Sebuah studi baru menunjukan bahwa semua kontrasepsi hormonal terbukti meningkatkan risiko kanker payudara, dengan temuan peningkatan sekitar 20-30% risiko.
Iklan
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine, pada hari Selasa (21/03), menemukan semua kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Termasuk di antaranya penggunaan pil progestogen yang populer.
Studi ini telah menjalani peer -review alias sudah ditelaah oleh rekan sejawat.
Apa saja temuan-temuan utamanya?
Studi ini menemukan bahwa risiko perempuan terkena kanker payudara hampir sama untuk mereka yang menggunakan kontrasepsi hormonal estrogen dan progestogen, atau untuk mereka yang hanya menggunakan progestogen saja.
Studi dilakukan dengan melibatkan hampir 10.000 perempuan di bawah usia 50 tahun yang menderita kanker payudara, untuk menilai hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal baru-baru ini dengan risiko kanker payudara.
Hasilnya, ditemukan ada peningkatan relatif sekitar 20 hingga 30% risiko kanker payudara yang terkait dengan penggunaan kontrasepsi oral atau progestogen saja.
Inilah 8 Fakta Menarik Tentang Kanker Payudara
Selain kanker serviks, kanker payudara juga merupakan salah satu jenis kanker yang berbahaya bagi wanita. Ini 8 fakta soal kanker payudara yang mungkin belum Anda ketahui.
Foto: Colourbox
1. Dijuluki 'Penyakit Biarawati' karena banyak biarawati terkena kanker payudara
Biarawati, peran yang membuat wanita tidak pernah memiliki keturunan, punya risiko lebih tinggi meninggal karena kanker payudara, ovarium dan rahim dibandingkan dengan seorang Ibu. Risiko seorang wanita terkena kanker ini meningkat dengan jumlah siklus menstruasi yang dia alami.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
2. Muncul pada anjing dan kucing
Kanker Payudara tidak hanya ditemukan pada manusia, tapi juga pada hewan. Meski lebih sering muncul pada anjing, diketahui kanker payudara pada kucing lebih agresif dibandingkan pada anjing.
Foto: Reuters/A. Song
3. Kotoran tawon digunakan sebagai obat dari kanker payudara
Dalam pengobatan kuno, kotoran serangga banyak digunakan untuk mengobati kanker payudara. Sebuah papirus Mesir menyarankan campuran otak sapi dan kotoran tawon dioleskan dibagian tumor payudara selama empat hari. Sampai abad pertengahan, kotoran serangga masih diangap sebagai salah satu perawatan paling maju untuk kanker payudara. Untungnya, metode perawatan telah berkembang sejak saat itu.
Foto: Colourbox
4. Catatan pertama mastektomi yang ditawarkan untuk kanker payudara terjadi lebih dari 1.500 tahun lalu.
Catatan pertama operasi pengangkatan payudara dilakukan pada 548 M kepada Theodora, Permaisuri Bizantium. Kemajuan pengobatan kanker payudara dalam beberapa dekade terakhir, menunjukkan pengurangan dramatis dalam penggunaan mastektomi 'radikal' (dimana payudara, otot dada, dan kelenjar getah bening semuanya diangkat). Hal ini merupakan bedah standar untuk kanker payudara sampai tahun 1960-an
Foto: Imago/Chromorange
5. Pria juga berisiko terkena kanker payudara. Peluangnya 1:1000
Banyak orang tidak menyadari bahwa pria juga memiliki jaringan payudara dan berpotensi terkena kanker payudara. Hal ini jarang terjadi pada pria karena sel-sel saluran payudaranya kurang berkembang dibandingkan dengan wanita. Selain itu, pria juga memiliki kadar hormon wanita lebih rendah yang mempengaruhi pertumbuhan sel-sel payudara.
Foto: Heike Günther
6. Kanker payudara lebih sering muncul di bagian kiri
Dada sebelah kiri memiliki peluang 5-10% lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan dada kanan. Sisi tubuh bagian kiri juga 5% lebih rentan terkena melanoma (sejenis kanker kulit). Tidak ada yang tahu pasti mengapa ini terjadi.
Foto: Youtube/Swedish Cancer Society
7. Saat ini sebagian besar wanita selamat dari kanker payudara (setidaknya di negara maju)
Kemajuan besar dalam kanker payudara telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Sisi pencegahan, evaluasi risiko, operasi, radiasi, dan perawatan lainnya telah berubah secara signifikan. Tingkat kematian akibat kanker payudara di negara-negara yang lebih maju seperti AS, Swedia dan Jepang pun telah menurun dalam beberapa tahun terakhir dan tingkat penyembuhan sudah 80% atau lebih.
Foto: Getty Images
8. Kerja shift berpotensi tingkatkan risiko kanker payudara
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker baru-baru ini menyimpulkan, bahwa wanita yang bekerja shift malam selama 30 tahun memiliki risiko kanker payudara dua kali lebih tinggi. Namun, wanita yang bekerja malam tidak perlu panik. Perlu dicatat bahwa tidak ada hubungan yang ditemukan antara risiko kanker payudara yang lebih tinggi dengan periode kerja malam kurang dari 30 tahun. (gtp/ag)
Foto: DW/M. Hailesselassie
8 foto1 | 8
Studi ini juga menemukan bahwa perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal selama periode lima tahun antara usia 16 hingga 20 tahun memiliki delapan kasus kanker payudara per 100.000. Perempuan berusia antara 35 dan 39 tahun mewakili 265 kasus per 100.000.
"Apa yang kita bicarakan di sini adalah peningkatan yang sangat kecil dalam risiko absolut," kata Gillian Reeves, seorang profesor epidemiologi statistik di University of Oxford yang juga merupakan salah satu penulis studi tersebut.
"Peningkatan risiko kanker payudara ini tentu saja harus dilihat dalam konteks apa yang kita ketahui tentang berbagai manfaat penggunaan kontrasepsi hormonal," tambahnya.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelebihan risiko absolut yang terkait dengan penggunaan salah satu jenis kontrasepsi oral, diperkirakan lebih kecil di antara perempuan yang menggunakannya pada usia yang lebih muda daripada usia yang lebih tua.