Suu Kyi Sempat Hentikan Kampanye di Mandalay
3 Maret 2012Merasa pusing, pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi yang juga adalah penerima penghargaan Nobel perdamaian menghentikan pidato kampanyenya partai Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD) di hadapan sekitar 100.000 pendukungnya yang berkumpul di Mandalay, Myanmar hari Sabtu (3/3). Setelah istirahat sebentar, politisi usia 65 tahun itu kembali ke podium untuk berbicara kepada massa terbesar sejak kampanye digelar di kota kedua terbesar di Myanmar itu.
Suu Kyi kemudian melanjutkan pidatonya yang berlangsung secara keseluruhan sekitar 15 menit. Setelah itu ia kembali ke hotel tempatnya menginap untuk beristirahat. Demikian diungkapkan asistennya Nge Nge yang juga merangkap sebagai dokter pribadi. "Ia sekarang sudah baik. Ia kini beristirahat," tambah Nge Nge.
Dokter lainnya yang juga mendampingi Suu Kyi, Tin Myo Win mengatakan kepada AFP, Suu Kyi baru-baru ini terkena flu. Sejumlah anggota NLD mengatakan, Aung San Suu Kyi merasa cape karena kampanye yang melelahkan dan sempat muntah beberapa kali, sebelum kembali tampil ke podium.
Suu Kyi imbau untuk lanjutkan dukungan bagi NLD
Dengan jadwal yang cukup ketat, ikon internasional Suu Kyi direncanakan tampil di berbagai panggung kampanye di berbagai pelosok daerah menjelang pemilu parlemen susulan tanggal 1 April mendatang. Selain itu ia juga dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan berbagai tokoh internasional di kota asalnya, Yangon.
Hari Sabtu (3/3) Suu Kyi terbang dari Yangon ke Mandalay. Kepada massa ia mengatakan :"Saya datang ke Mandalay untuk meminta bantuan" untuk memilih partai NLD dalam pemilu. Jika berhasil, ini adalah peluang pertama baginya untuk duduk di parlemen. Selanjutnya Suu Kyi mengatakan bahwa NLD dan pendukungnya telah mengalami berbagai kesulitan, namun dengan dukungan rakyat selama lebih dari 20 tahun, kesulitan-kesulitan itu dapat diatasi. Ia lalu mengimbau untuk melanjutkan dukungan dan tetap percaya kepada NLD.
Meskipun oposisi tidak akan dapat membahayakan mayoritas yang berkuasa saat ini, atau bahkan seandainya mereka dapat meraih ke-48 kursi yang diperebutkan April mendatang, pemilu susulan ini dianggap sebagai ujicoba bagi pemerintah Myanmar yang berkomitmen melakukan reformasi.
Jalan yang sulit menuju demokrasi
Di Mandalay Suu Kyi mengatakan kepada pendukungnya: "Jalan masa depan kita akan benar-benar sulit dan demokrasi bukanlah sesuatu yang gampang untuk segera ditingkatkan." Partainya NLD menang telak dalam pemilu tahun 1990 saat Suu Kyi sendiri harus menjalani tahanan rumah. Junta Myanmar yang berkuasa saat itu menghalangi NLD untuk berkuasa, sementara San Suu Kyi menghabiskan hampir dua dasawarsa di dalam tahanan.
Pada pemilu berikutnya tahun 2010 aliansi politik militer meraup kemenangan, namun kemenangan itu dibayangi oleh tudingan manipulasi dan kecurangan serta tidak hadirnya Suu Kyi yang masih terkena tahanan rumah dan baru dibebaskan dua hari kemudian.
Keputusan Aung San Suu Kyi untuk mengikuti pemilu parlemen susulan April depan dinilai sebagai petanda yang jelas bahwa ia mungkin punya peluang yang mengejutkan untuk mengambil alih kekuasaan di Myanmar. Maret 2010 junta militer yang berkuasa puluhan tahun di negeri itu, menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil yang dipimpin Presiden Thein Sein, seorang jenderal purnawirawan. Thein Sein telah membuat berbagai kejutan bagi para pengamat melalui reformasi yang dilaksanakannya.
Christa Saloh-Foerster (dapd, afpe, afpd)