1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialAsia

Survei: 41 Persen Warga Tidak/Kurang Bersedia Divaksinasi

22 Februari 2021

Indikator Politik Indonesia merilis survei yang menunjukkan 41 persen masyarakat Indonesia kurang atau tidak bersedia disuntik vaksin COVID-19. Pemerintah sebut akan memperkuat edukasi terkait vaksinasi.

Seorang tenaga kesehatan di Solo, Jawa Tengah, disuntik vaksin COVID-19 (22/01)
Seorang tenaga kesehatan di Solo, Jawa Tengah, disuntik vaksin COVID-19 (22/01)Foto: Maulana Surya/Antara/REUTERS

Indikator Politik Indonesia menemukan sebanyak 41% warga tidak atau kurang bersedia divaksinasi COVID-19 dalam surveinya. Pemerintah melalui Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi memastikan akan memperkuat edukasi terkait vaksinasi COVID-19 tersebut.

"Sikapnya kita perlu perkuat edukasi ya," kata Siti Nadia, kepada wartawan, Minggu (21/02).

Siti Nadia menyebut edukasi soal vaksin COVID-19 terjamin aman dan halal akan digencarkan melalui sejumlah pihak. Di antaranya melalui tokoh masyarakat hingga pelibatan influencer.

"Masyarakat tak ragu untuk mendapatkan vaksin, karena sudah dijamin vaksin ini aman dan bermutu. Dan selama menunggu vaksinasi tetap menjalan prokes. Karena vaksin melindungi diri kita dan juga keluarga kita," ucapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut pemerintah akan lebih gencar promosi tentang vaksinasi. Tak lupa juga dengan promosi menjaga protokol kesehatan selama proses vaksinasi berlangsung di Tanah Air.

"Pemerintah akan menggencarkan promosi tentang vaksinasi (aman, efektif, halal), sambil tetap menjaga promosi protokol kesehatan," katanya.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan survei ini diawali berdasarkan pertanyaan 'Jika vaksin Covid-19 sudah tersedia, apakah Ibu/Bapak bersedia melakukan vaksinasi Covid-19? ...(%)?'. Sebanyak 15,8 persen menyatakan sangat bersedia, 39,1 persen menyatakan cukup bersedia, 32,1 persen menyatakan kurang bersedia, 8,9 persen menyatakan sangat tidak bersedia, 4,2 persen tidak jawab atau tidak tahu.

"Data kami menunjukkan survei Indikator 1-3 Februari yang menyatakan sangat bersedia itu 15,8 persen, cukup bersedia 39,1 persen, jumlahnya kurang lebih 55 persen nasional," kata Burhanuddin dalam YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu (21/02).

"Yang mengagetkan secara pribadi meskipun surveinya sudah dilakukan setelah presiden menjadi orang pertama untuk divaksin itu masih banyak yang gak bersedia total itu 41 persen, rinciannya 32,1 kurang bersedia, sangat tidak bersedia 8,9 persen," lanjut Burhanuddin.

Data kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia

Generazi Z enggan disuntik vaksin

Lewat hasil survei Indikator Politik, generasi Z atau anak-anak muda kelahiran 1996-2015 terpantau banyak yang emoh divaksinasi COVID-19. Kenapa ya?

Generasi yang 'dibesarkan langsung' oleh teknologi ini ternyata punya persentase yang cukup besar dalam hal ketidakmauan untuk divaksinasi. Persentase gen Z yang tidak bersedia divaksinasi memang tidak sampai melampaui persentase gen Z yang bersedia. Namun angka gen Z yang tidak mau divaksinasi cenderung lebih besar ketimbang generasi di atasnya, termasuk generasi milenial yang menjadi kakaknya.

Survei Indikator Politik dilakukan pada 1-3 Februari 2021. Hasil survei bertajuk 'Siapa Enggan Divaksin?' dipresentasikan oleh Direktur Eksekutif Burhanuddin Muhtadi pada Minggu (21/02) kemarin.

Berikut ini hasil survei yang memuat data soal generasi Z, yakni generasi berumur kurang dari 21 tahun dan berumur 22-25 tahun:

Kesediaan divaksin

< 21 tahun Bersedia: 54,5% Tidak bersedia: 45,5% Tidak tahu/tidak menjawab: 0%

22-25 tahun Bersedia: 45,1% Tidak bersedia: 43,9% Tidak tahu/tidak menjawab: 10,9%

26-40 tahun Bersedia: 55,9% Tidak bersedia: 40,4% Tidak tahu/tidak menjawab: 3,8%

41-55 tahun Bersedia: 53,6% Tidak bersedia: 42,6% Tidak tahu/tidak menjawab: 3,7%

> 55 tahun Bersedia: 61,0% Tidak bersedia: 34,1% Tidak tahu/tidak menjawab: 4,9%

Dalam survei yang dilakukan via telepon ini, ada 1.200 responden yang terlibat. Mereka dipilih secara acak dari kumpulan sampel yang dipunyai Indikator Politik untuk survei Maret 2018 hingga Maret 2020. Sampel diambil dari semua provinsi di seluruh Indonesia. Toleransi kesalahan (margin of error/MoE) ±2.9%. Tingkat kepercayaan 95%.

"Secara umum, mayoritas warga bersedia untuk diberi vaksin COVID-19 di hampir semua basis demografi, kecuali kelompok usia 22-25 tahun dan kelompok pendidikan SLTP," demikian paparan Burhanuddin Muhtadi selaku Direktur Eksekutif Indikator Politik. (Ed: rap/ha)

Baca selengkapnya di: DetikNews

41% Warga dalam Survei Tak Bersedia Divaksinasi, Ini Kata Satgas COVID-19

Survei Indikator: Sekitar 40 Persen Gen Z Tak Bersedia Divaksin

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait