1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suu Kyi Yakin Partainya Menang

9 November 2015

Komisi pemilu Myanmar belum mengumumkan hasil resmi, tapi partai Suu Kyi NLD mengatakan berdasarkan perhitungan sementara mereka telah meraih sekitar 70 persen suara.

Myanmar Wahlen
Foto: Reuters/J. Silva

Partai oposisi Myanmar, National League for Democracy (NLD), membutuhkan 67 persen kursi parlemen yang ada untuk bisa meraih suara mayoritas. Ini akan cukup untuk memastikan keunggukan dari USDP dan sekutu militernya - yang sejak awal dijamin 25 persen kursi berdasarkan konstitusi untuk memastikan mereka tetap memiliki pengaruh besar di pemerintahan mendatang.

Sebelumnya, kantor berita Reuters melaporkan pernyataan mengaku kalah dari partai Union Solidarity and Development Party (USDP). Htay Oo dikutip mengatakan "Kami kalah!" Tapi laporan tersebut kemudian dibantah oleh USDP.

Akun twitter harian Myanmar Times menulis, Htay Oo hanya menyatakan: "Kami kehilangan lebih banyak kursi dari memenangkannya." Dan bukan mengenai kekalahan partainya dalam pemilu.

Bagaimanapun hasil akhirnya, pemilu kali ini tidak akan mewujudkan Myanmar yang demokratis sepenuhnya. Selain hak 25 persen kursi di parlemen untuk pihak militer, konstitusi negara ini juga melarang sosok seperti Suu Kyi untuk bisa menjadi presiden.

Sorakan pendukung Aung San Suu KyiFoto: picture-alliance/AP Photo/K. Maung Win

Pasal yang ditulis ulang tersebut, melarang siapa pun dengan pasangan asing atau anak dari pasangan asing untuk menjabat sebagai presiden atau wakil presiden Myanmar. Kedua anak laki-laki Suu Kyi berwarga negara Inggris, sama seperti mendiang suaminya.

Namun, Suu Kyi telah mengatakan, jika partainya menang ia tetap akan berperan sebagai pemimpin negara Myanmar. Posisinya akan "lebih tinggi dari jabatan presiden."

.

Pihak militer dijamin akan memperoleh posisi kementerian penting. Selain itu, konstitusi juga memberi militer hak untuk mengambil alih pemerintahan dari kondisi tertentu. Perekonomian juga masih di tangan militer berkat kepemilikan perusahaan induk.

vlz/yf (rtr, afp, twitter)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait