Masyarakat barat kian khawatirkan masa depan demokrasi dan merasakan “ketidakberdayaan” akibat krisis iklim, pandemi dan ancaman perang di Eropa Timur, demikian kesimpulan laporan teranyar Konferensi Keamanan München.
Iklan
Tahun “2021 pastinya bukan merupakan tahun untuk optimisme geopolitis,” demikian salah satu petikan dari laporan Konferensi Keamanan München (MSC) perihal persepsi keamanan global, Senin (14/2).
“Krisis baru bermunculan di laman muka surat kabar setiap bulan. Hal ini berkontribusi terhadap munculnya sensasi betapa gelombang krisis sedang membesar dan mengancam akan membuat kita kewalahan.”
Laporan ini dirilis menjelang Konferensi Keamanan München yang bakal digelar antara 18 dan 20 Februari 2022. Di dalamnya, peneliti mengukur sentimen masyarakat terkait isu keamanan global di 12 negara, termasuk Cina dan India.
Laporan ini menyimpulkan, masyarakat di negara-negara bersistem demokrasi liberal termasuk yang paling merasakan kerentanan. Laporan juga merujuk pada tren meruaknya dukungan elektoral bagi autoritarianisme seperti di Amerika Serikat, Turki atau sejumlah negara lain.
Rasa “ketidakberdayaan” diperkuat oleh kacaunya penarikan mundur pasukan AS dari Afganistan dan krisis paling anyar antara NATO dan Rusia yang kian bergolak di Ukraina.
Ischinger on Olaf Scholz's visit to Moscow
03:28
Ulrike Franke, pakar keamanan di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa (ECFR), menerjemahkan laporan Konferensi Keamanan München sebagai desakan kepada pemerintahan negara barat untuk membuktikan, betapa demokrasi masih mampu menjawab tantangan global kekinian.
Menurutnya laporan teranyar MSC merupakan kelanjutan dari laporan tahun lalu, di mana para peneliti memperkenalkan istilah “Westlessness” untuk menggambarkan kekhawatiran umum di Eropa dan Amerika Utara terhadap berkurangnya pengaruh negara barat di dunia.
Iklan
Kesempatan “yang terlewatkan.”
Laporan keamanan tahunan oleh MSC banyak membahas krisis di Ukraina sebagai faktor utama. Laporan juga mendikte isu keamanan global yang bakal marak di 2022, yakni memburuknya situasi di Mali dan kawasan Sahel, destabilisasi di Tanduk Afrika dan Teluk Persia, ketimpangan global yang melebar dan rentannya rantai pasokan global seperti yang menimpa sektor teknologi.
Meski demikian, konflik dengan Rusia diyakini bakal mendominasi jalannya konferensi keamanan. Direktur Konferensi Keamanan München, Wolfgang Ischinger, mengaku sudah mengundang Presiden Vladimir Putin. Tapi undangan tersebut ditolak oleh Kremlin, ungkapnya.
Misi Evakuasi Kabul
Ribuan orang telah dievakuasi dari Afganistan sejak Taliban mengambil alih kendali pertengahan Agustus lalu. Tetapi masih banyak yang tertinggal dan menghadapi risiko pembalasan Taliban.
Foto: U.S. Air Force/Getty Images
Helikopter AS mengevakuasi personel kedutaan
Saat Taliban memasuki ibu kota, sebuah helikopter militer Chinook AS mengevakuasi warganya dari Kedutaan Besar AS di Kabul pada 15 Agustus 2021. Jerman juga mengirim dua helikopter yang lebih kecil ke Kabul untuk membantu upaya evakuasi.
Foto: Wakil Kohsar/AFP/Getty Images
Perjuangan untuk mencapai bandara internasiomal Kabul
Ribuan orang bergegas ke Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul pada 16 Agustus dan hari-hari berikutnya, penuh dengan harapan bisa meninggalkan Afganistan. Adegan dramatis terlihat saat ribuan orang mencoba mengakses bandara.
Foto: Reuters
Putus asa untuk melarikan diri dari Taliban
Upaya untuk melarikan diri dari Afganistan menyebabkan ratusan orang berlari di samping pesawat yang lepas pandas. Adegan berbahaya itu menyebabkan beberapa kematian karena banyak yang terjatuh dari pesawat saat lepas landas, bahkan sisa bagian tubuh manusia juga ditemukan di roda pendaratan pesawat.
