Survei: 1 dari 2 Orang Kehilangan Pekerjaan Akibat COVID-19
4 Mei 2021
Satu dari dua orang di seluruh dunia mengalami penurunan penghasilan karena pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan orang-orang di negara miskin mengalami pengurangan jam kerja hingga kehilangan pekerjaan mereka.
Iklan
Gallup, perusahaan jajak pendapat di Amerika Serikat (AS) melakukan survei terhadap 300.000 orang di 117 negara dan menemukan bahwa setengah dari mereka atau sekitar 1,6 miliar orang dewasa mengalami penurunan pendapatan disebabkan pandemi COVID-19.
"Di seluruh dunia, persentase ini berkisar dari yang tertinggi 76% di Thailand hingga yang terendah 10% di Swiss,” kata para peneliti dalam sebuah pernyataan.
Di Bolivia, Myanmar, Kenya, Uganda, Indonesia, Honduras, dan Ekuador, lebih dari 70% orang yang disurvei mengatakan bahwa mereka membawa pulang lebih sedikit uang dibanding sebelum pandemi merebak. Sementara di AS, persentasenya juga turun menjadi 34%.
Krisis COVID-19 telah melanda para pekerja di seluruh dunia, terutama wanita di sektor ritel, pariwisata, dan layanan makanan. Sebuah studi oleh badan amal internasional Oxfam pada Kamis (29/04) mengatakan wanita di seluruh dunia kehilangan pendapatan sekitar $ 800 miliar (Rp 11.525 triliun).
Alih Profesi Akibat Pandemi
COVID-19 meninggalkan sejumlah kisah duka. Selain kehilangan anggota keluarga, ada pula yang kehilangan mata pencarian. Banyak orang terpaksa alih profesi demi memenuhi kebutuhan hidup. Inilah inspirasi untuk Anda.
Foto: Monique Rijkers/DW
Daniel Nainggolan, Pramugara, Bali
Daniel 'dirumahkan' sejak Mei hingga Oktober 2020 dan resmi berhenti terbang sebagai pramugara dari maskapai penerbangan di Indonesia. Kini Daniel memasok alat pelindung diri ke sebuah rumah sakit di Bali. "Carilah pekerjaan yang halal. Yakinilah ketika kita mampu bertahan dalam keadaan sulit ini, kita telah menjadi pemenang.”
Foto: Monique Rijkers/DW
Ari Retno Hapsari, Asuransi dan Aset Manajemer, Yogyakarta
Dari urusan keuangan, Ari Retno beralih menjadi produsen minuman kesehatan botolan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Sejak Maret, keuangan rumah tangga jadi kacau karena banyak angsuran yang belum lunas. “Usaha baru tidak serta merta berhasil tapi dengan kesabaran, ketekunan, jeli melihat peluang, keuletan bisa menjadi modal untuk sukses. Sukses tidak datang tiba-tiba, harus melalui proses."
Foto: Monique Rijkers/DW
Yogi Prihantoro, Dosen, Tangerang
Setelah kontraknya tidak diperpanjang akibat pandemi, dosen yang mahir bahasa Arab di kampus Teologia ini memutuskan membuka warung mie jawa “Toegoe” di kawasan Depok dengan menu andalan mie lethek, resep andalan sang ibunda. “Kita tidak usah malu karena ini usaha yang halal.” Usaha kecil ini akan terus dijalankan meski bisa mengajar kembali. Saat ini sejumlah kampus sudah menawarkan pekerjaan.
Foto: Monique Rijkers/DW
Mario Tagambe, Yogyakarta, Desainer Grafis
Kehilangan pemasukan tapi tagihan tetap berjalan memaksa desainer grafis ini meminjam ruko teman untuk membuka usaha desain dan produksi kaos, serta warung kopi. “Jadi sementara kaos didesain, pemesan bisa menunggu sambil minum kopi dan baca komik.” Mario belajar meracik kopi dengan alat-alat seadanya di YouTube. Kemampuannya mendesain dimanfaatkan untuk mendesain kaos yang dijual di warungnya.
Foto: Monique Rijkers/DW
Yosefina Victoria, Manajer Akutansi Hotel, Bali
Yosefina dirumahkan sejak April 2020 dari posisi sebagai manajer akuntansi di sebuah resor di Badung, Bali. Dari punya anak buah, gaji besar, ia kini bekerja di rumah makan di bidang keuangan dan SDM dengan gaji hanya 25% dari sebelumnya. "Pekerjaan rangkap-rangkap tapi harus tetap semangat, jangan drop. Di mana jalan seperti tertutup tetapi pasti ada peluang lain yang terbuka.”
Foto: Monique Rijkers/DW
Marco Adipati, Pelatih Bola Anak-Anak, Bekasi
Juli 2020 Marco diberhentikan dari tempatnya bekerja sebagai pelatih sepak bola untuk anak-anak dengan pesangon tiga bulan gaji. Ia lalu mencari pekerjaan, mulai dari situs pencari kerja, minta rekomendasi teman sampai akhirnya diterima bekerja sebagai HR Trainer di kedai kopi. “Cobalah untuk tidak melewatkan kesempatan yang diberikan agar dapat bertahan di tengah pandemi. Lakukan hal bermanfaat."
Foto: Monique Rijkers/DW
Indiana Simalango, Usaha Bimbingan Belajar, Tangerang
“Rumah Pintar Ms. Diana”, tempat bimbingan belajar yang dikelola Indiana sejak tahun 2012 terpaksa tutup sejak Maret 2020. Indiana memutuskan berjualan bawang goreng yang ia buat sendiri. “Jangan gengsi, namanya juga usaha. Cari peluang yang bisa menghasilkan uang, misalnya usaha kecil-kecilan, jualan makanan atau bahan makanan online," ujar Indiana mempunyai gelar sarjana teologia. (ap/ae)
Foto: Monique Rijkers/DW
7 foto1 | 7
1,7 miliar orang dewasa terdampak
Jajak pendapat Gallup menemukan bahwa lebih dari setengah dari mereka yang disurvei untuk sementara berhenti bekerja, sehingga total keseluruhan menjadi 1,7 miliar orang dewasa kehilangan penghasilan.
Di 57 negara termasuk India, Zimbabwe, Filipina, Kenya, Bangladesh, El Salvador, lebih dari 65% responden mengatakan mereka berhenti bekerja untuk sementara waktu.
Satu dari 10 orang yang memiliki pekerjaan di Austria, Swiss, dan Jerman juga mengatakan bahwa mereka berhenti bekerja untuk sementara.
Angka-angka ini juga bervariasi di negara berpenghasilan rendah seperti Filipina, Kenya, dan Zimbabwe yang menunjukkan lebih dari 60% responden kehilangan pekerjaan atau bisnis, dibandingkan dengan 3% di Swiss dan 13% di Amerika Serikat.