Konsumsi BBM dan nilai subsidi yang membengkak menjadi batu sandungan buat pemerintahan Jokowi. Tanpa sikap kooperatif SBY, ia terancam kesulitan merealisasikan program kerja yang dijanjikannya selama kampanye
Iklan
Presiden terpilih Indonesia, Joko Widodo akan bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono untuk membahas peralihan pemerintah. Keduanya juga didesak untuk turut membahas isu ekonomi dan subsidi BBM yang terus membengkak.
Buat Jokowi jalan menuju Istana Negara terbentang setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan pesaingnya, Prabowo Subianto. Dimulai pada upacara pelantikan 20 Oktober mendatang, Jokowi diyakini bakal menghadapi sederet tantangan besar.
Adapun pasar merespon positif putusan MK. Nilai tukar Rupiah menguat dan Indeks Harga Saham Gabungan melonjak ke level tertinggi sejak 15 bulan terakhir, sebelum kemudian terkoreksi.
Menurunkan Subsidi BBM
Bersamaan dengan keluarnya keputusan MK, Jokowi diyakini akan segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Gubernur DKI dan menyerahkan kursi nomer satu di Jakarta kepada wakilnya, Ahok.
"Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Kami akan bertemu dengan presiden SBY untuk mendata masalah. Lalu kami akan berbicara dengan masing-masing menteri," kata Jokowi.
Salah satu tantangan terbesar buat pemerintahan Jokowi adalah merealisasikan rencananya menurunkan subsidi bahan bakar minyak. Isu ini jarang populer, termasuk di era Presiden Yudhoyono.
Jokowi berniat menggunakan sebagian dana subsidi untuk membiayai proyek-proyek pengentasan kemiskinan dan infrastruktur. Saat ini pemerintah mengasumsikan subsidi BBM pada tahun anggaran 2015 akan meningkat sebanyak 7,6 persen menjadi Rp. 249 triliun per tahun.
Pemotongan Sebelum Oktober?
Tim transisi saat ini tengah melakoni pembicaraan dengan pemerintah SBY terkait kemungkinan pemotongan subsidi sebelum Oktober. Dengan begitu beban politik yang harus ditanggung dibagi kepada dua pemerintahan.
"Menggeser subsidi minyak adalah salah satu ujian besar buat Jokowi. Ia harus melakukannya secara bertahap dan bukan dalam sekali pukul," kata Wellian Wiranto, pakar ekonomi di salah satu bank terbesar Singapura, OCBC Bank.
Kelihaian pemerintahan RI selanjutnya dalam mengelola anggaran akan menjadi faktor kunci. Menurut Wiranto, investor mengamati betul pembahasan rancangan anggaran di Senayan. Bank Indonesia, Kamis (21/8) mengatakan pihaknya tidak akan melonggarkan kebijakan moneter sebelum defisit anggaran berada di bawah angka 2,5 persen dari Produk Domestik Brutto.
Saat ini pemerintah menaksir defisit sebesar 4,27 persen.
rzn/hp (rtr,ap)
Kedatangan Presiden dan Harapan Baru
Didampingi Jusuf Kalla, 20 Oktober 2014, Joko Widodo dilantik untuk memimpin pemerintahan Indonesia. Harapan besar bangsa harus ditunaikan oleh Jokowi.
Foto: picture-alliance/AP/Achmad Ibraham
Jokowi dan Salam Tiga Jari buat Indonesia
Kepadanyalah Indonesia berharap. "New Hope," tulis majalah Time di sampul terbitan terbarunya yang dilatari wajah Joko Widodo, Presiden RI ke-7. Kehadirannya di kancah politik nasional dinilai membawa angin segar. Setidaknya ia bukan bagian dari elit politik lama yang tidak pernah benar-benar terbebaskan dari masa lalu di jaman Soeharto.
Foto: picture-alliance/AP/Achmad Ibraham
Yang Lama dan Baru
Presiden RI ke 6, Soesilo Bambang Yudhoyono, sempat berpesan kepada semua jajaran pemerintah agar mendukung presiden yang baru, sebelum meninggalkan Istana Negara. Keduanya terlihat akrab, kendati upaya terakhir Jokowi mendesak pemerintahan SBY agar menaikkan harga BBM kandas beberapa bulan silam.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
Sang Presiden dan Ibu Negara
Bersama isterinya, Iriana Widodo, Jokowi tampil untuk pertama kali sebagai pasangan kepala dan ibu negara. Upacara pelantikan di Senayan sendiri dihadiri oleh sejumlah perwakilan negara-negara sahabat, antara lain Malaysia, Australia, Brunei, Amerika Serikat dan Jepang.
Foto: Oscar Siagian/Getty Images
Menyemut di Bunderan HI
Kerumunan massa memadati jalan Sudirman dan Thamrin buat menyambut presiden baru Indonesia. Perjalanan Jokowi dan JK berlangsung lambat lantaran iring-iringan kendaraan kepresidenan mengikuti arus massa.
Foto: picture-alliance/dpa/Adi Weda
Berkuda Menemui Rakyat
Pasangan terpilih Jokowi dan Jusuf Kalla diarak dengan menggunakan delman ke Monumen Nasional seusai acara pelantikan di gedung MPR/DPR. Meriahnya pesta rakyat di jantung ibukota itu memicu kekaguman mantan Wakil Presiden Boediono. "Antusiasme-nya sangat tinggi. Lain dari 2009," kala ia dilantik. ujarnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Adi Weda
Harapan baru
Sebelumnya, majalah Time tak mau ketinggalan. Majalah internasional itu menampilkan Jokowi dalam sampul depan dan mengangkat kisah presiden pertama Indonesia yang bukan dari kalangan militer dan oligarki sejak rezim Orba runtuh itu.
Foto: time.com/Photograph by Adam Ferguson for TIME
Akhir pertempuran?
Untuk pertama kalinya sejak pemilu presiden yang berlangsung sengit, Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas kemenangan Joko Widodo dan berjanji untuk mendukung pemerintahannya selama kebijakannya sejalan dengan "kepentingan bangsa dan rakyat."
Foto: Reuters/Beawiharta
Dari Tukang Mebel menuju Istana Negara
Joko Widodo, alias Jokowi, menempuh perjalanan panjang sejak menekuni profesinya sebagai pengusaha mebel. Berawal dari kota Solo, dimana ia terpilih untuk dua periode jabatan, Jokowi kemudian merambah Jakarta berbekal dukungan Partai PDIP, Gerindra dan tingkat elektabilitas yang tinggi. Kemenangannya di Jakarta membuahkan popularitas yang meroket di tingkat nasional.
Foto: Reuters
Suara Kecil Antarkan Jokowi ke Istana
"Jokowi adalah Kita," bunyi kampanye yang ramai di Media Sosial. Ucapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Jokowi, yang sering tampil sederhana dan tak jengah berbaur dengan penduduk biasa, banyak mendapat dukungan dari kelompok masyarakat menengah bawah. Program asuransi kesehatan dan pendidikan yang diusungnya menemukan gaung di kelompok ini.