Studi: Proyek Infrastruktur Cina Bantu Pangkas Kesenjangan
11 September 2018
Proyek pembangunan infrastruktur yang dibiayai Cina di Asia dan Afrika diklaim berhasil mengurangi kesenjangan antar wilayah dan mempercepat pemerataan kemakmuran. Namun pinjaman Cina juga dicurigai sebagai "jerat utang"
Iklan
Gelombang pembangunan infrastruktur yang dibiayai Cina di Asia dan Afrika diklaim berhasil mengurangi kesenjangan antara wilayah yang berpotensi konflik. Kesimpulan tersebut didapat melalui studi yang dipublikasikan organisasi multinasional, AidData dan College of William & Mary di Virginia, Amerika Serikat.
Program "Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21" milik Cina yang mengalirkan dana investasi untuk pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang selama ini ditengarai sebagai cara Beijing memperluas pengaruh dan menempatkan pemerintahan di sejumlah negara dalam jerat utang.
Namun studi yang menganalisa 3.485 proyek di 138 negara di Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Timur Tengah antara 2000-2014 membuktikan insiatif tersebut memiliki dampak positif. Investasi Cina mengarah pada pemerataan ekonomi dengan menambah akses pasar dan lapangan pekerjaan. Hal ini, menurut para peneliti, "mengurangi risiko kerusuhan berdarah."
"Pengamat dan politisi sering mengklaim Beijing sebagai aktor yang keji dan jahat," kata Direktur Eksekutif AidData, Bradley C. Parks. Tapi dengan mendorong pemerataan ekonomi, "Investasi Beijing turut mengentaskan salah satu akar masalah ketidakstabilan di seluruh dunia dan mempermudah negara barat untuk menanggulangi ancaman dan krisis global."
Meski demikian sejumlah negara menunda berbagai proyek milik Cina menyusul minimnya keterlibatan perusahaan lokal. Kebanyakan proyek dibangun oleh kontraktor Cina dan dibiayai oleh bank Cina.
Di Kenya Presiden Uhuru Kenyatta mendulang protes dan aksi mogok massal setelah memberlakukan pajak bahan bakar sebesar 16% untuk membayar utang pembangunan infrastruktur. Kenya "secara perlahan tenggelam ke dalam jebakan diplomasi utang milik Cina," tulis jurnalis lokal Jaindi Kisero di harian Daily Nation.
Duit Cina Hidupkan Rel Kereta Afrika
Memperbaiki infrastruktur transportasi luar negeri, Cina investasi besar-besaran di Afrika. Benua itu merayakan kembalinya kejayaan kereta api.
Foto: Getty Images/AFP
Kereta cepat dari Abuja ke Kaduna
Sejak Juli 2016, rel sepanjang 175 kilometer menghubungkan ibukota Nigeria, Abuja, ke negara bagian Kaduna di utara. Biaya pembangunannya sekitar 800 juta Euro. Bank Ekspor-Impor China menyediakan dana sekitar 450 juta Euro.
Foto: DW/U. Musa
Kepala negara di atas rel
Presiden Nigeria Muhmmadu Buhari jadi tamu istimewa dalam perjalanan perdana kereta api yang baru. Tiket untuk perjalanan selama dua jam 40 menit dibandrol sekitar 45 ribu Rupiah untuk kelas ekonomi dan 60 ribu Rupiah untuk kelas satu.
Foto: DW/U. Musa
Kereta dalam kota di Addis Ababa
Jalur kereta api ringan (dalam kota) pertama di ibukota Ethiopia mulai beroperasi aktif pada tahun 2015. Dibangun oleh China Railway Group - juga dengan dana dari EximBank Cina. Teknisi Tionghoa dilibatkan dalam operasional dan pemeliharaan sistem kereta api ringan hingga tahun 2020. Kemudian Perusahaan Kereta Api Ethiopia harus mengambil alih pemeliharaannya.
Foto: picture-alliance/dpaMarthe van der Wolf
Menghubungkan Afrika Timur
Sekitar 25.000 warga Kenya dan 3.000 pekerja Cina bahu-membahu dalam pembangunan rute jalur kereta sepanjang 472 kilometer antara Mombasa dan Nairobi. Sekitar 90% biaya konstruksi, yakni sekitar 3,6 miliar euro dibiayai oleh Cina. Kemudian, kota-kota seperti Kampala dan Juba juga harus terhubung.
