1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Susul AS, NATO Sepakat Tarik Pasukannya dari Afganistan

15 April 2021

Negara-negara NATO mengumumkan akan bekerja sama menarik pasukan mereka keluar dari Afganistan, setelah AS mengumumkan akan "mengakhiri perang terpanjang Amerika" pada 11 September mendatang.

Foto pasukan AS di Kabul, Afganistan
Foto tiga tentara AS tengah berjalan di wilayah Kabul, AfganistanFoto: Hoshang Hashimi/AP Photo/picture alliance

NATO pada hari Rabu (15/04) mengumumkan setuju untuk menghentikan operasi mereka di Afganistan, setelah Presiden Joe Biden mengumumkan akan menarik semua pasukan AS dari negara itu pada 11 September mendatang.

NATO tercatat memiliki 9.600 personel di Afganistan dan 2.500 di antaranya adalah tentara AS.

"Sekutu NATO telah memutuskan untuk mulai menarik pasukan Dukungan Tegas pada 1 Mei, dengan cara yang teratur, terkoordinasi dan tidak tergesa-gesa," kata Sekretaris Jenderal NATO Jen Stoltenberg dalam pertemuan puncak di Brussel. "Kami akan terus mendukung Afganistan, ini menandai babak baru dalam hubungan kami."

"Kami pergi ke Afganistan bersama, kami telah menentukan sikap kami bersama dan kami bersatu untuk pergi bersama," Stoltenberg menambahkan.

Menanggapi keputusan NATO, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS tidak akan melupakan solidaritas yang telah ditunjukkan aliansi militer antara 30 negara-negara Eropa dan Amerika Utara tersebut.

"AS tidak akan pernah melupakan solidaritas yang telah ditunjukkan oleh sekutu kami NATO di setiap langkahnya," kata Blinken.

Ditariknya seluruh pasukan AS dan NATO dari Afganistan memunculkan kekhawatiran bahwa Taliban mendapat keuntungan besar atas rencana itu. Jika Taliban memutuskan untuk melakukan serangan terhadap pasukan NATO selama proses penarikan, mereka akan "mendapat respons tegas," demikian bunyi pernyataan NATO.

Biden: AS tidak akan 'terburu-buru' untuk pergi

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden secara resmi mengumumkan penarikan pasukan AS dari Afganistan dalam pidatonya dari Gedung Putih. Dia mengatakan langkah itu akan dimulai pada 1 Mei dan berakhir pada 11 September.

"Sudah waktunya untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika," kata Biden dalam pidatonya, seraya menambahkan bahwa AS "tidak akan terburu-buru untuk pergi."

"Ini adalah momen bersejarah, dan bisa menjadi keputusan kebijakan luar negeri Presiden Biden yang paling penting," kata Kepala Biro DW Washington, Ines Pohl. "Kita harus ingat perang ini telah berlangsung selama 20 tahun."

AS dan Jerman berkoordinasi erat terkait penarikan

Melalui sambungan telepon pada Rabu (14/04), Kanselir Jerman Angela Merkel dan Biden juga membahas rencana penarikan tersebut.

"Kanselir dan presiden bertukar pandangan tentang situasi di Afganistan dan bagaimana menindaklanjuti keberadaan pasukan NATO," kata juru bicara Merkel, Steffan Seibert. Seibert menambahkan kedua pemimpin negara berkomitmen untuk menghentikan kerja sama dalam kebijakan mereka terhadap Afganistan.

Pasukan keamanan Afganistan siap berjuang

Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengatakan pada hari Rabu (14/04) bahwa dia juga telah berbicara dengan Biden tentang rencana penarikan itu.

"Republik Islam Afganistan menghormati keputusan AS dan kami akan bekerja dengan mitra AS kami untuk memastikan transisi yang mulus," kata Ghani melalui Twitter. "Pasukan keamanan dan pertahanan yang dibanggakan Afganistan sepenuhnya mampu membela rakyat dan negaranya."

Sebelumnya, AS menginvasi Afganistan pada tahun 2001 setelah serangan 9/11 oleh organisasi teroris al-Qaeda, di mana negara anggota NATO lainnya juga mengerahkan pasukan militernya ke negara Asia Selatan tersebut.

rap/gtp (AP, dpa)