1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suriah Terancam Dikeluarkan dari OIC

14 Agustus 2012

Konflik berdarah di Suriah membuat negara itu makin ditekan, juga dari kelompok negara-negara Islam. Menteri luar negeri Organisasi untuk Kerjasama Islam OIC mengusulkan diskorsnya Suriah dari kelompok itu.

Egyptian Foreign Minister Mohammed Kamel Amr (C) talks on his phone upon his arrival to attend a preparation meeting of foreign ministers of the Organisation of Islamic Cooperation (OIC) in the Saudi coastal city of Jeddah on August 13, 2012. Leaders of Muslim countries, including Iran's pro-Syrian President Mahmoud Ahmadinejad, are due to gather for an extraordinary summit called by Saudi King Abdullah who is pushing to mobilise support for the Syrian rebellion. AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE (Photo credit should read FAYEZ NURELDINE/AFP/GettyImages)
Pertemuan menlu anggota OICFoto: Getty Images/AFP

Dalam persiapan pertemuan tingkat menteri Senin (13/08) malam di Jedah, sebagian besar delegasi menyetujui usulan resolusi untuk diajukan dalam KTT OIC di Mekkah. Demikian dikatakan Sekjen IOC Ekmeleddin Ihsanoglu kepada wartawan di Jedah. Sudah ada pertanda pembahasan kemungkinan mengeluarkan Suriah dari kelompok itu.

Sekjen OIC Ekmeleddin IhsanogluFoto: Getty Images/AFP

"Suriah memasuki sebuah terowongan yang gelap“ kata Ihsanoglu di awal pertemuan tingkat menteri IOC Senin (13/08). Kekerasan brutal berkepanjangan di Suriah merupakan dampak dari sikap Presiden Bashar al-Assad mengabaikan permintaan rakyatnya. „Politik bumi hangus“ bukan sebuah jaminan stabilitas, kata Sekjen IOC tersebut.

Iran sebagai mitra terdekat pimpinan di Damaskus itu, secara tegas menentang diskorsnya Suriah dari IOC. Pengucilan anggota tidak menyelesaikan masalah, kata menteri luar negeri Iran Ali Akbar Salehi di Jedah.

Pertemuan puncak organisasi negara-negara Islam di Mekkah, diusulkan oleh Raja Abdullah. Arab Saudi mendukung pemberontak Suriah yang sejak Maret 2011 berjuang menentang rezim Presiden Assad.

Raja Arab Saudi AbdullahFoto: Reuters

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle FDP menurut keterangan kementerian luar negeri di Berlin, Senin (13/08) malam melakukan pembicaraan telefon dengan menlu AS Hillary Clinton, juga koleganya menlu Inggris, Perancis dan Turki mengenai situasi di Suriah. Westerwelle menjelaskan, „erosi“ pimpinan Suriah sementara ini sudah mencapi lingkungan terdalam. Oleh karena itu rencana-rencana pasca Assad harus diintensifkan.

DK/RN (dpa, afp)