1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suriah Akan Lanjutkan Upaya Basmi Pemberontakan

14 April 2018

Presiden Suriah, Bashar al Assad menyatakan negaranya tidak akan mengubah haluan, walaupun AS bersama Inggris dan Perancis mengadakan serangan udara ke sejumlah lokasi.

Syrien - Plakat von Präsident Assad
Foto: Reuters/O. Sanadiki

Presiden Suriah, Bashar al Assad memberikan reaksi menantang, dalam menanggapi serangan udara yang dilakukan AS, Inggris dan Perancis. Ia menyatakan bersumpah akan menghancurkan pemberontakan.

Baca juga: AS, Inggris dan Perancis Luncurkan Serangan untuk Lumpuhkan Senjata Kimia Suriah

"Agresi militer hanya membuat Suriah dan warga Suriah semakin bertekad melanjutkan perang dan membasmi terorisme di seluruh negeri," demikian Assad seperti dikutip kantor berita SANA.

Kecaman Rusia dan Iran

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang jadi sekutu utama Assad menyatakan, langkah tiga negara itu akan berdampak destruktif bagi seluruh sistem hubungan internasional. Demikian dilaporkan kantor berita Rusia, TASS. Ia mengatakan, berita dibuat-buat soal serangan senjata kimia dijadikan negara-negara barat untuk membenarkan serangan terhadap Suriah. Putin juga menuntut diadakannya sidak Dewan Keamanan PBB

Baca juga: Kanselir Jerman Angela Merkel Tolak Aksi Militer ke Suriah

Perdana Menteri Inggris Theresa May memberikan pernyataan balasan terhadap Putin sejam setelahnya. Ia menyebut tuduhan akan adanya rekayasa serangan senjata kimia sebagai "absurd dan berlebihan". Dalam tujuh tahun perang saudara di Suriah, Rusia berkali-kali menentang langkah internasional terhadap Assad.

Ini Video Serangan Pasukan Sekutu Pimpinan Amerika ke Suriah

01:30

This browser does not support the video element.

Iran kecam tindakan "kriminal"

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengecam serangan udara sekutu terhadap Suriah. Ia menyebut para pemimpin AS, Inggris dan Perancis sebagai "pelaku tindakan kriminal".

"Saya mengatakan secara terbuka, serangan ini adalah kejahatan, dan tiga pemimpin yang berpartisipasi adalah pelaku tindakan kriminal," demikian dikatkaan Khamenei, dan dilaporkan kantor berita Iran, Isna. Iran, yang jadi kekuatan Syiah di kawasn itu adalah salah satu pendukung Presiden Bashar al Assad, dan pemerintahannya yang mayoritas Alevi.
 

ml/ap (AP, Reuters, AFP, dpa)