1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Sumpah Pemuda di Eropa: Saya Indonesia!

31 Oktober 2017

Bila dulu pemuda dari berbagai daerah berkumpul bersumpah satu tanah air, bangsa dan bahasa. Kali ini di Jerman, mahasiswa dari berbagai lokasi di Eropa berkumpul menyatakan kesatuan identitas lewat olahraga.

Deutschland Indonesischer Student beim Bonn Cup 2017 Sportfestival
Foto: DW/A.Purwaningsih

Area gedung olahraga Hardtberghalle di lokasi tertinggi di Bonn, Jerman ramai dipenuhi hampir seribuan warga Indonesia. Jarang ada acara yang bisa mengumpulkan mahasiswa Indonesia se-Jerman sekaligus, di luar acara resmi yang digelar oleh kedutaan Indonesia. Namun kali ini, dari 24 lokasi berbeda di seantaro Jerman dan negara-negara tetangga seperti Perancis, Belanda dan Belgia, mahasiswa Indonesia berkumpul dalam kegiatan olahraga yang dikenal dengan sebutan Bonn Cup 2017.

Ada sekitar 470 peserta yang ikut bertanding dalam berbagai cabang olah raga seperti voli, basket, futsal bahkan catur, tarik tambang dan gaplek sepanjang akhir pekan lalu. Bagi para peserta, penyelenggaraan pekan olahraga Indonesia di luar negeri meninggalkan kesan mendalam, apalagi Bonn Cup 2017 digelar bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.

"Kami mau bergabung karena bertepatan juga dengan Hari Sumpah Pemuda.  Jadi bermakna sekali karena juga membantu persatuan dari seluruh anak-anak Indonesia di Eropa, tepatnya di Jerman, terutama persatuan dalam olahraga dan sportivitas. Di mana pun kita berada walaupun beda, apapun latar belakangnya, tapi di sini kita tetap bersatu untuk olahraga bareng-bareng," ujar Reynaldo Rante Allo, salah satu peserta kontingen asal Den Haag, Belanda.

Adu Semangat Lewat Tim Hore

Pertandingan yang berlangsung dua hari itu bertambah seru karena para pendukung tak henti-hentinya menyuarakan yel-yel penyemangat. Tak sekadar sorak sorai biasa, tim pendukung dari Berlin secara khusus mempersiapkan 10 lagu yel-yel. Mereka juga menjadi satu-satunya tim pendukung yang memboyong maskot Beruang, simbol kota Berlin.

"Kalau yel-yel kami mempersiapkan sekitar 10 lagu, ada koreografi dan penarinya juga. Saya sebagai maskot jadi paling depan. jadi beruang yaaa... Kami ada 70-an orang jadi bisa bagi-bagi tugas. Ikut meramaikan jadi tim hore, yang penting bahagia semuanya." ujar Navayo Erlangga, mahasiswa Hoschschule für Technik und Wirtschaft Berlin itu.

Selain menambah kemeriahan, bagi salah satu panitia,  yel-yel  yang dibawakan para pendukung turut menggambarkan semangat yang ingin dihadirkan lewat Bonn Cup 2017. "Kita bisa lihat di sini banyak sekali supporter, kita nyanyi untuk mendukung tim kita sendiri, tapi selain itu kita juga benar-benar bersatu di bawah nama Indonesia. Kita di sini benar-benar mewakili Indonesia karena berasal dari berbagai latar belakang, warna kulit dan agama berbeda. Ini menjadi contoh yang baik dimana semangat Bhineka Tunggal Ika itu harus terus dijaga dalam kegiatan apapun, termasuk salah satunya olahraga," ujar PutrianaHamka, panitia urusan kesekretariatan kegiatan Bonn Cup 2017 yang juga merupakan wakil ketua PPI Bonn.

Raih Medali Simbol Juara

Pada hari terakhir Bonn Cup 2017, medali juara pun diberikan kepada para juara. Mahasiswa Karlsruhe berhasil mengantongi juara di hampir semua cabang pertandingan olahraga, sehingga mereka dinobatkan sebagai juara umum. Kontingen asal Belanda juga tak mau kalah, mereka berhasil mengantongi gelar juara di dua cabang olahraga sekaligus yakni bola voli putra dan futsal.

Acara yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Bonn itu melewati masa persiapan yang cukup panjang. Meski tak meraih juara sama sekali, pelajar dari Bonn merasa senang bisa mengumpulkan sesama rekan mahasiswa dari berbagai penjuru. "Saya senang sekali acara ini bisa berjalan dengan lancar. Yang buat tambah senang juga karena melihat antusiasme penonton yang sangat tinggi. Bagi saya pribadi, segala jerih payah dan kelelahan panitia selama satu tahun ini terbayar, karena tujuan kita untuk menyatukan warga Indonesia di perantauan bisa terwujud lewat olahraga," ujar Anggra Rifani Rahman, Ketua Bonn Cup 2017.

Editor: Siregar/Purwaningsih