Foto: Reuters/N. Khamis
Museum kereta api di Livingstone
Kembali ke masa lalu: Pada tahun 1856, jalur kereta antara Alexandria dan Kairo dibuka. Mesin uap ini telah beroperasi sejak awal abad ke-20 sampai tahun 1976 di Zambia. Kereta ini dipamerkan di Museum Kereta Api di Livingstone.
Foto: Getty Images/AFP/S. de Sakutin
Memburuk di akhir pemerintahan kolonial
Sejumlah jalur kereta api dibangun oleh penjajah di Afrika. Kereta digunakan untuk mengangkut bahan baku ke pantai, sebelum dikirim ke Eropa. Banyak dari rute ini yang bobrok. Peninggalan di foto itu termasuk jalur kereta api asli antara Swakopmund dan Walvis Bay, yang dibangun pada tahun 1914 dan diperbaiki pada tahun 1980.
Foto: picture-alliance/Ardea/K. Terblanche
Jaringan rel Afrika
Laporan Bank Pembangunan Afrika 2015: Perkeretaapian penting untuk benua tersebut. Kereta api bisa menjadi alat transportasi murah dan mengurangi kemacetan perkotaan. Laporan tersebut juga mengritik kondisi jaringan rel yang buruk, terutama yang membentang di utara dan selatan, dimana jaringannnya seringkali tidak saling terkait satu sama lain.
Akankah stasiun yang tutup dibuka kembali?
Seiring berkembangnya ekonomi di banyak negara Afrika, penekanan baru telah diberikan pada perbaikan transportasi. Jika Cina dan investor lainnya terus berinvestasi, stasiun kereta sepi seperti yang ada di Addis Ababa bisa berfungsi kembali.
Foto: Getty Images/AFP/M. Medina
Melongok jauh ke Afrika Selatan
Jaringan rel regional Gautrain menghubungkan Pretoria dan Johannesburg dengan bandara terbesar di Afrika. Jaringannya akan diperluas dari 80 sampai 230 kilometer dalam 20 tahun ke depan. Dengan jalur sekitar 21.000 kilometer, Afrika Selatan memiliki jaringan kereta api terbesar di benua ini. Sudan memiliki 7.300 kilometer, dan Mesir memiliki 5.100 kilometer.
Foto: imago/ZUMA Press
Kereta cepat dari Perancis di Tangier
Kereta berkecepatan tertinggi di benua ini direncanakan beroperasi di utara. 12 kereta TGV Perancis telah dikirim Juni 2016 lalu. Perjalanan antara Tangier dan Casablanca kini memakan waktu 2 jam 10 menit dengan kecepatan hingga 320 kilometer per jam, jadi bukan lagi 4 jam 45 menit. Jalur ini kemudian akan berlanjut ke Aljazair dan Tunisia.
(Ed: Aarni Kuoppamäki/ap/yf)
Foto: Getty Images/AFP
10 foto1 | 10
Tidak hanya di Afrika, Beijing juga mendapat perlawanan dari Malaysia ketika Perdana Menteri Mahathir Mohammad menunda sejumlah proyek milik Cina, antara lain pembangunan rel kereta senilai 20 miliar Dolar AS. Kuala Lumpur mengklaim pihaknya tidak mampu membiayai proyek tersebut.
Pemerintah Cina sendiri menepis tudingan bahwa inistaif jalur sutra abad ke21 menjadi jerat utang di berbagai negara. "Kemakmuran rakyat dan pertumbuhan ekonomi banyak membaik," kata seorang pejabat di kabinet, Ning Jizhe, dalam sebuah jumpa pers, sembari menambahkan Cina "tidak menciptakan jerat utang."
