Swedia Dorong Penggunaan Energi Nuklir
6 Februari 2009Hampir 30 tahun lamanya Swedia melarang pembangunan reaktor nuklir baru. Rakyat Swedia sendiri yang menginginkan demikian, melalui sebuah referendum yang digelar tahun 1980.
Namun pada saat seperti ini, negara yang terletak di timur Skandinavia itu tidak lagi terlihat serius berpisah dengan energi nuklir, yang bagaimanapun juga menutupi separuh kebutuhan energi Swedia.
Pun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keamanan reaktor belakangan terus meningkat, meski kerusakan teknis kerap bermunculan. Pada akhirnya pemerintah Swedia mencabut larangan tersebut.
Dan dengan langkah itu, begitu tandas Perdana Menteri Fredrik Reinfeldt, pemerintahannya telah menemukan jawaban atas pertanyaan yang telah berumur 30 tahun. "Di sebuah dunia, yang membutuhkan pionir politik, Swedia dapat menjadi contoh," tandasnya.
Puji-pujian terhadap pemerintahan sendiri seperti itu memang jarang terdengar. Tapi tidak cuma Eropa dan masyarakat internasional saja yang diuntungkan oleh kebijakan energi pemerintahan Reinfeldt. Swedia pun menikmati efek positifnya.
"Dengan kebijakan ini kita dapat menawarkan prespektif jangka panjang kepada para investor karena adanya keamanan pasokan energi. Dan dengannya pula kita dapat berpisah dari Emisi Co2 yang merusak lingkungan," ungkapnya.
Pembangunan reaktor-reaktor baru di Swedia direncanakan akan didanai oleh sektor privat, tanpa mengikutsertakan pajak masyarakat. Standar keamanan di reaktor juga ditingkatkan setelah sebelumnya terjadi beberapa kali kerusakan teknis. Selain itu reaktor-reaktor baru akan menggantikan pembangkit lama di Forsmark, Oskarshamn dan Ringhals.
Sebelumnya ketua umum Partai Tengah Maud Olofsson yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan, harus menjajakan perubahan garis politik energinya. Hal itu menjadi lebih sulit lantaran Olofsson pada saat kampanye menolak pembangunan reaktor baru. Apalagi dalam masalah ini, Partai Tengah pimpinannya terbelah ke dalam dua kubu.
Namun kebijakan pembangunan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan menjadi kompromi yang kembali menyatukan partai."Tentu saja ini adalah hari yang bersejarah buat partai kita. Saya yakin, hari ini pemerintah telah mengambil langkah pertama ke arah masyarakat dengan energi terbarukan. Saya juga ikut mengambil keputusan ini untuk anak cucu saya," ujarnya.
Ketiga partai oposisi, yakni Sosialdemokrat, Partai Hijaum dan Partai Kiri memiliki pandangan berbeda. Jika Partai Sosialdemokrat masih terbelah soal energi nuklir, lain halnya dengan partai Hijau dan Kiri yang terang-terangan menolak.
"Apa yang dijajakan oleh pemerintah adalah konsep yang sudah ketinggalan zaman. Ini merupakan kebijakan yang salah kaprah, apalagi jika merujuk pada perlindungan iklim," tandas Lars Ohly, Ketua Umum Partai Kiri.
Soal perlindungan iklim, pemerintah Swedia kamis lalu menetapkan tenggat waktu sampai tahun 2030 bagi industri otomotif untuk tidak lagi memproduki mobil yang masih berbahan bakar minyak. (rzn)