Foto: AP Photo/picture alliance
Taliban kembali memegang kendali setelah dua dekade
Setelah memerangi pasukan Afganistan dan internasional selama dua dekade, Taliban kembali menguasai Afganistan dan masuk ke Kabul
Foto: Hoshang Hashimi/AFP
Aman — untuk saat ini
Orang-orang memadati penerbangan yang akan membawa mereka keluar dari Afganistan. Orang-orang di pesawat angkut Angkatan Udara Jerman ini terbang ke Tashkent, Uzbekistan. Sebagian besar pesawat militer yang meninggalkan Kabul menuju ke Uzbekistan, Doha atau Islamabad di mana penumpang diproses dan melakukan perjalanan ke tujuan lain.
Foto: Marc Tessensohn/Bundeswehr/Reuters
Uluran bantuan
Pengungsi Afganistan di Pangkalan Udara AS Ramstein di Jerman sangat membutuhkan pasokan bantuan. Pangkalan Udara menyediakan penginapan sementara bagi ribuan pengungsi dari Afganistan sebagai bagian dari Operasi Sekutu Pengungsi.
Foto: Airman Edgar Grimaldo/AP/picture alliance
Kehidupan di bawah pemerintahan Taliban
Wanita Afganistan berpakaian burqa berbelanja di sebuah pasar di Kabul pada 23 Agustus, beberapa hari setelah Taliban mengambil alih negara itu. Organisasi Internasional untuk Migrasi IOM mengeluarkan seruan mendesak bantuan dana sebesar 24 juta dollar AS untuk menopang lebih dari 5 juta orang yang terlantar di Afganistan dan hidup dalam kondisi "sangat genting".
Foto: Hoshang Hashimi/AFP
Lintasan aman
Seorang Marinir AS mengawal seorang anak ke keluarganya selama operasi evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul pada 24 Agustus 2021. Presiden AS Joe Biden mengkonfirmasi bahwa Amerika Serikat akan menarik semua pasukan pada 31 Agustus.
Foto: Sgt. Samuel Ruiz/U.S. Marine Corps/Reuters
Ribuan orang tertinggal
Bahkan ketika ribuan orang terus berkumpul di bandara Kabul, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warga Amerika agar tidak bepergian ke bandara. Serangan bom bunuh diri terjadi di luar area Bandara Internasional Hamid Karzai, menewaskan banyak orang. Penjabat Duta Besar AS untuk Afganistan mengatakan "tidak diragukan lagi akan ada" banyak orang berisiko tidak dapat meninggalkan negara itu.
Foto: REUTERS
Lelah dari pelarian yang mengerikan
Banyak dari mereka yang berhasil melarikan diri dari Afganistan melaporkan emosi yang campur aduk, mengatakan bahwa mereka merasa beruntung telah pergi dengan selamat tetapi masih putus asa atas nasib ribuan orang yang tidak dapat melarikan diri dari kekuasaan Taliban. Keluarga ini dievakuasi dari Kabul dan menuju ke pusat pengungsian AS di Dulles, Virginia, 25 Agustus 2021. (kp/hp)
Foto: Anna Moneymaker/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Dia dijadwalkan menyambut 35 kepala negara dan pemerintaha di Hotel Bayerischer Hof, termasuk menteri pertahanan dan luar negeri dari 100 negara. Kanselir Jerman, Olaf Scholz, yang banyak melakukan perjalanan diplomasi untuk meredakan ketegangan di Ukraina, juga akan hadir di München.
Ischinger awalnya meyakini Moskow tidak ingin melewatkan kesempatan “untuk menjelaskan alasan yang menggerakkan Rusia untuk membuat tuntutan yang menjadi subyek negosiasi intensif dalam beberapa pekan terakhir.”
Namun demikian, Kementerian Luar Negeri di Moskow Rabu (9/2) silam menegaskan, Rusia tidak berencana mengirimkan delegasinya ke München pekan ini, “untuk berbagai alasan,” kata seorang juru bicara kemenlu.
Sebabnya Ischinger menyayangkan sikap Rusia. Di tahun terakhirnya memimpin Konferensi Keamanan München, dia ingin agar forum tersebut “bisa setidaknya mengirimkan impuls yang bisa membawa krisis di Ukraina ke meja diplomasi.”