dulu fokus menangani WNI di Kiev dan Moldova.
"(Ada) 153 orang yang tercatat dalam database terbaru. Konsentrasi terbesar kita adalah WNI di Kiev dan Odessa. Mayoritas mereka adalah pekerja migran yang bekerja di sektor manufaktur dan juga sektor hospitality," ungkapnya.
Saat ini, kata Yudha, WNI di Odessa berangsur-angsur telah dijemput. Kemlu mengadakan town hall meeting juga menyediakan pesawat guna mengevakuasi WNI. Dengan begitu, WNI diharapkan bisa tetap tenang. Mereka pun diminta tidak panik dan melaporkan diri kepada KBRI.
"Teman-teman WNI yang berada di beberapa titik aware dengan langkah-langkah yang kita lakukan. Tentunya kita meminta seluruh WNI kita untuk tetap tenang, tidak panik karena ketenangan itu merupakan salah satu kunci utama keberhasilan kita dalam proses penyelamatan WNI," pungkasnya.
Situasi Ukraina di Tengah Gempuran Serangan Rusia
Tanggal 24 Februari 2022 Rusia melancarkan serangannya ke negara tetangganya, Ukraina. Fasilitas militer jadi target, ratusan orang dilaporkan meninggal dunia, dan banyak warga mencoba melarikan diri.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Ratusan warga Ukraina tewas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi umum, setelah Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina. Dekrit yang berlaku selama 90 hari tersebut mengatur warga negara yang berusia 18-60 tahun untuk memulai wajib militer cadangan. Di hari pertama pertempuran dilaporkan 137 warga Ukraina, termasuk personel militer, tewas dan lebih dari 300 orang terluka.
Tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah separatis Donetsk and Luhansk sebagai negara yang merdeka, Putin pun mengumumkan operasi militer di Ukraina. Ia mengatakan, Rusia hanya berusaha untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi negara tetangganya itu. Sedikitnya 83 fasilitas infrastruktur militer di Ukraina lumpuh akibat serangan pasukan militer Rusia.
Foto: Evgeniy Maloletka/AP Photo/picture alliance
"Ditinggalkan seorang diri"
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menggambarkan serangan itu sebagai "invasi skala penuh" dan mengatakan Ukraina akan "mempertahankan diri dan akan menang." Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (24/02) tengah malam dalam pidatonya mengatakan, ia merasa negaranya ditinggalkan sendirian saat diserang oleh Rusia.
Foto: Carlos Barria/REUTERS
Serangan dimulai sebelum fajar
Ledakan besar terdengar saat rudal mendarat di Kiev, Kharkiv, dan Odessa pada Kamis (24/02) dini hari. Kemenhan Rusia mengklaim tidak menargetkan kota-kota dan "tidak ada ancaman bagi penduduk sipil." Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa menggambarkan wilayah udara di atas Ukraina sebagai "zona konflik aktif." Warga sipil diizinkan berlindung di stasiun-stasiun kereta bawah tanah.
Foto: Aris Messinis/AFP/Getty Images
Berbondong-bondong selamatkan diri
Saat Presiden Zelenskyy mengumumkan status darurat militer, dia mengimbau warga Ukraina untuk tinggal di rumah dan tidak panik. Mesk demikian, banyak orang Ukraina yang berusaha kabur menyelamatkan diri. Kemacetan parah terlihat di jalan-jalan utama bagian barat ibu kota. Warga di wilayah Ukraina timur juga dilaporkan berupaya melarikan diri dan pergi ke wilayah Ukraina barat.
Foto: Chris McGrath/Getty Images
Antrean panjang di depan kios hingga ATM
Foto warga di Kiev berdiri dalam antrean panjang di depan toko-toko, berharap untuk dapat membeli persediaan makanan dan air. Antrean panjang juga tampak terlihat di depan mesin-mesin ATM. Banyak mobil dilaporkan antre mengisi bahan bakar di SPBU, bersiap untuk melarikan diri meninggalkan kota.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Emosi campur aduk
Warga Ukraina dihadapkan pada kondisi ketidakpastian dan dilanda rasa ketakutan. Sebelumnya banyak dari mereka yang tidak percaya bahwa Rusia akan melancarkan serangan, meski tanda-tanda ke arah itu makin jelas setiap harinya. Negara-negara Eropa Tengah bersiap menghadapi banjir pengungsi dari Ukraina dan kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan krisis yang mengancam. (Ed: rap/as)
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
7 foto1 | 7
Kemlu evakuasi 6 WNI dan 1 WNA dari Ukraina
Kementerian Luar Negeri RI kembali mengevakuasi WNI dari wilayah Ukraina. Hari ini (28/02) ada 6 orang WNI dan 1 WNA yang berhasil dievakuasi. Pernyataan tersebut disampaikan Kemlu melalui akun Twitter resminya @Kemlu_RI seperti dilihat detikcom, Senin (28/02). Sebanyak 7 orang tersebut dilaporkan dalam kondisi sehat.
Iklan
"Hari ini (28/02) 6 WNI dan 1 WNA (pasangan WNI) berhasil dievakuasi dari Lviv menuju Rzeszow Polandia. Mereka dalam keadaan sehat," demikian cuitan Kemlu RI.
Dari foto yang diunggah Kemlu, tampak 7 orang tersebut terdiri dari 3 orang perempuan dewasa, 3 orang anak-anak, dan 1 orang pria dewasa yang merupakan WNA. Enam orang WNI dan 1 WNA ini dievakuasi dari Lviv, Ukraina menuju Rzeszow, Polandia. Sebelumnya pada Minggu (27/02) kemarin, Kemlu berhasil mengevakuasi 25 WNI dari wilayah Odessa, Ukraina. Mereka telah tiba dalam kondisi aman di wilayah Rumania. (Ed: ha/rap)