1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Stres dikalangan remaja Jerman

23 Oktober 2003

Keadaan remaja di Jerman tidak membahagiakan. Mereka banyak menderita masalah psikologi, terlalu banyak menenggak minuman beralkohol dan semakin banyak mengkonsumsi rokok. Demikian menurut hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia, WHO yang dilakukan ilmuwan sosial dari Bielefeld Klaus Hurrelmann. Penelitian dilakukan dengan menanyai sekitar 23 ribu murid sekolah berusia antara 10 hingga 17 tahun di empat negara bagian Jerman, yaitu Nordrhein-Westfalen, Hessen, Sachsen dan Berlin. Murid-murid itu harus memberikan informasi mengenai keadaan kesehatannya sekarang, serta perkiraan keadaan kesehatannya dimasa depan dengan memperhatikan pengaruh sosial keluarga, sekolah, lingkungan pergaulan dan waktu luangnya.
Ketidakpastian, orientasi yang salah serta semakin meningkatnya konflik dalam dunia global mempengaruhi anak-anak dan remaja. Juga cara mengatasi masalah sosial dan masyarakat di Jerman berpengaruh besar terhadap murid sekolah di Jerman. Kelompok peneliti masalah remaja yang dipimpin Klaus Hurrelmann dari Universitas Bielefeld yang mendapat tugas dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO ingin meneliti mengenai kesehatan murid sekolah di Jerman. Hasilnya, mereka punya beban berat dalam mengatasi kehidupannya sehari-hari.
Profesor Hurrelmann menjelaskan, hal ini harus dipahami, karena sekarang remaja menjadi cepat dewasa dan banyak yang memutuskan tidak memilih cara tradisional perkawinan untuk membentuk suatu keluarga baru. Artinya, remaja harus mempersiapkan diri untuk mengatur sendiri kehidupan dan masa depannya.
Itu masih ditambah dengan tuntutan prestasi yang tinggi. Hasil studi perbandingan PISA masih meninggalkan bekasnya. Karena remaja juga ikut bertanggung jawab terhadap hasil penelitian prestasi belajar itu. Hal itu juga menimbulkan beban bagi remaja secara psikosomatis, seperti sakit punggung, sakit kepala dan gangguan pencernaan yang tidak diketahui apa penyebabnya. Beban berat yang ditanggung remaja juga mengakibatkan kurangnya nafsu makan. Selain itu makanan yang dikonsumsi remaja kadang tidak memenuhi syarat. Mereka tidak mengikuti pola makan yang telah ditentukan. Kadang jumlahnya terlalu banyak atau terlalu sedikit. Juga kurang berolahraga. Semua ini masih ditambah lagi dengan ketidakmampuan mengatasi stres yang dialami sehari-hari yang menjadikan beban yang sangat berat bagi remaja. Namun dampak beban ini berbeda pada remaja perempuan dan laki-laki. Remaja perempuan lebih peka terhadap tuntutan lingkungannya. Prestasi mereka menurut para peneliti lebih baik dibandingkan remaja laki-laki. Nilai mereka di sekolah lebih baik. Mereka juga lebih menonjol. Tuntutan dan motivasi mereka lebih tinggi. Akibatnya, remaja perempuan menderita beban psikis seperti nerves, tidak tenang, sakit punggung dan sakit kepala yang jauh lebih tinggi.
Namun bukan berarti remaja pria tidak mengalami stres. Bedanya, jika mereka stres maka mereka jadi lebih sering merokok atau minum alkohol. Perlu diketahui meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol merupakan upaya untuk mengatasi stres. Jumlah remaja pria yang mengkonsumsi rokok dan alkohol semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir. Yang mengkhawatirkan, stres ini dapat memicu depresi atau menjadikan remaja pria bersikap agresif bahkan mengkonsumsi narkoba yang diperoleh secara legal maupun ilegal.