Dalam 15 tahun sejak 2014, Cina mengucurkan dana pinjaman senilai 354,4 miliar Dolar AS ke Afrika, Asia dan sejumlah kawasan lain. Jumlah tersebut mencapai 90% dari total dana pinjaman yang dikucurkan Amerika Serikat pada rentang waktu yang sama, klaim AidData. Tapi jika dana bantuan AS mencapai 93% dari jumlah tersebut, hanya 23% dana yang dikucurkan Cina dikategorikan sebagai bantuan.
rzn/ap (Associated Press)
Jurus Cina Bungkam Brunei dalam Konflik Laut Cina Selatan
Brunei yang sedang mengalami resesi membutuhkan aliran dana investasi dan mendapati Cina sebagai juru selamat. Namun pertautan kedua negara bukan tak beriak. Beijing mengharapkan balasan yang setimpal.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Han Guan
Akhir Kejayaan Minyak
Selama berpuluh tahun warga Brunei menikmati kemakmuran tak berbatas berkat produksi minyak berlimpah. Namun kemakmuran tersebut tidak bertahan lama. Pasalnya cadangan minyak Brunei bakal pupus dalam dua dekade ke depan. Negeri kesultanan itu pun dilanda resesi sejak tiga tahun terakhir dan terpaksa memangkas berbagai subsidi.
Foto: picture-alliance/dpa
Resesi Tanpa Henti
Tidak heran jika laju pertumbuhan ekonomi Brunei merangkak di kisaran 0,6% pada 2016 silam dan bahkan anjlok menjadi minus 2,7% pada 2017. Pondasi ekonomi yang terlalu bergantung pada pemasukan dari sektor migas menjadi petaka ketika harga minyak dunia menukik tajam sejak beberapa tahun terakhir.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Ekonomi Terpusat di Ujung Hayat
Menurut analis pasar tenaga kerja, warga Brunei cendrung menginginkan pekerjaan di pemerintahan, perusahaan pelat merah atau industri minyak. Tapi justru ketiganya sedang babak belur. Akibatnya angka pengangguran meroket tajam. Kondisi ini memaksa Sultan Hassanal Bolkiah mencari sumber duit baru.
Foto: picture alliance/landov/Z. Jie
Cina Menggeser Arab
Biasanya Brunei melirik negara-negara Arab untuk mencari investasi. Namun kali ini Sultan Hasanah Bolkiah melirik poros ekonomi baru dan mendapati Cina sebagai juru selamat. Sejak beberapa tahun terakhir Beijing aktif menyuntikkan dana untuk perekonomian Brunei yang tengah lesu.
Foto: Imago/Xinhua/J. Wong
Gerbang Investasi
Ketika Citibank hengkang setelah mengawal investasi asing untuk Brunei selama 41 tahun, Bank of China justru membuka cabang di Bandar Seri Begawan. Kehadiran bank pelat merah itu diharapkan menjadi pintu masuk aliran dana investasi langsung dari Tiongkok. Sejauh ini Cina telah menginevatasikan 4,1 miliar USD di Brunei.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ralston
Berharap Pada Duit Tiongkok
Investasi Cina mencakup berbagai sektor, mulai dari industri pertanian dan makanan, energi dan perikanan. Menurut klaim pemerintah, aliran dana investasi dari Tiongkok akan menciptakan 1.600 lapangan kerja baru dan menopang sekitar 5.000 lapangan kerja di sektor pendukung seperti logistik dan perbankan.
Foto: Fotolia/philipus
Pertaruhan Bolkiah di Utara
Pertautan itu bukan tak beriak. Sultan Bolkiah banyak membisu ihwal konflik di Laut Cina Selatan. Sikap gamang Brunei dinilai merupakan hasil dari strategi Cina mendekati negara kecil di ASEAN terkait klaim teritorial Beijing. Padahal kawasan laut yang diperebutkan diyakini mengandung cadangan energi dalam jumlah besar, sesuatu yang dibutuhkan Brunei buat menjamin kemakmuran warganya di masa depan
Tajam Diplomasi Xi
Sejak Xi Jinping memegang jabatan Sekretaris Jendral PKC 2012 silam, Beijing aktif menggunakan 'diplomasi buku cek' terhadap negara-negara ASEAN untuk mengamankan klaimnya di Laut Cina Selatan. Selain Brunei, Cina juga aktif menanam investasi di Malaysia, Laos dan Kamboja. Harapannya dengan meningkatnya kebergantungan ekonomi, ASEAN akan sulit menyatukan suara dalam konflik Laut Cina Selatan.