Banyak Orang Jerman Percaya Cina Akan Ambil Alih Posisi AS
15 Juli 2020
Apakah Amerika Serikat kehilangan kendali atas supremasi dunia? Banyak orang di Jerman merasa demikian. Cina disebut sebagai negara yang akan mengambil alih posisi AS dalam beberapa dekade mendatang.
Iklan
Sekitar 42% orang Jerman merasa bahwa Amerika Serikat (AS) tampaknya akan digeser posisinya oleh Cina sebagai negara paling berkuasa di dunia dalam beberapa dekade mendatang. Demikian hasil survei yang ditunjukkan oleh YouGov, sebuah lembaga survei yang berbasis di Inggris pada Selasa (14/07).
Hanya 14% responden yang percaya bahwa AS akan mempertahankan supremasinya. Sekitar 23% menyatakan ragu-ragu dan 22% tidak memberikan tanggapan terhadap pertanyaan survei: “Menurut Anda, negara mana, AS atau Cina yang akan lebih kuat dalam 50 tahun ke depan?”
Pendapat terkait isu ini bervariasi tergantung partai mana yang didukung oleh para responden. Kebanyakan pendukung Partai Kiri memprediksi dominasi Cina atas AS di masa depan (54%), begitu pula dengan pendukung Partai Demokrat yang ramah bisnis dan pendukung Partai Hijau yang cinta lingkungan (52%).
Di sisi lain, pendukung partai sayap kanan, Alternatif untuk Jerman (AfD) adalah responden yang paling mungkin mengatakan bahwa AS akan tetap menjadi negara terkuat dunia, meskipun hanya 17% yang merespons.
Survei ini dilakukan dari 10-12 Juli, dengan melibatkan 4.054 responden berusia 18 tahun ke atas.
gtp/rap (dpa)
Adu Kekuatan Militer di Laut Cina Selatan
Sengketa wilayah di Laut Cina Selatan picu adu kekuatan militer di wilayah. Anggaran militer sejumlah negara naik drastis. Cina anggarkan pembelian senjata besar-besaran. Yang dilirik pedagang senjata Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Drake
Kapal Induk Kebanggaan Cina
Tentara rakyat Cina mengoperasikan kapal induk Liaoning sejak 2012. Kapal buatan Uni Sovyet tahun 1985 ini dibeli tahun 1998 dari Ukraina. Setelah dirombak dan direnovasi, dilanjutkan dengan pelatihan marinir Cina, sejak 2016 kapal induk ini dinyatakan siap tempur.
Foto: imago/Xinhua
Indonesia Andalkan Kapal Eropa
Indonesia juga melakukan modernisasi alat utama sistem pertahanan laut dengan membeli kapal perang baru. Korvette KRI Sultan Hasanuddin buatan 2007 sdibuat di Belanda. Jerman sejak lama juga menyuplai senjata ke Indonesia dan negara jiran di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Foto: picture alliance/dpa/A. Ibrahim
Vietnam Jagokan Lubang Hitam
Vietnam tak mau ketinggalan, dan tahun silam membeli enam kapal selam pemburu buatan Rusia. Angkatan laut AS dan menjulukinya "lubang hitam" karena kapal selam ini sulit dilcak radar dan nyaris tak berbunyi saat dioperasikan. Zona jelajahnya di kawasan perairan dangkal dan kapal selam ini tangguh menangkal kapal perang maupun kapal selam musuh.
Foto: Vietnam News Agency/AFP/Getty Images
Filipina Andalkan Kapal Buatan AS
Angkatan laut Filpina andalkan kapal perang BRP Gregorio del Pilar dalam sengketa kawasan laut itu. Ini juga bukan kapal baru, melainkan kapal bekas penjaga pantai AS buatan tahun 1967. Setelah dimodernisasi, kapal perang ini diiproklamirkan siap tempur pada 2012. Kawasan operasinya sekitar kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Favila
Singapura Kerahkan Kapal Siluman
Singapura negara terkecil di Asia Tenggara mengandalkan kapal perang berteknologi tinggi. Kapal siluman kelas Formidable buatan Perancis ini dioperasikan negara pulau itu sejak 2007.
Foto: Imago/China Foto Press
AS Tetap Dominasi Kawasan
Amerika Serikat tetap dominasi kekuatan militer di kawasan. Armada ke 7 Pasifik di Asia berkekuatan hingga 60 kapal perang, 350 pesawat tempur dan 60.000 serdadu. Kapal induk USS Ronald Reagan adalah satu-satunya yang dioperasikan terus menerus di luar perairan AS. Pangkalan kapal induk ini adalah basis AL di Yokosuka, Jepang. Penulis. Rodion Ebbighausen (as/ap)