Ketika tsunami menerjang Aceh 10 tahun lalu, Jerman dan Eropa masih tidur lelap dalam suasana Natal. Aksi solidaritas di seluruh Jerman kemudian berhasil menggalang dana bantuan lebih dari 600 juta Euro.
Iklan
"Saat Tsunami menggulung Aceh pukul tujuh pagi, orang-orang di Jerman masih terlelap dalam tidurnya dibalut kedamaian menjelang Natal," kata Duta Besar Jerman Georg Witschel seperti dikutip Metrotvnews.com.
Selanjutnya ia menuturkan, kebanyakan warga Jerman tak mengenal warga Aceh dan bahkan tak tahu di mana Aceh berada, tapi mereka bisa ikut merasakan penderitaan setelah tsunami meluluhlantakkan Aceh, kawasan wisata Thailand dan sebagian Sri Lanka.
Berbagai negara kini menyiapkan acara peringatan 10 Tahun Bencana Tsunami. Di Indonesia, acara peringatan dipusatkan di Aceh dan berlangsung dari 25 sampai 28 Desember. Presiden Joko Widodo direncanakan akan hadir pada acara puncak 26 Desember, disertai para undangan dan delegasi dari 35 negara.
Acara utama di Banda Aceh akan dilaksanakan di Lapangan Blangpadang. Selain itu masih ada kegiatan lainnya berupa Expo Kebencanaan, Pameran Karya Kreatif Aceh dan Pameran Foto Tsunami.
Sebagai acara khusus disiapkan Malam Apresiasi Budaya Aceh untuk Dunia. Berbagai pertunjukan kesenian tradisi Aceh akan ditampilkan dan dipersembahkan kepada masyarakat dunia sebagai tanda terimakasih.
Peringatan Tsunami di luar negeri
Di Thailand, peringatan 10 tahun tsunami berpusat di kawasan pariwisata Khao Lak, yang mengalami kerusakan terparah. Lebih dari 1000 wisawatan asing tewas di tempat ini ketika gelombang raksana menghantam. Lebih 500 warga Jerman tewas selama bencana tsunami. Duta besar Jerman di Thailand akan membacakan kata sambutan dari Presiden Jerman Joachim Gauck.
Tsunami Aceh Dulu dan Sekarang
Aceh adalah kawasan yang terparah diterjang tsunami 2004. Masyarakat internasional langsung menyalurkan bantuan. Bagaimana kemajuan pembangunan di sana? Bandingkan foto dulu dan sekarang.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Paling parah
Provinsi Aceh di utara Pulau Sumatra adalah kawasan terparah yang dilanda tsunami. Sedikitnya 130.000 orang tewas di kawasan ini saja. Gambar ini diambil 8 Januari 2005 di Banda Aceh, dua minggu setelah amukan tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Rekonstruksi
Sepuluh tahun kemudian, Banda Aceh bangkit kembali. Jalan-jalan, jembatan, pelabuhan sudah dibangun lagi. Bank Dunia menyebut Aceh sebagai "upaya pembangunan kembali yang paling berhasil". Gambar ibukota provinsi Aceh ini dbuat Desember 2014.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pengungsi
Setelah diguncang gempa berkekuatan 9,1 skala Richter dan diterjang gelombang raksasa yang tingginya lebih sepuluh meter, banyak penduduk Aceh jadi pengungsi. Di seluruh Asia Tenggara, 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal. Gambar ini menunjukkan penduduk yang melihat puing-puing rumahnya beberapa hari setelah bencana tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun kembali
Bencana tsunami Natal 2004 mengundang perhatian besar warga dunia yang ramai-ramai memberikan bantuan. Banyak bangunan yang akhirnya diperbaiki, banyak kawasan yang berhasil dibangun kembali. Gambar ini dibuat Desember 2014 di Lampulo, Banda Aceh. "Kapal di atas rumah" jadi peringatan tentang peristiwa mengerikan itu.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Kehancuran di sekitar Masjid
Gelombang raksasa yang melanda Aceh menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan mengakibatkan kerusakan parah. Gambar ini dibuat Januari 2005 dan menunjukkan kawasan Lampuuk di Banda Aceh yang hancur, kecuali Masjid yang bertahan dari terjangan air.
Foto: AFP/Getty Images/Joel Sagget
Sepuluh tahun kemudian
Masjid di Lampuuk dipugar dan kawasan sekitarnya dibenahi. Rumah-rumah penduduk dibangun kembali di sekitar Masjid. Gambar ini diambil sepuluh tahun setelah kehancuran akibat tsunami.
Foto: AFP/Getty Images/Chaideer Mahyuddin
Gempa bumi hebat
Sebelum tsunami muncul, gempa hebat mengguncang kawasan utara Sumatra, 26 Desember 2004. Gempa itu memicu munculnya gelombang raksasa yang mencapai sedikitnya 11 negara, termasuk Australia dan Tanzania. Gambar ini menunjukkan kerusakan di Banda Aceh.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun lebih baik setelah perdamaian
Bantuan internasional yang berdatangan ke Aceh membuka peluang bagi masyarakat membangun kembali kawasannya dengan lebih baik. Tahun 2005, perundingan antara pemerintah Indonesia dan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menghasilkan kesepakatan damai, setelah ada mediasi dari Eropa.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pemandangan mengerikan
Jurnalis AS Kira Kay menuliskan pengalamannya ketika tiba di Banda Aceh setelah tsunami: "Mayat-mayat bergelimpangan, terkubur di bawah reruntuhan. Lalu mayat-mayat itu diangkut dengan truk ke lokasi penguburan massal. Bau mayat menyengat". Gambar ini menunjukkan suasana Masjid Raya di Banda Aceh setelah tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Masjid Raya
Suasana Masjid Raya sekarang. Aceh kini menikmati status sebagai daerah otonomi khusus, dengan wewenang luas melakukan pemerintahan sendiri. Berdasarkan kewenangan itu, Aceh kini menyebut dirinya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan memberlakukan Syariat Islam.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
10 foto1 | 10
Di Pulau Phuket, dilangsungkan upacara doa bersama komunitas buddha, muslim dan kristen di tugu peringatan tsunami. Setelah upacara menyalakan lilin, sebuah band Korea akan tampil menyuguhkan acara hiburan.
Di Sri Lanka, peringatan 10 tahun tsunami ditandai dengan pemberangkatan kereta api khusus yang menyangkut 200 orang yang selamat dari bencana itu. Kereta api itu menempuh jalur Pereliya, yang dulu diterjang tsunami dan menewaskan 1600 orang yang berada dalam kereta api.
Di Jerman, Uskup Agung Reinhard Marx akan memimpin kebaktian khusus Gereja Katolik mengenang korban tsunami. "Solidaritas adalah sebuah pesan inti dalam perayaan Natal", katanya.
Masyarakat Jerman mengumpulkan sumbangan senilai 670 juta Euro dalam beberapa bulan setelah tsunami. Pemerintah Jerman menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai 500 juta Euro.