Studi PBB: Penjualan Online Melonjak Tajam di Masa Pandemi
5 Mei 2021
Studi UNCTAD mengungkapkan penjualan online menyumbang hampir seperlima dari omzet retail tahun lalu. Salah satu raksasa retail online di Afrika, Jumia, meraup untung yang luar biasa pada paruh pertama tahun 2020.
Iklan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menemukan bahwa penjualan online menyumbang hampir seperlima dari omzet retail di tujuh negara industri pada tahun 2020.
Pandemi COVID-19 dan pemberlakuan lockdown pada tahun lalu diyakini memiliki andil besar dalam peningkatan penjualan tersebut.
Transaksi online menyumbang 19% dari keseluruhan penjualan retail pada tahun 2020, peningkatan yang cukup baik dari tahun sebelumnya, berdasarkan survei yang dilakukan di negara-negara besar.
Bangkitnya e-commerce
"Meski membutuhkan waktu untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang dampak COVID-19 pada e-commerce, sejumlah perkembangan menunjukkan peningkatan yang kuat dalam e-commerce pada tahun 2020," kata studi tersebut.
Penelitian itu mencakup data dari Australia, Inggris, Kanada, Cina, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Negara-negara yang disebutkan, bertanggung jawab atas sekitar dua pertiga perdagangan online di seluruh dunia.
Penjualan online naik 59% di Australia, 46,7% di Inggris, 32,4% di AS, dan 14,6% di Cina. Omzet meningkat 22,4% menjadi $ 2,5 triliun (Rp 36 ribu triliun).
Berdasarkan data volume barang dagangan bruto, menempatkan Alibaba Cina di urutan teratas, diikuti oleh raksasa AS Amazon.
Bagaimana Pariwisata Global Bereaksi Hadapi Dampak Virus Corona?
Bagaimana Pariwisata Global Bereaksi Hadapi Dampak Virus Corona?
Foto: picture-alliance/nordphoto/Bratic
Selandia Baru Pulangkan Wisatawan
Ribuan wisatawan asing berbondong-bondong pulang dari Selandia Baru. Pasca lockdown pandemi virus corona, mereka diizinkan pulang ke negara asal mulai Jumat (3 April). Pemerintah Selandia Baru umumkan pemulangan wisatawan dengan aman dan tertib. Sebelumnya, Selandia Baru menghentikan penerbangan penjemputan oleh pemerintah asing.
Foto: Getty Images/P. Kane
Jerman Jemput Pulang Warganya
Semakin banyak negara menutup perbatasan mereka, dan semakin banyak penerbangan yang dibatalkan. Pemerintah Jerman membawa pulang hingga 6.500 wisatawan Jerman yang terlantar di Karibia, Kepulauan Canary dan di Mallorca dengan penerbangan khusus Lufthansa dan anak perusahaannya Eurowings.
Setelah lama menunda untuk melindungi sektor pariwisata, Thailand akhirnya menutup perbatasannya pada hari Kamis (26 Maret). Puluhan ribu wisawatan terjebak di negara wisata utama Asia Tenggara itu. Pemerintah Jerman sejauh ini tidak mengatur pemulangan wisatawan Jerman, karena Thailand tidak dianggap sebagai daerah yang berisiko tinggi.
Negara-negara di Afrika juga telah memerintahkan berbagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona. Afrika Selatan telah melarang akses masuk bagi orang-orang yang datang dari daerah berisiko tinggi. Nigeria memantau suhu tubuh wisatawan di bandara, pelabuhan dan perbatasan. Kamerun juga telah menutup perbatasannya sampai waktu yang belum ditentukan.
Foto: picture-alliance/dpa/AP
AS Larang Warga Eropa Masuk
Amerika Serikat memberlakukan larangan masuk dan melakukan perjalanan selama 30 hari hanya untuk orang-orang yang berasal dari Eropa. Larangan masuk mulai berlaku pada hari Jumat (13 Maret 2020). Namun, larangan itu tidak berlaku bagi warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Eropa dan sudah dites negatif virus corona.
Foto: picture-alliance/dpa/J. D. Ake
India Larang Warga Asing Masuk
India telah menyatakan semua visa turis tidak berlaku selama 1 bulan untuk mengurangi penyebaran virus corona. Hanya wisatawan yang sudah berada di negara itu yang diizinkan untuk tinggal, demikian Kementerian Kesehatan India mengumumkan pada hari Rabu (11 Maret 2020). Larangan masuk akan berlaku hingga 15 April dan bisa diperpanjang.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/N. Kachroo
Kapal Persiar Jadi Risiko Wabah
Berulang kali kapal pesiar harus dikarantina atau ditolak berlabuh. Setelah ditolak sandar di Thailand dan Malaysia, Costa Fortuna dengan 2.000 penumpang, termasuk 64 warga negara Italia, diizinkan memasuki pelabuhan di Singapura. Di Oakland, California, 2.000 penumpang dan 1.100 awak kapal pesiar Grand Princess dikarantina karena 19 penumpangnya dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Jumlah Wisatawan di Asia Turun Drastis
Kunjungan wisatawan di Asia sangat terengaruh pembatasan perjalanan bagi wisatawan Cina. Tempat wisata yang biasa ramai seperti kuil Senso-ji di Tokyo dan kompleks kuil Angkor Wat di Kamboja telah melaporkan penurunan dramatis jumlah pengunjung. Kementerian Pariwisata Thailand pada 9 Maret melaporkan penurunan 44% untuk Februari. Pariwisata menyumbang 11% dari produk domestik bruto.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Taga
8 foto1 | 8
'Semakin pentingnya aktivitas online'
Data dari 13 perusahaan e-commerce teratas menunjukkan penurunan yang signifikan untuk perusahaan yang menawarkan layanan seperti ride hailing (layanan berbagi tumpangan bagi para pengguna jasa transportasi massal) dan travel. Sebelas perusahaan ini berasal dari AS dan Cina.
"Statistik ini menunjukkan semakin pentingnya aktivitas online," kata penulis laporan, Torbjorn Fredriksson kepada AFP.
Di sisi lain, Fredriksson menyebutkan Jumia, raksasa retail online Afrika adalah salah satu contoh perusahaan yang sukses meraup untung banyak di tengah pandemi virus corona. Transaksinya melonjak lebih dari 50% dalam enam bulan pertama tahun 2020.
Shamika Sirimanne, Kepala Bagian Teknologi dan Logistik UNCTAD, mengatakan data ini terbukti berguna bagi perusahaan, terutama di negara berkembang, untuk membangun kembali strategi setelah terkena dampak pandemi.
ha/pkp (AFP, Reuters)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.