Virus Corona Membuat Orang Jerman Lebih Kritis Terhadap AS
19 Mei 2020
Menurut sebuah survei, opini warga Jerman terhadap Amerika Serikat berubah menjadi lebih negatif sejak wabah corona terjadi. Sementara, pandangan mereka terhadap Cina justru membaik.
Iklan
Dalam sebuah jajak pendapat terhadap 1.000 orang Jerman yang dilakukan oleh Kantar Public untuk organisasi nirlaba Jerman, Koerber Foundation, 73% menyatakan bahwa opini mereka tentang Amerika Serikat (AS) telah memburuk imbas krisis kesehatan yang disebabkan oleh virus corona saat ini.
Hal ini kontras dengan 36% responden lain yang mengatakan bahwa pandangan mereka justru menjadi jauh lebih negatif terhadap Cina, negara tempat virus corona jenis baru terdeteksi pertama kali pada akhir tahun lalu.
Survei juga menunjukkan saru dari empat orang peserta survei mengatakan bahwa pandangan mereka tentang Cina telah membaik, sementara 71% mendukung pernyataan bahwa Cina seharusnya lebih bisa transparan dalam hal manajemen krisis untuk memperlambat penyebaran virus.
Pergeseran pandangan ini berarti bahwa hanya 37% orang Jerman yang masih menginginkan hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat, turun tajam dari survei terakhir yang dilakukan pada bulan September 2019, yakni 50%. Sementara, hanya 36% yang mendukung hubungan yang lebih dekat dengan Cina, naik dari jajak pendapat sebelumnya yang hanya berada di angka 24%.
‘Tren yang mengkhawatirkan’
"Skeptisisme warga Jerman tentang AS sedang tumbuh, tren yang mengkhawatirkan yang seharusnya membuat para pembuat keputusan politik di kedua sisi berpikir,” kata Nora Mueller, seorang ahli hubungan internasional di Koerber Foundation.
Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, lebih dari 4,8 juta orang di seluruh dunia sejauh ini dinyatakan positif COVID-19 dengan lebih dari 318.000 kematian, termasuk sekitar 90.000 di AS dan lebih dari 160.000 di Eropa.
Presiden AS Donald Trump juga telah berulang kali menyerang Cina dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), dengan mengklaim bahwa PBB membantu Beijing menyembunyikan tingkat penyebaran wabah pada tahap awal.
gtp/rap (Reuters, dpa)
Orang-Orang Jerman Yang Berpengaruh di Amerika Serikat
Dari Levi Strauss, Hannah Arendt, Henry Kissinger sampai Donald Trump: Sejak dulu migran Jerman dan keturunannya berpengaruh pada perkembangan budaya dan politik AS. Tapi tidak banyak orang tahu akar Jerman mereka.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius
Penggagas Celana Kerja Yang Mendunia: Levi Strauss
Loeb Strauss, seorang Yahudi dari Buttenheim dekat Bamberg, beremigrasi ke Amerika Serikat tahun 1847 pada usia 18 tahun dengan ibu dan saudara perempuannya. Sebenarnya dia ingin menjual terpal tenda kepada para pencari emas - dan melihat bahwa mereka perlu celana kerja yang kuat. Lahirlah celana "Jeans" - dan membuat Levi Strauss, begitu ia dipanggil, dan rekan bisnisnya, Jacob Davis, kaya raya.
Foto: picture-alliance/akg-images
Pionir di Hollywood dan Pendiri Universal Sutidos: Carl Laemmle
Lahir tahun 1867 sebagai putra seorang pedagang sapi Yahudi di Laupheim, Jerman, Karl Laemmle beremigrasi ke AS pada usia 17 tahun. Selama 20 tahun ia kerja serabutan. Tahun 1906 ia mengunjungi bioskop kecil - dan mendapat ide. Dia membuka bioskopnya sendiri, lalu memulai perusahaan distribusi film dan mendirikan Universal Studios pada tahun 1915 - salah satu nama besar di Hollywood.
Foto: picture-alliance/Imagno
Melawan NAZI dengan lagu dan film: Marlene Dietrich
Filmnya "The Blue Angel" dari tahun 1930 menjadikan Marlene Dietrich bintang dunia. Ketika Nazi merebut kekuasaan di Jerman tahun 1933, ia mendukung orang-orang Yahudi yang melarikan diri dan orang-orang Jerman buangan lainnya. Dia juga menyanyikan lagu "Lili Marleen" untuk menghibur pasukan AS - mungkin inilah lagu paling terkenal pada Perang Dunia Kedua.
Foto: Imago/Hollywood Photo Archive/C. Slater
Diusir oleh Nazi: Filsuf Hannah Arendt
Pernah ditangkap dan diasingkan Nazi, Hannah Arendt pergi ke New York tahun 1941. Pada usia 35 tahun itu dia dengan cepat belajar bahasa Inggris dan menjadi warga negara Amerika tahun 1951. Sebagai seorang penulis jurnalis dan filsuf, dia melaporkan persidangan gembong Nazi Eichmann dan membahas berbagai hal. Salah satu tujuannya adalah untuk menjelaskan bagaimana Holocaust bisa terjadi.
Foto: Leo Baeck Institute
Insinyur utama Nazi yang jadi pionir di AS: Wernher von Braun
Insinyur Wernher von Braun merancang roket V-2, yang dibangun pekerja paksa untuk Nazi. Setelah Perang Dunia II, militer Amerika membawanya ke AS. Dia termasuk di antara 1.000 ilmuwan Jerman yang tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas kegiatannya untuk rezim Nazi. Sebagai perancang roket, Wernher von Braun menjadi idola program ruang angkasa NASA.
Foto: picture-alliance/akg-images
Lari ke AS dan berkarir jadi diplomat internasional: Henry Kissinger
Dilahirkan di Fürth tahun 1923 sebagai Heinz Alfred Kissinger, ia beremigrasi ke New York tahun 1938. Selama PD II ia kembali ke Jerman sebagai seorang prajurit AS. Setelah belajar dan mengajar di Harvard, ia menjadi penasehat politik. Puncak kariernya: Menjadi Menteri Luar Negeri AS dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian. (hp/vlz)